Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lola Amaria mengatakan film Pesantren yang didistribusikan perusahaan miliknya Lola Amaria Production, tidak semata-mata mencari untung. "Semoga menjadi barokah," kata dia, saat pers screening di XX Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin1 Agustus 2022. Jawaban itu mengundang tepuk tangan yang hadir di studio 2 gedung bioskop saat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Itu dikatakan Lola Amaria, saat menjawab pertanyaan media, pada tanggal tayang di bioskop 4 Agustus 2022 nanti bersamaan dengan rilis film Pengabdi Setan 2. "Kita tahu bahwa film dokumenter seperti film Pesantren ini, sangat khusus peminatnya," ujarnya. Ia mengatakan keinginanya bisa tayang di 100-an layar bioskop XXI seluruh Tanah Air, tapi hanya diberikan 30 layar, dan 10 layar di kitaran Jabotabek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lola menceritakan kesediaannya mendistribusikan film Pesantren ini sejak melihat proses editing di Jerman pada 2018. Menurut aktris, produser dan sutradara tersebut, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, bahkan disebut tak kurang memiliki 25 ribu pesantren perlu mendapat ruang untuk menceritakan pesantren yang hidup di Tanah Air sejak lama.
“Karena terkesan tertutup, banyak stigma negatif yang dilekatkan padanya, padahal sebenarnya apa yang kita tahu tentang institusi pendidikan tertua di Indonesia ini?” katanya. Ia juga mengaku miris, jika muncul anggapan bahwa pesantren menjadi sarang atau sekolah teroris. Lola mengatakan bahwa isu yang dibawa film Pesantren yang dibuat sejak 2015 ini sangat penting untuk Indonesia saat ini. Karena itulah, ia mendistribusikan film ini di jaringan bioskop komersil.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (tiga dari kanan), Sekretaris Umum PP Muhammdiyah Abdul Mu'ti (dua dari kanan), Shalahuddin Siregar sutradara dan produser film Pesantren (paling kiri) dan Lola Amaria dari Lola Amaria Production (paling kanan) bersama para pemain film yang diproduksi sejak 2015 dan tayang 4 Agustus 2022. Peluncuran di XX Epicentrum Jakarta Selatan, Senin 1 Agustus 2022. Foto dok. Lola Amaria Production
Lola mengatakan, film Pesantren ini awalnya dirilis pada 2019 dan dipertontonkan secara langsung di Amsterdam, Belanda dalam ajang International Documentary Festival Amsterdam. “Saya membawa keliling film ini di 10 pesantren,” kata dia. Film dokumenter karya sutradara Shalahudin Siregar ini rencananya akan tayang 2020, tapi karena pandemi jadi mundur dari rencana . “Dan, baru tayang ke bioskop 4 Agustus mendatang dengan layar terbatas," kata dia. Diakui oleh Lola Amaria dirinya memang melihat cerita dalam film ini sangat nyata dengan kehidupan para santri. Oleh karena itu dirinya berusaha untuk agara film ini bisa disaksikan banyak orang.
"Saya sebenarnya melihat utuh film ini 2018 dan dikerjakan dengan editor orang Jerman dengan proses pengerjaan yang panjang. Saya saat itu bilang kalau film ini harus naik sebagai perspektif bahwa pesantren dan Islam itu berkembang dengan sangat baik," ujarnya.
Saat pers screening film ini turut menyaksikan antara lain Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Sekretaris Umum PP Muhammdiyah Abdul Mu’ti serta budayawan Mudji Sutrisno serta para pelakon di film itu termasuk Nyai Hj. Masriyah Amva pengasuh Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy Ciwaringin Cirebon yang menjadi lokasi pembuatan film ini, serta puluhan awak media.
Sutradara Shalahudin Siregar dan kru film pun hadir. Ini penantian panjang buat mereka akhirnya film dokumenter ini dapat tayang di bioskop, dan bersaing layar dengan film komersial lainnya.
Lola Amaria tak banyak berharap pada penjualan tiket dari film Pesantren ini. "Saya belajar ilmu barokah dari film ini. Karena itu saya tidak berharap tentang pendapatan dari penjualan tiket, tapi barokahnya. meski sedikit yang nonton tapi kalau berdampak besar, itu barokah," kata dia.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.