Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Bumi Kaya Lestari bersama Lola Amaria Production akan mengadakan roadshow pemutaran film berjudul Pesantren. Pemutaran film yang didukung oleh PT. Telkom Indonesia itu direncanakan berlangsung selama bulan Ramadan 2022 di sebanyak 10 pesantren di Pulau Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesepuluh pondok pesantren yang akan dikunjungi sebagai berikut.
- Pesantren Al-Islamy Kebon Jambu Ciwaringin, Cirebon
- Pesantren PDF & Ma’had Aly Walindo Pekalongan
- Pesantren Al Mas’Udiyyah Bandungan Semarang
- Pesantren Darussalam Bergas, Semarang
- Pesantren Aisyiyah Boarding School Batununggal, Bandung
- Pesantren Amanah, Sambongjaya, Tasikmalaya
- Pesantren Attajdi, Singaparna, Tasikmalaya
- Pesantren Al Furqon Singaparna, Tasikmalaya
- Pesantren Al Furqon, Cibiuk, Garut
- Pesantren Syamsul Ulum, Bandung
Sebagai kegiatan film keliling untuk pesantren, film yang disutradarai oleh Shalahuddin Siregar itu bertujuan sebagai bagian sistem pembelajaran santri. Selain itu, pemutaran film juga untuk menggali potensi kreatif di kalangan santri, dan memperkuat pandangan pesantren sebagai tempat tumbuhnya nilai keislaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penayangan kali ini bukan pertama kalinya, penayangan perdana untuk publik yaitu pada acara IDFA (International Documentary Film Festival) di Amsterdam pada November 2019. Melalui festival film dokumenter terbesar di dunia itu, film Pesantren disambut antusias dengan penjualan tiket yang laris manis untuk pemutaran yang pertama.
Tentang Film Pesantren
Film Pesantren menceritakan tentang dua orang guru dengan dua santrinya. Berbeda dengan pesantren pada umumnya, pesantren yang digambarkan berlokasi di Pesantren Kebon Jambu, Cirebon dengan 1800 orang santri ini diasuh oleh seorang perempuan bernama Ibu Nyai Masriyah Amva.
Melalui pengajarannya, sosok Ibu Nyai mempraktekkan ajaran agama dengan pendekatan yang santai dan damai. Penonton akan disuguhkan dengan hal-hal yang sering dipertentangkan, seperti keberagaman, hak asasi manusia, kepemimpinan perempuan, dan masih banyak lagi.
Juru Program IDFA Sarah Dawson menyebut film Pesantren mampu membawa pelajaran yang berharga. “Kita bisa belajar banyak dari guru-guru maupun pelajar dalam film ini, apapun kepercayaan atau identitas kita. Buat saya sendiri, film ini membuat saya merasa lebih punya harapan tentang dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PBNU Savic Ali mengaku takjun dengan sisi positif yang tersirat dalam cerita yang dibawakan film. “Film ini berhasil menjungkirbalikkan stgma negatif yang melekat pada pesantren,” kata dia.
Shalahudin Siregar, Sutradara dan produser film mengatakan alasannya membuat film adalah lantaran merasa terganggu dengan stigma negatif yang diberikan kepada pesantren sebagai tempat kolot dan tempat teroris diajarkan.
Sehingga, ia berupaya membuat film tersebut supaya masyarakat lebih mengenal lebih dalam mengenai kehidupan di dalam pesantren sehari-hari.
Jangan khawatir tidak bisa menyaksikan film Pesantren. Film ini akan tayang di bioskop XXI untuk umum mulai 26 Mei 2022 mendatang.
RISMA DAMAYANTI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.