Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Bila Singa Kota Masuk Belantara

Apa jadinya jika "raja rimba" yang biasa dimanja di kebun binatang masuk ke hutan?

11 Juli 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Madagascar
Sutradara:
Eric Darnell
Skenario: Eric Darnell, Tom McGrath
Pemain (dubber): Ben Stiller, Chris Rock, David Schimmer, Jada Pinkett Smith
Produksi: DreamWorks Animation (2005)

Marty, zebra penghuni kebun binatang Central Park, New York, punya rutinitas lezat. Setiap hari dia selalu berlari di treadmill sembari menatap lukisan hutan belantara yang terpampang di tembok kebun binatang. Sambil berolahraga, Marty (Chris Rock) berkhayal tentang hidup di alam bebas, bertualang dan hidup rukun bersama Alex (Ben Stiller), seekor singa, sahabatnya di kebun binatang. Marty juga selalu menceritakan dengan gaya sok tahu, betapa hebat hidup di alam liar—yang sebenarnya belum pernah ia alami itu—ketika malam menyergap New York.

Penghuni lain Central Park adalah Melman (David Schimmer) si jerapah dan Gloria (Jada Pinkett Smith) si kuda nil, serta empat ekor penguin. Binatang-binatang itu hidup seperti selebriti: mengunyah potongan-potongan daging untuk Alex, buah-buahan ter-baik serta vitamin untuk teman-teman yang lain. Sambutan kagum para penonton kepada empat sekawan—ter-utama Alex—mengakibatkan mereka terbiasa menjadi pusat perhatian.

Suatu hari, Marty memergoki pe-nguin menggali terowongan, berjalan melarikan diri dari kebun binatang. Marty, yang ingin melihat-lihat kota, keluar dari terowongan tersebut. Tapi Alex, Melman, dan Gloria mengira Marty hilang. Mereka bertiga pun mencari Marty di keramaian New York setelah Gloria menjebol tembok kebun binatang. Akhirnya mereka menemukan Marty di stasiun kota, New York.

Alih-alih diterima penduduk kota—di luar lingkungan kebun binatang—mereka malah ditembak dengan peluru bius, diangkut kapal menuju Afrika. Tapi, di tengah pelayaran, kawanan penguin memukul kapten kapal hingga pingsan, yang mengakibatkan kapal tak terkendali. Kotak-kotak kayu pengangkut Alex, Marty, Melman, dan Gloria tercebur ke laut. Kemudian mereka terhampar di sebuah pulau tropis, Madagaskar. Celaka!

Petualangan dimulai. Alex baru menyadari jatidirinya sebagai binatang pemakan daging. Sedangkan Marty, Melman, dan Gloria tidak paham mengapa Alex bertingkah aneh—dua kali Alex menggigit pantat Marty karena dikira daging makanannya di kebun binatang. Keempat binatang kota besar itu belajar mengenal identitas masing-masing di Madagaskar. Alex pun akhirnya menikmati makan ikan laut, yang menurut dia berasa lebih enak ketimbang daging. Mereka pun sadar bahwa mereka tidak benar-benar cocok dengan kehidupan di hutan.

Film animasi komedi Madagascar ini adalah produksi DreamWorks yang menggunakan teknologi komputer tercanggih. Teknik animasi Madagascar memungkinkan pemunculan gambar tiga dimensi yang sangat hidup karena animasi yang dihasilkan mampu melahirkan efek tarik-ulur yang fleksibel (squash dan stretch). Animasi Madagascar dinilai lebih ekspresif ketimbang pendahulunya, Shrek, Shrek II, dan Shark Tale.

Kecanggihan eksekusi animasi Madagascar, yang ditulis Eric Darnell dan Tom McGrath, membuat penonton dewasa film ini tidak merasa terlalu tua untuk menikmati film kartun. Dengan jalan cerita kontemporer, Madagascar menjadi sebuah film animasi yang menyajikan depresi, pertengkaran, ketakutan dengan gaya humor.

Sementara film Shrek masih terasa kental dengan sosok jagoan dan pahlawan, film Madagascar mengutamakan sisi manusiawi. Di dalam film Madagascar tidak ada jagoan, melainkan yang sok jagoan.

Madagascar adalah tontonan semua umur. Bagi penonton dewasa, film ini juga sarat pelajaran hidup. Ucapan dan pengalaman para binatang kota yang pertama kali bersentuhan dengan kehidupan alam itu tidak hanya menjadi sebuah peristiwa jenaka, tetapi se-kaligus bahan perenungan.

Bina Bektiati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus