Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Rohaniwan yang juga pengajar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Baskara T. Wardaya menulis buku bertajuk Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan. Buku terbitan Galangpress, Yogyakarta itu diperkenalkan kepada khalayak sembari diiringi diskusi ringan bersama sejumlah pegiat komunitas pada Selasa petang, 26 September 2023 di Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baskara T. Wardaya yang akrab disapa Romo Baskara menuturkan, buku itu lahir dari catatan refleksi rangkaian pengalamannya mengajar, meneliti, dan berkunjung ke berbagai belahan dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Secara khusus penulisan buku ini terpantik pengalaman sepanjang tahun 2022 lalu, saat saya mengajar matakuliah sejarah di Marquette University, Kota Milwaukee, Amerika Serikat," kata Baskara.
Sekilas tentang Isi Buku Awan Merah
Dalam buku itu Baskara antara lain mengajak pembaca menilik ulang kisah para pelaut awal yang menghuni pulau-pulau di Asia Tenggara Maritim. Seperti Christopher Columbus saat menyeberangi Samudra Atlantik dan menemukan tanah baru. Juga para penjelajah Eropa yang berlomba menemukan dan menguasai rempah-rempah di Kepulauan Banda. Atau kisah Miguel Lopez de Legazpi yang ingin balas mencuri Kepulauan Filipina dari tangan Portugis.
Di bagian lain, pembaca juga diajak menyelami lagi kisah Elijah Stone Estes, sang petualang dari Carolina Utara. Ada pula kisah Chief Red Cloud alias Awan Merah yang merupakan seorang Kepala Suku Indian, pendamba sistem pendidikan formal.
Perjuangan Jerry Lemelson yang memiliki ratusan hak paten atas hasil penemuannya pun tak ketinggalan diceritakan ulang dalam buku ini.
Refleksi untuk Pembaca
Dari kisah para tokoh 'menaklukkan' dunia itu, Baskara ujungnya mengajak para pembaca merefleksikan kembali betapa sentralnya posisi Kepulauan Nusantara dalam dunia niaga pada masa pra-kolonial Asia Tenggara.
Misalnya, pembaca diajak merefleksikan kisah perjuangan Cyrus Habib. "Meskipun menyandang disabilitas, Habib tetap mampu mencapai prestasi tinggi, dari prestasi di bidang politik hingga prestasi mendaki gunung tertinggi di Benua Afrika," kata Baskara.
Sementara itu dari kisah Paus Fransiskus yang berjudul Laudato Si pembaca diajak berpartisipasi dalam memelihara dan menjaga planet bumi yang adalah rumah bersama. "Dari buku ini, saya ingin mengajak pembaca belajar tentang sejarah bukan hanya soal perang dan kelompok elit namun dari awam, dari kesehariannya," kata Baskara.
Baskara pun turut menceritakan kisahnya. Ketika bertemu seseorang bernama Hildred Walker yang tampak begitu sederhana dalam keseharian. Ternyata ia adalah orang yang berhasil menghitung jarak bumi ke bulan, kemudian menjadi catatan sejarah dunia. "Hildred Walker yang menemukan hitungan jarak bumi ke bulan, ternyata sosok yang amat sederhana, hidup susah saat kecil, tapi berhasil mengatasi kesulitannya dan berbuat sesuatu yang berguna untuk kemanusiaan," kata dia.
Kekayaan atas paten temuan Hildred Walker itu, kata.Baskara, ternyata juga bukan untuk dirinya sendiri. Melainkan disalurkan untuk membuat program program pelatihan bagi anak anak muda untuk menjadi ilmuwan.
PRIBADI WICAKSONO