Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Cerita Anak Penyair Chairil Anwar di Balik Sajak

Puisi berjudul "Cintaku Jauh di Pulau" mengambil banyak inspirasi dari Dien Tamaaela, salah satu perempuan yang pernah dekat dengan Chairil Anwar.

27 Juli 2022 | 07.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Evawani Alissa Chairi Anwar, putri semata wayang penyair Chairil Anwar, saat membacakan puisi "Cintaku Jauh di Pulau" di acara Konser Puisi Seratus Tahun Chairil Anwar di Gramedia Matraman, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2022. (Pramodana)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Evawani Alissa Chairi Anwar, putri semata wayang penyair Chairil Anwar, membacakan puisi Cintaku Jauh di Pulau di acara Konser Puisi Seratus Tahun Chairil Anwar di Gramedia Matraman, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2022. Menurut dia, puisi yang diciptakan ayahnya tersebut mengambil banyak inspirasi dari sosok Dien Tamaaela, salah satu perempuan yang pernah dekat dengan ayahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menduga namanya barang kali datang dari kekaguman ayahnya terhadap sosok perempuan asal Indonesia timur tersebut. Nama Evawani, kata dia, sangat bercita rasa ketimuran. "Ibu saya menyarankan saya untuk mengubahnya," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kata pengantar buku Aku Ini Binatang Jalang, nama Evawani mengandung pengharapan sang ayah saat ia masih berada di kandungan. Harapan itu sebagaimana arti namanya, yakni seorang perempuan pemberani bernama Eva. "Suatu saat saya akan cerdas seperti Chairil dan ulet sepeti ibu saya," tulisnya.

Evawani mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan para seniman yang sudah turut berpartisipasi mendukung dan mengingat Chairil Anwar sampai sekarang. Ia pun berharap karya-karya ayahnya dapat menginspirasi anak muda Indonesia hingga masa yang tak terbatas.

Senada dengan itu, Mirna Yulistiani, editor senior Gramedia Pustaka Utama, meyakini penyair muda saat ini memiliki semangat dan api yang sama dengan Chairil. Karena itu, penting baginya untuk terus mengkaji sajak-sajaknya dan melihat ulang strategi kebahasaan yang dilakukan Chairil sehingga mampu mendobrak zaman.

Dalam acara puncak yang mengakhiri rangkaian Konser Puisi Seratus Tahun Chairil Anwar, harapan Evawani terwujud dalam pembacaan puisi dari para penulis Indonesia serta penampilan band indie Efek Rumah Kaca. Ratusan penonton yang didominasi kalangan muda pun turut antusias menyaksikan.

PRAMODANA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus