Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Chris Martin Sebut Album ke-12 Coldplay Bakal Jadi yang Terakhir: Kualitas Musik Kami Sangat Tinggi

Frontman Coldplay, Chris Martin, sebut album band-nya tidak akan lebih dari 12. Karena musiknya sangat tinggi, tidak bisa sembarangan lagu masuk album

3 Oktober 2024 | 11.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Chris Martin, vokalis Coldplay, mengungkapkan bahwa album ke-12 band ini akan menjadi yang terakhir. Dalam wawancaranya dengan Zane Lowe di Apple Music, Martin menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil untuk menjaga warisan band tetap berkualitas tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Coldplay baru saja merilis album ke-10 mereka, Moon Music, pada 4 Oktober 2024, dan masih merencanakan dua album lagi sebelum mereka berhenti membuat album baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Karena lebih sedikit itu lebih baik. Dan bagi sebagian kritikus kami, lebih sedikit itu malah lebih baik! Sangat penting bagi kami untuk memiliki batasan itu,” kata Martin, dikutip dari CNA Lifestyle.

Keputusan untuk membatasi produksi album ini juga didorong oleh keinginan untuk menjaga standar kualitas. Menurut Martin, kualitas musik Coldplay saat ini sangat tinggi. Untuk sebuah lagu bisa masuk ke dalam album, itu hampir tidak mungkin, dan itu bagus.

Dia juga mengakui bahwa proses pembuatan album sebagai band memerlukan banyak waktu dan usaha, sehingga ia ingin memberi ruang lebih bagi rekan-rekannya, Guy Berryman, Jonny Buckland, dan Will Champion, untuk menjalani kehidupan mereka di luar Coldplay.

Pencapaian Coldplay

Coldplay telah menorehkan banyak pencapaian selama karier mereka yang panjang. Band ini pertama kali mendapatkan perhatian dunia dengan single Yellow dari album debut mereka, Parachutes (2000).

Sejak itu, mereka telah merilis banyak hits global seperti Clocks, Fix You, dan Viva La Vida. Album-album mereka kerap merajai tangga lagu internasional, dan band ini diakui sebagai salah satu grup rock terbesar di dunia.

Chris Martin menyebut bahwa setelah album terakhir mereka, Coldplay mungkin akan terlibat dalam proyek-proyek sampingan atau merilis kompilasi lagu-lagu yang belum sempat diselesaikan. Namun, keputusan ini tidak berarti bahwa mereka akan berhenti berkarya sepenuhnya.

"Masih akan ada sesuatu setelah itu, mungkin proyek berbeda atau sesuatu yang belum selesai," ujarnya.

Martin juga menekankan bahwa Coldplay tidak ingin berakhir seperti band yang terus mengeluarkan album tanpa tujuan, dan dengan membatasi jumlah album, mereka berharap bisa meninggalkan kesan yang mendalam dan konsisten.

Tur Coldplay

Walaupun Coldplay berencana untuk tidak lagi membuat album setelah album ke-12, Martin menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan tur.

“Itu tidak berarti kami tidak akan tur. Hanya berarti cerita utama sudah selesai,” jelas Martin kepada NME.

Dalam tur-tur terakhir mereka, Coldplay telah dikenal dengan pertunjukan yang megah dan interaktif, yang selalu menarik ribuan penggemar dari seluruh dunia.

Martin juga berbicara tentang kemungkinan melakukan konser yang lebih kecil di masa depan, dengan format yang lebih intim dan eksperimental. Dia membandingkan idenya dengan proyek Liam Gallagher yang menghidupkan kembali album Definitely Maybe dari Oasis.

Coldplay mungkin akan melakukan sesuatu yang serupa dengan mengingat dan merayakan karya-karya awal mereka, namun dengan pendekatan yang berbeda.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus