Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Dua Raksasa di Tanah Aborigin

Selama tiga hari, dua boneka raksasa ciptaan kelompok teater asal Prancis, Royal de Luxe, turun di jalanan Perth. Jutaan penonton diperkirakan mengikutinya.

2 Maret 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERLAHAN mata Gadis Kecil itu mengerjap, lalu terbuka lebar. Pukul 10.00 lebih sedikit, matahari sudah lumayan tinggi. Tanpa awan, udara pagi musim panas di Langley Park, Perth, Australia Barat, Ahad pekan ketiga Februari itu terasa gerah.

Setelah menggerakkan kepala sebentar, Gadis Kecil lalu bangun dari pangkuan Penyelam, yang lebih dulu terjaga. Suara musik etnik berirama rancak mengalun keras dari atas truk tak jauh dari situ. Melangkah sebentar, dia tiba-tiba melompat dan mulai menari.

Ratusan ribu warga Perth dan turis yang memadati taman di tepian Sungai Swan itu mendadak sontak bertepuk tangan riuh. "Ini pertunjukan seumur hidup," kata Ryan Zaknich, pemilik perusahaan pemandu wisata Two Feet & A Heartbeat Walking Tour di Perth, yang pagi itu menemani Tempo di sana.

Gadis Kecil (The Little Girl) tidaklah semungil namanya. Ukurannya empat-lima kali lebih besar daripada gadis kecil biasa. Dia memiliki tinggi 5,5 meter dan berat 800 kilogram. Berat gaun hijau yang ia kenakan pagi itu saja sekitar 30 kilogram. Penyelam (The Deep Sea-Diver) bahkan lebih besar lagi. Tingginya mencapai 11 meter, dengan berat sekitar 3 ton. Dia mengenakan sepatu ukuran 237.

Mereka disebut The Giants, boneka raksasa ciptaan Royal de Luxe, kelompok seni asal Prancis. Keduanya bergantung pada tali-temali besi pada sejenis mobile crane-alat berat pengangkut. Mobil ini yang membawa mereka "berjalan". Setiap bagian tubuh mereka yang bisa bergerak dihubungkan dengan tali-tali yang ujungnya dipegang puluhan "liliput".

Para "liliput" membuat kedua wayang seolah-olah hidup. Mereka melompat, bergantung, berlari, bertukar tempat, serta menarik dan mengendurkan tali. Gerakan mereka teratur, berirama, dipandu instruksi-instruksi yang diteriakkan oleh pemimpin tim dalam bahasa Prancis.

Pertunjukan The Giants merupakan bagian dari atraksi pembuka Perth International Art Festival (PIAF), yang berlangsung selama sebulan, 13 Februari-7 Maret 2015. Ahad itu hari terakhir aksi Gadis Kecil dan Penyelam di Perth setelah menyusuri jalanan utama di ibu kota Australia Barat tersebut sejak Jumat.

Setelah berjoget, Gadis Kecil dan Penyelam mengikuti upacara penghormatan bagi tentara Australia dan Selandia Baru (Anzac) yang gugur dalam perang di Semenanjung Gallipoli, Turki, April 1915-Januari 1916. Penghormatan bagi para pahlawan Anzac berlangsung khidmat, dipimpin Perdana Menteri Australia Barat Colin Barnett.

Setelah itu, keduanya memutari Langley Park menuju dermaga kecil di Sungai Swan tak jauh dari situ. Disaksikan ratusan ribu pasang mata, mereka dinaikkan ke atas tongkang dan dibawa menjauh, meninggalkan Perth.

***

DIMULAI sejak 1953, Perth International Art Festival merupakan festival seni tahunan tertua dan terpanjang di Australia. Perhelatan ini mula-mula digagas oleh The University of Western Australia. Selain festival seni yang menampilkan seni panggung, musik, dan film, ada Writer Festival, yang mendatangkan penulis-penulis terbaik dunia.

Bukan cuma Royal de Luxe yang diundang. Tahun ini PIAF juga menampilkan Madama Butterfly. Opera karya Giacomo Puccini ini bercerita tentang kisah cinta seorang gadis Jepang dan tentara Amerika Serikat. Sutradaranya Anthony Minghella, pengarah peran yang sukses melalui film The English Patient dan The Talented Mr. Ripley. Lalu ada The Rabbits, produksi bersama Barking Gecko Theatre Company dan Opera Australia, yang menampilkan vokalis papan atas Australia, Kate Miller-Heidke.

Panggung musik PIAF di antaranya mendatangkan penyanyi Sinead O'Connor, Rufus Wainwright, kelompok musik Spoon, Perfume Genius, dan London Grammar.

Khusus untuk membawa The Giants ke Perth, panitia mengeluarkan biaya hingga Aus$ 5,4 juta (sekitar Rp 55 miliar). "Berjalan bersama Giants memungkinkan kami melihat kota kami melalui mata seorang anak," ujar Jonathan Holloway, Direktur Seni PIAF.

***

THE Giants meneguhkan posisi Royal de Luxe sebagai teater jalanan kelas dunia. Kelompok ini didirikan oleh Jean-Luc Courcoult pada 1979 bersama Didier Gallot-Lavallee dan Veronique Loeve. Mulanya mereka cuma sekelompok kecil aktor, aktris, teknisi, pemain akrobat, dan pandai besi yang mengamen di taman dan jalanan Kota Aix-en-Provence, Prancis.

Wayang orang raksasa mula-mula muncul dalam atraksi mereka pada 1993, dengan tema The Giant Fallen from the Sky. Butuh dua tahun untuk membuat Penyelam, wayang raksasa itu. Tahun itu mereka mentas di lima kota di Prancis: Calais, Nimes, Nantes, Bayonne, dan Le Havre. Tak ada cerita, penonton dibiarkan dan menunggu apa saja yang akan terjadi.

"Mungkin karena buku pertama yang saya miliki adalah Pinokio," kata Courcoult dalam konferensi pers menjelang pementasan di Perth. Dia juga mengaku, ketika berusia 8 tahun, ia suka membaca cerita-cerita Jules Verne yang menonjolkan relasi antara sejarah, petualangan, dan kehebatan mesin. Meski demikian, dia tidak yakin betul dari mana datang inspirasi untuk membuat The Giants.

Tahun berikutnya, hanya di Le Havre, mereka mementaskan The Giant Fallen from the Sky: Final Saga. Pentas ini bercerita tentang Penyelam yang kembali ke kotanya setelah lelah berkelana, membuat rakit dan membiarkan arus membawanya pergi.

Sejak itu, Royal de Luxe membawa The Giants ke berbagai kota. Pentas mereka disaksikan ratusan ribu hingga jutaan orang. Belakangan, mereka membuat Little Black Giant, Giraffe, Baby Giraffe, dan terakhir Grandmother. Gadis Kecil tampil pertama kali di Santiago, Cile, delapan tahun lalu. Dalam atraksi yang ditonton sekitar 1 juta orang itu, ia diceritakan menangkap seekor badak.

"Kami mencintai Gadis Kecil, seolah-olah ia benar-benar hidup. Lebih dari cinta kepada sebuah mesin," ucap Courcoult, yang menulis sendiri seluruh cerita The Giants.

Menurut Courcoult, suatu hari dua tahun lalu, Direktur Seni Jonathan Holloway meneleponnya, menginginkan sang raksasa bisa berjalan-jalan di Perth. "Jean-Luc, bisakah Anda mengunjungi kami sejenak?" Setelah permintaan itu, Courcoult beberapa pekan mondar-mandir Perth; Fremantle, kota pelabuhan dekat Perth; dan Albany, sekitar 409 kilometer di tenggara Perth, untuk menggali cerita. Dia yakin setiap kebudayaan memiliki mitos tentang raksasa, termasuk masyarakat Aborigin.

Selama menggali bahan, Courcoult bertemu dengan para tetua Aborigin di kawasan Noongar dan seniman lokal. Ia juga berkunjung ke museum-museum untuk membaca buku-buku setempat. Salah satu inspirasinya adalah buku Lighthouse Girl karya penulis Albany, Dianne Wolfer. Buku ini bercerita tentang anak perempuan penjaga mercusuar di Pulau Breaksea, Selandia Baru, yang rajin menggunakan lampu pengawas untuk mengirim pesan kepada tentara yang dikirim berperang selama Perang Dunia I.

Hasilnya adalah cerita perjalanan The Giants yang dibalut dalam tema The Incredible and Phenomenal Journey of the Giants to the Streets of Perth. Gadis Kecil dikisahkan tersesat di sebuah perkampungan Aborigin di wilayah Noongar, tempat kelompok penduduk asli berdiam di Australia Barat. Tinggal di sana, ia menyaksikan berbagai perubahan terjadi di benua tersebut.

Suatu hari seorang bocah laki-laki membawakan dia buku penuh gambar. Gadis Kecil lalu membacakan buku itu, yang ternyata bercerita tentang perang di Semenanjung Gallipoli. Sedih mendengar cerita yang dibacakan, bocah itu memaksa ayahnya mengirim Gadis Kecil pulang ke keluarganya. Para Aborigin lalu menggali kapal yang lama tertimbun di kampung mereka dan mengirim Gadis Kecil pergi. Mula-mula dia ke Minang Boodja (Albany), lalu menuju Whadjuk Boodja (Perth), mencari Penyelam.

Selain membawa boneka Gadis Kecil dan Penyelam, untuk pertunjukan ini Royal de Luxe membawa sembilan kontainer besar berisi berbagai perlengkapan dan 90 orang awak ke Perth. Courcoult mengatakan, untuk menjaga aspek kejutan, selama dua minggu mereka berlatih secara sembunyi-sembunyi.

Musik The Giants ditangani Michael Augier, pendiri kelompok musik Les Balayeurs ud De'sert dan Los Bombons yang bergabung dengan Royal de Luxe sejak 1983. Selama di Perth, Augier dibantu musikus lokal Thomas Darnal dari kelompok La Mano Negra, yang memainkan didgeridoo, "trompet" tradisional kaum Aborigin.

Lebih dari sejuta orang diperkirakan memadati jalan-jalan utama Perth ketika kedua raksasa itu saling mencari. Pada hari pertama, Gadis Kecil menyusuri tepian Sungai Swan, berbelok ke Barrack Street, Hay Street, Hill Street, lalu beristirahat di Wellington Square. Di sini ia membacakan cerita untuk anak-anak, lalu menuju Langley Park untuk tidur.

Pada hari kedua, Penyelam-yang hari sebelumnya tidur di depan stasiun kereta Perth-terjaga dan mulai mencari Gadis Kecil. Dari Wellington Street, ia menuju Hill Street dan berhenti di Wellington Square. Tapi Gadis Kecil tak singgah di Wellington Square hari itu. Dia pun kembali mencari. Kabar baiknya, mereka akhirnya bertemu di Langley Park. Malam sebelum meninggalkan Perth itu, di kala seisi kota merayakan Valentine Day, Gadis Kecil meringkuk dalam pelukan Penyelam, yang tidur sambil duduk di atas kontainer tua. Dengkuran dua raksasa itu terdengar hingga jauh.

Philipus Parera (perth)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus