Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Ekspedisi ke Gunung Sunyi

Bagian pertama prekuel The Lord of the Rings dengan jalan cerita yang lebih ringan dan selipan bumbu komedi.

23 Desember 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

THE HOBBIT: AN UNEXPECTED JOURNEY
Sutradara: Peter Jackson
Skenario: Peter Jackson, Guillermo del Toro, Fran Walsh, dan Philippa Boyens
Pemain: Martin Freeman, Ian McKellen, Richard Armitage, Graham McTavish, Ken Stott, Aidan Turner, Dean O’Gorman, Mark Hadlow, Jed Brophy, Adam Brown, John Callen, Peter Hambleton, Andy Serkis

Erebor, negeri di bawah Gunung Sunyi (Lonely Mountain) dengan gelimangan keping emas. Di sanalah para kurcaci (dwarf) hidup dalam kedamaian dan kemakmuran. Namun semua itu lenyap setelah Smaug, seekor naga buas, meluluh-lantakkan Erebor, membinasakan pemimpinnya, Raja Thror, dan memaksa para kurcaci hidup berkelana.

Namun Thorin Oakensheild (Richard Armitage), cucu sang raja yang berhasil bertahan hidup, tak tinggal diam. Bersama 12 kurcaci temannya dan dibantu penyihir Gandalf, dia bertekad merebut kembali tanah leluhurnya. Tapi, bagi Gandalf, 13 kurcaci tidaklah cukup kuat. Dengan cerdik dia memaksa Bilbo Baggins, seorang hobbit dari pegunungan Shire, ikut dalam misi mereka. Berbekal peta yang menunjukkan pintu rahasia ke Gunung Sunyi, mereka bertualang menelusuri daerah-daerah liar dan berbahaya.

Penggemar kisah epik trilogi The Lord of the Rings pasti kenal betul siapa Bilbo Baggins. Dialah yang mewariskan sebuah cincin emas magis ke Frodo Baggins, keponakannya. Begitu pula dengan Gandalf, yang kembali diperankan Ian McKellen. Setelah delapan tahun lewat, sutradara Peter Jackson menyuguhkan kisah yang melatari penemuan cincin itu. Juga asal-muasal Bilbo sebagai seorang hobbit petualang pemberani lewat film terbarunya, The Hobbit: An Unexpected Journey.

The Hobbit dibuat berdasarkan novel yang ditulis penulis Inggris, J.R.R. Tolkien. Novel yang diterbitkan pertama kalinya pada 1937 itu merupakan novel pendahulu (prekuel) dari trilogi The Lord of the Rings, yang juga ditulis oleh Tolkien. Seperti diketahui, ketika difilmkan, trilogi tersebut—The Fellowship of the Ring (2001), The Two Towers (2002), dan The Return of the King (2003)—sukses merajai tangga box office. Tak hanya meraup pemasukan tinggi (sekitar US$ 3 miliar), trilogi ini juga diganjar sederet penghargaan bergengsi. Seri terakhirnya, yakni The Return of the King, misalnya, tak hanya terpilih sebagai film terbaik dalam perhelatan Academy Awards yang ke-76 pada 2004, tapi juga membuat Jackson mendapat gelar Sutradara Terbaik.

Dan Jackson tampaknya ingin mengembalikan kejayaan dongeng klasik dunia Middle Earth alias Dunia Tengah yang tersohor itu. Didukung deretan pemain yang sama—Elijah Woods, Ian McKellen, Cate Blanchett, Orlando Bloom, Christopher Lee, dan Andy Serkis—The Hobbit menjadi pelengkap rangkaian kisah yang sudah tersaji dalam trilogi sebelumnya. Bagi penonton, kehadiran pemain-pemain lama ini membuat jalinan cerita antara The Lord of the Rings dan The Hobbit menjadi lebih utuh.

Jackson memilih pesta ulang tahun di rumah Baggins sebagai pembuka cerita sekaligus sebagai benang merah penyambung antara The Hobbit dan The Lord of the Rings. Ketika sang keponakan Frodo (Elijah Woods), sibuk menyebarkan undangan, ingatan Bilbo justru melayang pada masa 60 tahun silam, ketika pertama kalinya dia bertemu dengan Gandalf dan 13 kurcaci dari Erebor itu.

Pertemuan yang membawanya pada petualangan tak terlupakan itu dia goreskan pada lembar demi lembar buku harian. Selanjutnya, petualangan Bilbo muda (diperankan Martin Freeman) menuju Gunung Sunyi pun dimulai. Tanpa jeda, mereka menghadapi aneka jenis musuh yang datang silih berganti, dari manusia gunung raksasa Troll, gerombolan serigala raksasa Warg, sekawanan makhluk kerdil jahat Goblin, hingga makhluk keji bernama Azog.

Seperti The Lord of the Rings, The Hobbit juga disuguhkan dalam tiga bagian atau trilogi, yaitu An Unexpected Journey, The Desolation of Smaug, dan There and Back Again, yang bakal ditayangkan pada akhir 2013 dan 2014. Entah apa alasannya, mengingat The Hobbit sebetulnya hanya bersumber pada satu jilid novel. Walhasil, cerita mengalir agak lambat. Bahkan pada beberapa adegan,­ terutama bagian-bagian awal, terasa dipanjang-panjangkan. Pada perjumpaan Bilbo dengan 13 kurcaci, misalnya, Jackson memberi porsi lumayan panjang pada tiap karakter. Jackson juga memberi porsi lebih pada pertemuan Bilbo dengan Gollum. Pertemuan itu menjadi titik awal ikatan Bilbo dengan cincin yang menjadi sumber petaka dalam The Lord of the Rings.

Berbeda dengan tiga film pendahulunya, The Hobbits: An Unexpected Journey muncul dengan jalan cerita yang lebih ringan dengan selipan humor di antara adegan-ade­gan menegangkan. Dengan teknologi rekam 48 fps (gambar per detik), film berdurasi 169 menit ini begitu memanjakan dari segi visual. Gambar yang dihasilkan lebih jernih dan jelas daripada tampilan film pada umumnya yang menggunakan teknologi rekam 24 fps. Terutama bila menonton versi tiga dimensi di layar Imax. Keindahan alam wilayah Wellington, Selandia Baru, yang menjadi lokasi pengambilan gambar, terekam sempurna. Jackson berhasil memuaskan imajinasi para pembaca novel The Hobbit tentang keindahan Erebor, hijaunya padang rumput Shire, dan kemegahan Rivendell (rumah para peri) dengan belasan air terjun yang menawan.

Meskipun begitu, teknologi ini bukan tanpa kekurangan. Tak hanya memaksa mata beradaptasi—sedikit terasa pusing—ketajaman gambar yang dihasilkan teknologi rekam 48 fps itu terkadang membuat karakter hasil olahan teknik komputer (computer generated imagery), terutama yang bergerak cepat, seperti burung elang yang beterbangan, kelihatan kurang natural.

Nunuy Nurhayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus