Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Empat penjuru semanggi

Jembatan semanggi di jakarta dirombak. dengan nama: "jalan simpang susun semanggi" dikerjakan oleh kontraktor pelaksana pt hutama karya-jaya konstruksi, dengan dana rp 8 milyar ditambah 750 juta yen.

24 September 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JEMBATAN Semanggi tak terpisahkan dengan Jakarta. Semanggi adalah nama dari suku tumbuhan Marseliaceae yang bisa dijadikan lalapan. Nama gulma yang hidup sepanjang tahun di Jawa ini lalu dipinjam untuk nama jembatan yang dirancang dan dibangun Ir. Sutami itu. Sudah seperempat abad lebih Jembatan Semanggi berdiri, hingga dibanggakan sebagai salah satu "cap lain" di tengah jantung ibu kota republik. Jembatan ini pada awalnya sebagai proyek prestise, terutama sewaktu menyambut tamu Asian Games 1962. Mulai dibangun pada 1961, jembatan ini diharapkan memperlancar arus lalu lintas ke empat arah dikawasan selatan Jakarta. Tapi dengan semakin mekarnya penduduk dan kendaraan, beban Semanggi tambah bengkak. Setiap hari jembatan tersebut dilindasi 623.000 kendaraan. Data Bina Marga sejak 1984 menunjukkan bahwa dalam setahun meningkat hingga 12,5%. Bahkan yang dipikul jembatan beton pratekan pertama di Indonesia itu dua kali lipat untuk arah Semanggi -- Taman Ria-Senayan dan Semanggi--Kuningan. "Seluruh lalu lintas dari selatan ke utara dan sebaliknya, juga dari barat dan timur, melintasi Semanggi. Kini jembatan ini sudah berada di titik pusat kota Jakarta," kata Ir. Mohammad Pandu Tontro, Pimpinan Proyek Jalan Layang Semanggi, kepada Teguh P. dari TEMPO. Maka, tak ada pilihan lain. Perombakan besar-besaran terpaksa dilakukan. Dengan tetap mempertahankan bentuk dasarnya, sejak November silam mulai dibangun Jalan Simpang Susun Semanggi (JSSS). Pembangunan fisik jembatan dikerjakan Januari lalu, dandiharapkan rampung dalam tempo 18 bulan. Pelebaran JSSS dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Hutama Karya-Jaya Konstruksi. Dana yang disandang tak kurang dari 8 milyar rupiah -- plus 750 juta yen untuk konstruksinya dan untuk penurunan jalan di bawah jembatan. Burhan Piliang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus