Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
The Bourne Legacy
Sutradara: Tony Gilroy
Skenario: Tony Gilroy, Dan Gilroy
Terinspirasi dari seri Bourne, novel karya Robert Ludlum
Pemain: Jeremy Renner, Rachel Weisz, Edward Norton, Joan Allen, David Strathairn, Albert Finney
Sebuah pondok kayu yang berdiri di tanah Alaska yang diselimuti salju itu tiba-tiba saja meledak. Potongan kayu melayang; potongan tubuh, kaki, dan darah yang kemudian membasahi salju seperti gincu merah di atas pupur putih itu tak penting lagi bagi Aaron Cross. Agen intelijen khusus ciptaan program Outcome itu—nama operasi rahasia Departemen Pertahanan Amerika—mencium rangkaian keanehan sejak dia diterjunkan ke kawasan salju tersebut. Dia tidak hanya diuji ketangguhannya, tapi sesungguhnya dia tengah diburu untuk “dihapus" dari muka bumi ini sekalian dengan semua ilmuwan dan agen yang telanjur terlibat dalam program Outcome.
Diperankan aktor Jeremy Renner, yang namanya melejit karena penampilannya dalam film pemenang Academy Award 2009, Hurt Locker (Kathryn Bigelow, 2008), tokoh Aaron Cross tak pernah dimaksudkan untuk menggantikan Jason Bourne (Matt Damon) yang sudah melekat di benak penggemarnya. Sesudah tiga serial ÂBourne yang masing-masing disutradarai oleh Doug Liman (untuk yang pertama) dan selanjutnya oleh Paul Greengrass, kini sekuel keempat dari seri Bourne—yang sama sekali tidak melibatkan aktor Matt Damon kecuali foto dan namanya yang disebut berulang-ulang—tampil dengan sebuah dunia baru, sosok baru, persoalan baru, dan tokoh baru.
Aaron Cross, sebagai salah satu super-agen yang menjadi kelinci percobaan, diinjeksi obat-obatan untuk menumbuhkan kekuatan fisik dan mentalnya. Tapi pada saat di tengah ledakan pondok di tengah Alaska itulah Aaron menyadari bahwa ia dan agen lain menjadi buruan. Dengan melepas chip di dalam tubuhnya dan mengumpannya kepada para serigala, untuk sementara Aaron aman. Para serigala terbunuh, sementara Aaron menghilang mencari tahu siapa sesungguhnya yang berusaha menghilangkan dia dan seluruh tim Outcome.
Satu-satunya "warisan" Jason ÂBourne yang terasa dalam film ini, selain foto dan beberapa guratan grafiti nama Bourne pada beberapa titik persembunyian Aaron Cross, adalah film ini penuh dengan kejar-mengejar antara institusi resmi dan agen intelijen yang hendak mereka bunuh. Perburuan terhadap Aaron Cross, yang ditemani Dr Marta Shearing (Rachel Weisz), yang meloncat hingga ke Manila, Filipina—demi mencari pabrik tempat pembuatan obat—itu sebetulnya berlangsung seru, cepat, dan penuh aksi laga Aaron versus siapa pun yang ditugasi mengejarnya.
Meski serial Bourne versi Doug Liman dan Paul Greengrass mementingkan laga dan acara kejar-mengejar—karena Jason Bourne lupa akan identitas dirinya—trilogi Bourne itu selalu berhasil memasukkan drama dan psikologi Jason. Karakterisasi sosok yang diciptakan novelis Robert Ludlum tak hanya ditampilkan sebagai agen yang sibuk berlari, berkelahi, menyamar, dan kejar-mengejar dengan mobil, tapi juga sebagai seorang lelaki yang terus-menerus mencari tahu siapa dirinya. Di antara berisiknya adegan laga itu, kita tetap mendapatkan rasa sunyi seorang Jason Bourne.
Pada tokoh Aaron Cross, yang sebetulnya diberikan kepada aktor watak luar biasa yang tengah melejit namanya ini, kita menemukan seorang super-agen yang kuat, berotot (karena dipompa obat), dan baik hati. Sutradara Tony Gilroy sebelumnya menampilkan Michael Clayton, sebuah film drama dunia hukum yang sama sekali tidak heboh dan lebih membangun ketegangan pengadilan serta intrik kotor di sekelilingnya. Seandainya karakter Aaron Cross lebih dijelajahi di antara riuh rendah perburuannya itu, mungkin paruh kedua film ini tak akan menjadi terlalu monoton.
Meski The Bourne Legacy—tentu saja—meraih box-office, menggunakan aktor seperti Jeremy Renner dan sutradara Tony Gilroy menjadi sia-sia untuk film yang dibuat berdasarkan skenario yang bermasalah ini.
Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo