Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PPFI, Deddy Mizwar menuturkan harapan terkait dukungan dan peran aktif seluruh pihak yang berhubungan dengan industri film untuk menyukseskan keikutsertaan Indonesia di Piala Oscar. Selain untuk membawa pulang Piala Oscar, kontribusi ini juga meletakkan film Indonesia dalam peta film dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendaftaran film untuk melaju ke Piala Oscar akan dimulai pada 3-31 Agustus 2023. Kemudian, jadwal seleksi oleh Komite akan dilaksanakan pada September 2023.
Merujuk Antaranews, film Indonesia telah mengikuti ajang Piala Oscar sejak 1987, tetapi belum berhasil memboyong piala bergengsi itu. Lantas, apa saja film Indonesia yang pernah berlaga di Piala Oscar?
Nagabonar (1987)
Nagabonar adalah film komedi situasi yang mengambil latar peristiwa perang kemerdekaan Indonesia ketika melawan kedatangan pasukan Kerajaan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia di daerah Sumatra Utara. Setelah beberapa perlawanan yang sengit, Naga Bonar (Deddy Mizwar) dititahkan dari markas untuk mundur karena perundingan dengan Belanda ingin dilaksanakan, seperti tertulis dalam p2k.stekom.ac.id.
Surat dari Praha (2016)
Surat dari Praha merupakan film romansa anak manusia dengan latar sejarah dan politik yang gelap. Film ini ingin menghangatkan hati penonton dengan sebuah kesetiaan. Film ini menceritakan tentang Laras (Julie Estelle) yang diamanatkan oleh mendiang ibunya, Sulastri (Widyawati) untuk mengembalikan kotak dan selembar surat kepada pria paruh baya bernama Jaya (Tio Pakusadewo) di Praha, Republik Ceko. Namun, Jaya berkeras tidak mau menerima kotak itu. Suasana dalam film ini akan membawa penonton masuk ke kehidupan para tokoh yang dilanda kesepian.
Turah (2017)
Turah adalah film drama Indonesia berbahasa Jawa Tegal yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat Kampung Tirang di Kota Tegal mengalami isolasi selama bertahun-tahun. Isolasi tersebut memunculkan berbagai permasalahan di kampung setempat. Masyarakat Kampung Tirang diselimuti pesimisme dan perasaan takut yang tinggi. Kendati demikian, masih ada sebuah optimisme dan harapan di sana untuk lepas dari kehidupan tanpa daya hadir agar tidak lagi menjadi manusia kalah yang menjadi kepingan.
Kucumbu Tubuh Indahku (2019)
Mengacu Tempo.co, film ini mengangkat tema gender karena menurut sang Sutradara, Garin Nugroho, tema maskulin dan feminin jarang sekali diangkat. Padahal, tema gender menyatu di kesenian. Film ini mengangkat kisah kehidupan Rianto, seorang penari lengger yang mengalami banyak trauma di tubuhnya. Film tersebut menceritakan tiga babak kehidupan seorang pria bernama Arjuno yang diperankan oleh Raditya Evandra, Muhammad Khan, dan Rianto.
Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Film ini mengisahkan tentang Maya (Tara Basro), gadis sebatang kara yang berusaha bertarung dalam kerasnya kehidupan kota. Ia berteman dengan Dini (Marissa Anita) yang bersama-sama merintis toko busana dan membutuhkan modal. Lalu, keduanya mengejar harta warisan milik keluarga Maya di Desa Harjosari. Namun, lingkungan di desa tersebut sangat aneh dan setiap hari semakin mencekam.
Yuni (2021)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film Yuni besutan sutradara Kamila Andini terpilih mewakili Indonesia di ajang Piala Oscar 2022. Film dengan pemeran utama Arawinda Kirana itu bertarung untuk kategori The International Feature Film Award. Kabar baik ini diumumkan oleh Komite Seleksi Oscar Indonesia atau The Indonesian Oscar Selection Committe pada Jumat, 15 Oktober 2021.
Film ini mengangkat isu kolot patriarki, religi, perempuan, dunia kerja, serta isu pendidikan. Yuni, seorang gadis remaja cerdas yang punya impian besar untuk berkuliah. Ia menolak lamaran 2 pria. Penolakan Yuni mendatangkan gosip soal mitos yang mana bila perempuan menolak 3 lamaran, maka ia tak akan pernah menikah. Lamaran ketiga datang, di situlah Yuni merasakan tekanan luar biasa. Ia bimbang, harus memercayai mitos atau tetap mengejar impiannya.
Ngeri-Ngeri Sedap (2022)
Film Indonesia yang pernah berlaga di Piala Oscar 2023 ini menceritakan tentang pasangan suami istri Pak Domu (Arswendy Beningswara) dan Mak Domu (Tika Panggabean) yang tinggal bersama salah satu anak mereka, Sarma (Gita Bhebhita) di Sumatra Utara. Mereka ingin agar anak-anak mereka yang telah lama merantau, yaitu Domu (Boris Bokir), Gabe (Lolox), dan Sahat (Indra Jegel) pulang ke kampung halaman, tetapi ketiganya menolak. Demi mendapat perhatian dan kepulangan anak-anak mereka, Pak Domu dan Mak Domu berpura-pura akan bercerai.
Pilihan Editor: Ngeri-ngeri Sedap ke Oscar 2023, Sutradara Harap Adat Batak Makin Dikenal Dunia