Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Keluarga Besar mengikuti kisah Pak Wahyu yang bekerja sebagai tukang servis alat elektronik di toko sewaan, merasa stres akibat istri dan kedua anaknya yang terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Isu mengenai Bu Wiwik, istrinya yang disebut penipu, Agung yang terlibat dalam ilmu hitam, dan Ati yang hamil di luar nikah mulai menyebar luas di lingkungan rusun tempat tinggal mereka. Sebagai kepala keluarga, Pak Wahyu berusaha untuk menyatukan kembali keluarganya agar saling mencintai dan mendukung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film ini dibintangi oleh Mo Sidik, Maya Wulan, dan Abi Kartubi. Keluarga Besar akan tayang mulai Jumat, 28 Maret 2025 di Klik Film.
Keluarga Besar Angkat Isu Keluarga Dibalut Komedi
Film Keluarga Besar mengangkat isu tentang komunikasi dalam keluarga. Namun sutradara Ario Rubbik mengemas film ini secara komedi. Ario Rubbik mengungkapkan film bergenre komedi ini mengisahkan cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. "Saya ingin menghadirkan cerita yang dekat dengan keseharian kita, di mana kekeluargaan dan humor berjalan beriringan," ungkapnya dalam konferensi pers pada Senin, 17 Maret 2025.
Ario juga menceritakan inspirasinya untuk film ini. “Awalnya ide ini muncul saat kami membayangkan bagaimana jika ada satu keluarga berbadan besar tinggal di rusun. Dari situ, kami kembangkan menjadi film Keluarga Besar," ujarnya. Ia juga menjelaskan isu yang diangkat berangkat dari kegelisahaannya dan beberapa teman lainnya, tentang komunikasi keluarga.
Hal Menarik Film Keluarga Besar
Lokasi syuting film Keluarga Besar benar-benar dilakukan di rumah susun di wilayah Cakung, Jakarta Timur. Ini kemudian menjadi salah satu tantangan dalam proses produksi. "Kesulitan pasti ada, apalagi syuting di rusun dengan empat lantai. Tapi, kami terbantu dengan penata artistik yang luar biasa, Eza Tampubolon, yang mampu memaksimalkan elemen-elemen yang ada," ungkap Ario Rubbik.
Ario juga menambahkan bahwa tantangan lainnya adalah kondisi fisik para pemain terutama yang berbadan besar. Mereka harus terus-menerus naik turun tangga. Meskipun begitu, mereka tetap menunjukkan semangat yang tinggi. Sutradara film mengungkapkan bahwa awalnya mereka mempertimbangkan untuk menggunakan studio, namun setelah berdiskusi dengan produser, mereka menyadari bahwa biayanya jauh lebih mahal. Selain itu, mereka juga ingin mendapatkan nuansa kehidupan rusun yang lebih autentik. Ario mengungkapkan dari kesulitan yang mereka alami justru timbul ide-ide kreatif. Ia juga memuji semua orang yang terlibat dalam proses produksi film ini.
Karakter yang Menarik
Film Keluarga Besar memperkenalkan berbagai karakter yang unik dan bervariasi. Seperti Mo Sidik sebagai Pak Wahyu, seorang kepala keluarga dari kalangan menengah ke bawah yang harus menghadapi tekanan dari anak dan istrinya. Abi Kartubi berperan sebagai Agung yang memiliki sifat playboy. Namun sifat tersebut ternyata menyimpan makna di baliknya.
Walaupun film ini bergenre komedi, mereka tidak ingin terjebak dalam humor yang berbau "body shaming". Sebagai gantinya, mereka memilih untuk menampilkan komedi yang muncul dari situasi-situasi yang terjadi akibat interaksi antar karakter dan kehidupan sehari-hari di rusun. Mo Sidik juga meyakinkan kalau film ini akan menghibur penonton saat menikmati libur Lebaran. "Berperan dalam Keluarga Besar adalah pengalaman yang menyenangkan. Saya yakin penonton akan terhibur dengan cerita dan karakter-karakternya," ucapnya.
SOFWA NAJLA TSABITA SUNANTO
Pilihan Editor: Doa-doa di Atas Kepala, Drama Religi tentang Hubungan Manusia dengan Tuhan