Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Grown Up Digital
Penulis: Don Tapscott
Penerbit: Gramedia
Edisi: I, 2013
Tebal: xxii + 521 halaman
Pada suatu hari, di tempat kerja, mereka mengambil semua alat kami, seperti Facebook, Pandora, Bebo, dan NPR," kata Steve Ressler. Anak muda 27 tahun itu lalu mengeluhkan betapa kemudian pekerjaan menjadi lambat, dingin, dan membosankan.
Ressler mewakili salah satu karakter Generasi Internet, mereka yang lahir antara 1977 dan 20 tahun kemudian. Mereka berharap bisa mengambil jeda di saat bekerja untuk bermain Assassin's Creed atau memperbarui status Facebook. Bagi Gen Net, garis batas antara bekerja dan bermain telah baur—ketika unsur bermain dihilangkan, bekerja menjadi pengalaman tak menyenangkan.
Gen Net memang berbeda dengan generasi pendahulunya, baik Baby Boomers (lahir 1946-1964) maupun Generasi X (1965-1976). Bila Anda terlahir sebagai bagian dari dua generasi itu, terbiasa berbelanja online dan memakai laptop untuk menyelesaikan pekerjaan, jangan keburu merasa hebat. Gen Net jauh lebih piawai.
Don Tapscott menunjukkan perbedaan mendasar di antara generasi itu: Gen Net memakai teknologi hampir secara naluriah. Mereka memakai smartphone terbaru tanpa membuka buku panduan seperti generasi sebelumnya. Tatkala Baby Boomers dan Gen X berusaha mencari keseimbangan antara kerja di kantor dan kehidupan keluarga, Gen Net memadukan bekerja, bermain, berinteraksi sosial, dan hidup di rumah jadi satu.
Mereka berpaling kepada Internet untuk berkomunikasi—lebih suka membuka Twitter ketimbang menelepon—buat melakukan banyak hal. Bagi mereka, teknologi tak ubahnya udara. Mereka tak mampu membayangkan hidup tanpa teknologi.
Ketika bayi terakhir Gen Net lahir pada 1997, Google, Facebook, Twitter, BlackBerry, dan YouTube belum lagi ada. Di kurun yang sama, Baby Boomers dan Gen X masih menonton video musik hanya di televisi dan mengirim pesan melalui pager—yang dipajang di ikat pinggang agar tampak gaya. Gen Net tumbuh dan menjadi hidup bersama semua itu, di sebuah dunia yang serba cepat dan interaktif.
Kajian Tapscott penting tak lain karena generasi ini tengah membanjiri tempat kerja, bahkan setiap ceruk kehidupan masyarakat. Di Amerika Serikat saja, 81 juta orang lahir sebagai Gen Net dan mereka membentuk 27 persen dari populasi. Generasi Baby Boomers terdiri atas 77 juta orang dan mencakup 23 persen dari populasi. Di Indonesia, mereka yang berusia 15-30 tahun mencapai 60 juta atau sekitar 28 persen dari total penduduk—sebuah kekuatan sekaligus pasar yang amat besar.
Berbeda dengan persepsi negatif bahwa Gen Net antisosial, Tapscott justru menunjukkan mereka peduli lingkungan. Mereka sangat memperhatikan isu keadilan serta persoalan masyarakat dan secara tipikal terlibat dalam aktivitas warga di sekolah, di tempat kerja, atau di komunitas mereka. Jumlah anak muda yang menjadi relawan terus meningkat.
Tapscott merasa optimistis terhadap masa depan generasi ini. Sebagai generasi global, kata Tapscott, Gen Net lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih toleran terhadap keberagaman dibandingkan dengan pendahulu mereka. Ditopang oleh proyek riset bernilai US$ 4 juta, karya ini melanjutkan peneluÂsuran yang ia tuangkan dalam buku terdahulu, Growing Up Digital: The Rise of the Net Generation (1997).
Hasil survei, wawancara, dan studi etnografi di 12 negara menjadi basis Tapscott untuk membangun argumentasi terhadap Gen Net. Sayangnya, ia tak memasukkan Indonesia di antara 12 negara yang diriset (Amerika, Kanada, Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Meksiko, Brasil, Rusia, Cina, Jepang, dan India). Waktu itu (2007), pengguna Internet di Indonesia sekitar 25 juta.
Sebagai generasi yang tumbuh bersama Internet dan media sosial, Gen Net membentuk nilai-nilai baru. Mereka menghargai kebebasan, menginginkan kustomisasi, mewaspadai setiap hal, membangun relasi dan kolaborasi, menjunjung integritas institusi dan korporasi, ingin bersenang-senang saat bersekolah dan bekerja, percaya bahwa kecepatan hal yang normal, serta menganggap inovasi sebagai fakta kehidupan. Mereka memandang kehidupan secara berbeda.
Tapscott menyimpulkan, secara keseluruhan, Internet baik bagi mereka dan akan baik bagi kita. Mereka membentuk kembali setiap institusi kehidupan modern, dari tempat kerja, pasar, dunia politik, hingga keluarga. "Otoritas bukan lagi sepenuhnya milik orang tua," tulis Tapscott. Keuntungan Gent Net, seperti kata John Palfrey dan Urs Gasser dalam Born Digital (2008), mereka tak perlu belajar ulang (relearn) mengenai segala sesuatu seperti generasi sebelum mereka.
Akses kontinu terhadap komputer dan Internet telah mengubah cara bertindak mereka. Pengaruh mereka terhadap dunia bisnis telah nyata. Dibandingkan dengan berbagai bentuk promosi, penilaian atas suatu produk oleh sesama teman Facebook akan lebih berpengaruh terhadap pengambilan keputusan seorang Gen Net.
Mereka juga memiliki kekuatan mempengaruhi peta politik. Barack Obama memetik keuntungan dari pemahamannya terhadap Gen Net Amerika sehingga terpilih untuk masa kepresidenan kedua. Nasihat Tapscott ini mengandung kebenaran: "Jika Anda memahami Gen Net, Anda akan memahami masa depan." Dan masa depan itu ada pada saat ini.
Hanya satu kecemasan Tapscott. Gen Net telah berbuat kesalahan serius, dan kebanyakan tak menyadarinya. Mereka menyebarkan informasi pribadi ke situs-situs jaringan sosial dan tempat lain. "Mereka membahayakan kerahasiaan pribadi mereka di masa mendatang," kata Tapscott.
Dian Basuki, penulis blog Tempo.co
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo