Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Grafis Para Sarjana

Para sarjana jurusan seni grafis itb berpameran di gedung pwi bandung, tgl 8 s/d 14 agustus 1978. tujuannya ingin menyatakan bahwa seni grafis masih ada. (sn)

26 Agustus 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

60 buah grafis bergantung di Gedung PWI Bandung, 8 s/d 14 Agustus. Pendukungnya para lulusan ITB: Hariyadi Suadi, T. Sutanto, Bachtiar Sofwandi, Priyanto S, Moh. Marzuki, Setiawan, Agus Cahyono, Wagiono, Rusmadi, Ny. Chairin Hayati Yudha, Ny. Ardiani. Plus Diddo Kusdinar, Djodjo Gozali dan Kusbini Syam, yang meskipun belum lulus tapi termasuk dalam kelompok Generasi Grafis 6571. Maksudnya periode 1965-1971. Jurusan Seni Grafis memang mulai ada di ITB tahun 1965 -- dengan mahasiswa pertama Hariyadi Suadi dan T. Sutanto. Dan kemudian dipecah dua: Jurusan Disain Grafis dan Jurusan Seni Grafis. Yang pertama lebih menitikberatkan pada bidang grafis guna (applied), yang kedua pada grafis murni. Ternyata animo mahasiswa lebih banyak ke Disain Grafis -- agaknya karena menjamin masa depan. Maka Seni Grafis pun mengalami satu masa yang guram. Mungkin karena merasakan 'pukulan' dari Disain Grafis, tapi mungkin juga, menurut beberapa mahasiswa karena kurang adanya perhatian dari pengajar yang juga melemahkan semangat berkarya. Melihat perkembangan yang makin menjurus ke arah macet total, Setiawan kemudian mengambil prakarsa menghubungi alumni Seni Grafis untuk berpameran -- sekalian ingin menyatakan bahwa seni grafis masih ada. "Masyarakat Indonesia belum begitu banyak yang mengenal apa itu seni grafis," ucap drs. Setiawan, koordinator pameran. Ia menyatakan bahwa meskipun memang muda, tapi seni grafis sudah dikenal di Indonesia sejak 1946. Dedeng kotnya antara lain Mochtar Apin, Suromo, Abdul Salam dan Baharudin. Kurang populernya seni tersebut di masyarakat oleh Setiawan dipulangkan kepada kenyataan bahwa memang para sarjana seni grafis sedikit sekali yang terjun sebagai seniman grafis. Hariyadi & Sutanto Tak kurang dari 20 sarjana grafis yang sudah dicetak ITB. Dan belakangan ini mereka kelihatannya mulai repot untuk menunjukkan gigi. Seni grafis sendiri memiliki potensi yang baik untuk akrab dengan masyarakat, karena sifatnya yang dapat diperbanyak. "Seni grafis adalah ungkapan pribadi melalui media seni cetak," kata Setiawan menjelaskan. Dengan mesin cetak, setiap gambar yang dihasilkan dapat diperbanyak sampai jumlah kopi tertentu. Setiap kopi diberi nomor dan ditandatangani penciptanya. Sehingga sebuah karya mempunyai kemungkinan dimiliki banyak orang. "Seni grafis erat hubungannya dengan surat kabar, jadi perkembangannya harus kita ketahui," ujar Yayat Hendayana, wakil ketua PWI Bandung memberi komentar. Komentar ini menjelaskan mengapa PWI itu terlibat. Sementara para seniman grafis sendiri agaknya sadar bahwa mereka tidak mungkin bisa populer kalau tidak langsung menggertak. Ke-13 orang yang terlibat pameran ini, adalah mereka yang masih memiliki api untuk menegakkan seni grafis murni. Di antara mereka terdapat dedengkot yang pernah mendapat penghargaan di luar negeri. Di samping semangatnya yang harus dicatat, nama Hariyadi Suadi dan Sutanto perlu pula mendapat perhatian khusus. Kedua orang ini telah mencapai taraf di mana teknik tidak menjadi beban lagi. Dengan demikian mereka telah berekspresi dan menghasilkan karya-karya yang mantap. Tetapi mengapa pameran diselenggarakan di luar kampus -- sedang sebagian besar peserta orang-orang ITB, dan ITB juga punya galeri pameran yang baik? Setiawan secara diplomatis menjawab: "Untuk memasyarakatkan Seni Grafis." Padahal agaknya bukan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus