Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Jabar pintar goyang

Lomba paduan suara ibu-ibu tingkat nasional diselenggarakan di gelanggang mahasiswa kuningan. juara i, ii,iii: ja-bar, dki jaya, di yogyakarta. unsur kekompakan penyebab kemenangan.

19 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADUAN suara para ibu DKI Jaya yang diduga akan muncul sebagai kampiun, ternyata hanya mampu memikul kursi ke-II. Lomba Paduan Suara Ibu-Ibu Tingkat Nasional yang berlangsung di Gelanggang Mahasiswa Kuningan itu (9 s/d 31 Januari) telah menobatkan kontingen Jabar sebagai jago utamanya. Sementara tempat ke-III berhasil direbut kontingen D.I. Yogyakarta. Masih ada 3 buah kursi juara harapan, yang menurut urutan kejagoannya sempat disabet oleh kontingen-kontingen: Jawa Tengah, Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan. Peserta lainnya yang datang dari Bali, Riau, Bengkulu, Jambi, Jatim, Kalteng, Kaltim, terpaksa pulang kandang dengan menarik nafas. Tiap kontingen yang terdiri dari 30-32 ibu, telah diwajibkan mengangkat 2 buah lagu wajib: Tuhan punya Bimbo dan Topan pun Sudah Usai ciptaan N. Simanungkalit. Sesudah itu dipersilakan menyanyikan 2 lagu pilihan. Pada kesempatan inilah masing-masing kontingen menyibak khazanah daerah, dan dari rumpun ibu-ibu itu menyeruak lagu-lagu seperti Ampar-ampar Pisang, Jali-Jali, Ande-ande Lumut, Warung Pojok, Es Lilin dan sebagainya. Para juri yang diketuai A.P. Suhastjarija dengan anggota-anggota F.S. Haryadi, Soemaryo L.E., R.A. J. Soedjasmin, Binsar Sitompul, J. Purwanto, Moordiana, mengamat-amati dengan serius masing-masing grup itu dari segi suara, pembawaan lagu, tehnik dan penampilan. Maklum Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah menitipkan pesan: "Kegiatan musik di kalangan ibu-ibu merupakan sarana yang baik untuk mewujudkan kehidupan apresiasi musik di kalangan keluarga khususnya anak-anak". Apalagi ketua panitia, Sampurno, ikut pula membubuhkan kata-kata hebat: "Jika rasa indah sudah merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap anggota masyarakat, maka cita-cita agar kebutuhan materiil dan spirituil merupakan keseimbangan yang serasi, akan menjadi kenyataan". Semoga, semoga. Yang jelas, lomba-lomba macam ini bisa menunjang kehidupan penciptaan lagu-lagu non komersiil, yang saat ini kehilangan medan. Salah seorang juri mengatakan, unsur kekompakanlah yang menyebabkan Jabar menang. "Kita tidak mendengar suara perorangan sebagaimana yang terdapat pada peserta lain", ucapnya. Penilaian ini agak berbeda dengan pendapat awam yang hadir dalam pertarungan, yang sempat bersuit-suit tatkala menyaksikan sang dirijen tampil dengan meliuk-liuk. "Jabar hanya pintar goyang". komentar mereka. Para juri sendiri segera menyatakan bahwa semua penampilan kontingen baik dan tertib. Dengan demikian tidak ada soal lagi. Dengan angka 20321,5, Jabar boleh pegang piala bergilir dari Ny. Tien Suharto yang dihasratkan untuk diperebutkan setiap tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus