PADUAN suara para ibu DKI Jaya yang diduga akan muncul sebagai
kampiun, ternyata hanya mampu memikul kursi ke-II. Lomba Paduan
Suara Ibu-Ibu Tingkat Nasional yang berlangsung di Gelanggang
Mahasiswa Kuningan itu (9 s/d 31 Januari) telah menobatkan
kontingen Jabar sebagai jago utamanya. Sementara tempat ke-III
berhasil direbut kontingen D.I. Yogyakarta. Masih ada 3 buah
kursi juara harapan, yang menurut urutan kejagoannya sempat
disabet oleh kontingen-kontingen: Jawa Tengah, Kalimantan
Selatan dan Sumatera Selatan. Peserta lainnya yang datang dari
Bali, Riau, Bengkulu, Jambi, Jatim, Kalteng, Kaltim, terpaksa
pulang kandang dengan menarik nafas.
Tiap kontingen yang terdiri dari 30-32 ibu, telah diwajibkan
mengangkat 2 buah lagu wajib: Tuhan punya Bimbo dan Topan pun
Sudah Usai ciptaan N. Simanungkalit. Sesudah itu dipersilakan
menyanyikan 2 lagu pilihan. Pada kesempatan inilah masing-masing
kontingen menyibak khazanah daerah, dan dari rumpun ibu-ibu itu
menyeruak lagu-lagu seperti Ampar-ampar Pisang, Jali-Jali,
Ande-ande Lumut, Warung Pojok, Es Lilin dan sebagainya. Para
juri yang diketuai A.P. Suhastjarija dengan anggota-anggota F.S.
Haryadi, Soemaryo L.E., R.A. J. Soedjasmin, Binsar Sitompul, J.
Purwanto, Moordiana, mengamat-amati dengan serius masing-masing
grup itu dari segi suara, pembawaan lagu, tehnik dan penampilan.
Maklum Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah menitipkan pesan:
"Kegiatan musik di kalangan ibu-ibu merupakan sarana yang baik
untuk mewujudkan kehidupan apresiasi musik di kalangan keluarga
khususnya anak-anak". Apalagi ketua panitia, Sampurno, ikut pula
membubuhkan kata-kata hebat: "Jika rasa indah sudah merupakan
kebutuhan mutlak bagi setiap anggota masyarakat, maka cita-cita
agar kebutuhan materiil dan spirituil merupakan keseimbangan
yang serasi, akan menjadi kenyataan". Semoga, semoga. Yang
jelas, lomba-lomba macam ini bisa menunjang kehidupan penciptaan
lagu-lagu non komersiil, yang saat ini kehilangan medan.
Salah seorang juri mengatakan, unsur kekompakanlah yang
menyebabkan Jabar menang. "Kita tidak mendengar suara perorangan
sebagaimana yang terdapat pada peserta lain", ucapnya. Penilaian
ini agak berbeda dengan pendapat awam yang hadir dalam
pertarungan, yang sempat bersuit-suit tatkala menyaksikan sang
dirijen tampil dengan meliuk-liuk. "Jabar hanya pintar goyang".
komentar mereka. Para juri sendiri segera menyatakan bahwa semua
penampilan kontingen baik dan tertib. Dengan demikian tidak ada
soal lagi. Dengan angka 20321,5, Jabar boleh pegang piala
bergilir dari Ny. Tien Suharto yang dihasratkan untuk
diperebutkan setiap tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini