Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film A Man Called Ahok merupakan adaptasi dari buku yang ditulis oleh Rudi Valinka dengan judul sama. Kisah yang ditulis oleh Rudi ini sama sekali tak menyentuh ranah politik sang Gubernur DKI Jakarta ke-15, melainkan menyoroti hubungan antara Ahok dan ayahnya Tjung Kim Nam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di film ini kita melihat seperti apa orang tua mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anaknya. Ayah dari pak Ahok mengajarkan lima nilai kehidupan yakni harus berprinsip, disiplin, cinta kasih, takut kepada Tuhan dan keberanian," papar Daniel Mananta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daniel melanjutkan, film A Man Called Ahok mengajak untuk melihat seperti apa pengorbanan seorang ayah untuk anak dan keluarga. "Sehingga para penonton bisa mendapatkan nilai yang luar biasa dari film ini,” ucapnya.
Meski berulang kali menjelaskan bahwa film A Man Called Ahok ini tidak mengandung unsur politik, para bintangnya tetap mendapat serangan dari netizen. “Saya harus akui bahwa sosok pak Ahok sangat kontroversial sehingga tentu ada yang suka dan tidak suka dengan beliau. Yang bisa saya lakukan adalah mengajak orang-orang yang berkomentar negatif tentang film ini untuk menonton agar tahu bahwasanya memang tidak ada unsur politis sama sekali. Ini murni film keluarga,” ujar Denny Sumargo.