Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
How to Train Your Dragon 2
Sutradara dan Skenario: Dean DeBlois
Pemain: Jay Baruchel, Cate Blanchett
Produksi: DreamWorks Animation, Mad Hatter Entertainment
Ketika pertama kali ditayangkan di bioskop empat tahun lalu, How to Train Your Dragon sukses memikat para kritikus film. Film animasi garapan Dean DeBlois dan Chris Sanders itu bahkan disebut-sebut sebagai film animasi terbaik keluaran DreamWorks Animation. Tak cuma banjir pujian, film ini juga sukses mendulang keuntungan. How to Train Your Dragon juga melahirkan satu tokoh animasi baru: naga bernama Toothless.
Dan kini DreamWorks memutuskan membuat sekuelnya, yakni How to Train Your Dragon 2. Apakah film ini sefantastis film pertamanya? DeBlois, yang kini bekerja sendirian, paham betul bahwa penonton mengharapkan sekuel Toothless ini bisa melampaui film pertamanya. Dengan cermat, dia memperluas dan memperdalam konflik yang sudah dimunculkan di film sebelumnya dengan segala pengembangan karakter tokoh-tokohnya. Terutama sang tokoh utama, Hiccup, yang telah beranjak dewasa.
Dikisahkan Hiccup (Jay Baruchel) diminta sang ayah, Stoick (Gerard Butler), menggantikannya sebagai pemimpin bangsa Viking di Berk. Namun Hiccup, yang masih keras kepala, memilih bertualang bersama sahabat setianya, Toothless. Mereka menjelajahi daerah-daerah baru yang belum ada di peta sambil berlatih terbang solo.
DeBlois memulai sekuel film yang diangkat dari buku cerita serial karya penulis Inggris, Cressida Cowell, ini dengan latar belakang jeda waktu lima tahun berselang, yakni masa setelah bangsa Viking dan naga hidup dalam damai. Para naga hidup berdampingan dengan penduduk, bekerja dan menjaga desa. Bahkan kini setiap orang memiliki naga masing-masing sebagai tunggangan.
Dengan skenario yang solid, DeBlois mampu membangkitkan kembali ingatan penonton pada kisah yang sudah berlalu empat tahun itu. Hampir semua karakter di film kedua ini sama dengan yang pertama. Dengan struktur penceritaan yang digarap rapi, satu per satu karakter, termasuk sahabat-sahabat Hiccup, yakni Fishlegs Ingerman (Christopher Mintz-Plasse), Snotlout (Jonah Hill), si kembar Tuffnut (T.J. Miller) dan Ruffnut (Kristen Wiig), serta kekasihnya, Astrid (America Ferrera), "menyapa" penonton.
Setelah penonton kembali akrab dengan karakter-karakter tersebut, DeBlois mulai menyuguhkan materi yang lebih berat tapi tetap ramah ditonton semua usia. Sederet tokoh baru dihadirkan, termasuk Valka (Cate Blanchett), ibu kandung Hiccup yang lama hilang, dan Bludvist (Djimon Hounsou), pemimpin para pemburu naga yang pernah berkonflik dengan Stoick. Bludvist bercita-cita menaklukkan semua naga di dunia di bawah perintahnya.
How to Train Your Dragon 2 tetap meramu cerita dalam formula yang sama: menghibur tapi kaya pesan moral. Sebuah kisah petualangan yang jauh lebih seru dan kompleks dibanding film-film animasi lain. How to Train Your Dragon 2 berbicara tentang keluarga, persahabatan, tanggung jawab, kehilangan, dan kesetiaan dengan permainan emosi yang mengaduk-aduk. Ada kegembiraan, kesedihan, keceriaan, dan ketegangan. Seperti naik roller coaster, emosi penonton dipaksa naik-turun.
Tentu saja semua dikemas dalam sajian visual yang indah, tokoh-tokoh yang menggemaskan, dan cita rasa humor yang tak berlebihan dengan adegan pertempuran megah yang bisa dinikmati semua usia. Bahkan, bila How to Train Your Dragon 2 dinikmati dalam format tiga dimensi (3D), efeknya akan terasa lebih maksimal.
Di tengah gempuran film blockbuster dengan efek 3D yang digarap asal-asalan, How to Train Your Dragon 2 berhasil membuktikan bahwa teknologi 3D sesungguhnya sanggup memberi pengalaman menonton yang jauh lebih memuaskan. Semua tampilan gambar sangat jelas dengan kualitas warna dan kejernihan yang nyaris sempurna. Kita seolah-olah menyaksikan langsung bahkan berada di tengah-tengah adegan pertempuran serta ikut terbang di antara tebing dan awan bersama Toothless dan Hiccup. Pemandangan aneka rupa naga yang jumlahnya lebih banyak dibanding di film pertama pun terasa lebih kolosal.
Bisakah mengerti film ini tanpa menonton yang pertama? Bisa. Tapi minimal bacalah sinopsis filmnya. Biar Anda tertawa melihat tingkah polah anak-anak Viking saat berlomba-lomba terbang mengendarai naga, yang dulu mereka musuhi.
Nunuy Nurhayati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo