Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Karena Penjahat Juga Manusia

Film animasi perdana Universal’s Illumination Entertainment. Bersaing dengan produk-produk Pixar dan DreamWorks.

26 Juli 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Despicable Me
Skenario: Ken Daurio, Cinco Paul
Sutradara: Pierre Coffin, Chris Renaud, Sergio Pablos
Pemain: Steve Carell, Jason Segel, Russell Brand, Will Arnett, Kristen Wiig, Danny McBride, Miranda Cosgrove

Dunia gempar. Piramida Giza di Mesir yang termasyhur itu mendadak hilang. Seorang pencuri mengambilnya dan menggantinya dengan balon udara yang berwujud persis piramida aslinya. Kabar itu membuat Gru uring-uringan. Lelaki berwajah penguin ini merasa pamornya sebagai maling kelas wahid terancam. Kesuksesannya mencuri layar LED di Times Square menjadi tak berarti apa-apa. Dia makin dongkol setelah tahu pelaku pencurian piramida itu seorang pemuda bernama Vector, yang selama ini dianggap maling kelas teri.

Maka tercetuslah ide gila di kepalanya. Satu-satunya cara merebut predikat terbaik di dunia kriminal itu dia harus mencuri bulan. Dibantu tentara minion miliknya segerombol makhluk berbentuk kapsul mini berwarna kuning dengan penampilan dan tingkah laku jenaka dan asistennya, profesor jenius Nefario, Gru menyusun siasat. Mereka bakal meluncur ke bulan menggunakan roket. Supaya bulan gampang dibawa ke bumi, perkecil ukurannya hingga sebesar bola tenis.

Rencana itu hampir saja sukses ketika Gru mencuri mesin pengecil milik pemerintah. Mesin yang mampu membuat gajah menjadi sekecil tikus itu se suai dengan syarat Bank of Evil selaku penyandang dana tindakan kejahatan di dunia. Sayang, mesin itu dicuri lagi oleh Vector. Mati-matian Gru berusaha merebut kembali, tapi selalu gagal lantaran markas Vektor dilengkapi sistem pertahanan canggih.

Gru hampir menyerah ketika dilihatnya tiga bocah perempuan penjaja kue bisa dengan leluasa masuk ke markas besar Vector. Berpura-pura baik, Gru lalu memanfaatkan keluguan Margo (Miranda Cosgrove), Edith (Dana Gaier), dan Agnes (Elsie Fisher), tiga gadis yatim piatu penghuni panti asuhan yang lama mendambakan kehadiran seorang ayah.

Kisah si penjahat Gru yang tersaji dalam film animasi berbujet rendah (US$ 69 juta) ini debut pertama Universal’s Illumination Entertainment, yang didirikan Chris Meledandri, mantan bos 20th Century Fox. Berpengalaman menggarap Ice Age dan The Simpson, Chris yang hengkang dari Fox pada 2007 percaya diri merilis Despicable Me dengan memanfaatkan teknologi tiga dimensi (3D), hampir bersamaan dengan pemutaran Shrek 4 dan Toy Story 3 keluaran studio animasi Pixar. Sebelumnya, di tahun yang sama, DreamWorks juga mencuri perhatian para penikmat film lewat How to Train Your Dragon.

Berbeda dengan film-film animasi sebelumnya yang lebih banyak berfokus pada tokoh baik, tokoh utama Despicable Me justru seorang penjahat. Gru, tokoh itu, digambarkan sebagai lelaki penyendiri yang dingin dengan masa kecil kelabu sang ibu selalu meremehkan apa pun usahanya.

Karakter Gru bisa dibilang bukan tokoh yang gampang disukai. Dia kejam, dingin, dan bengis. Gru digambarkan tinggal di rumah bercat hitam yang berkesan angker, kontras dengan rumah-rumah di sekelilingnya yang bercat cerah. Kemana-mana dia menggunakan kendaraan tempur berlapis baja dan senjata pembeku. Tak mengherankan, adegan perkenalannya kepada pe nonton yang memakan waktu cukup panjang di awal film berdurasi 95 menit ini terasa sedikit mem bosankan.

Untungnya kehadiran trio gadis yatim piatu Margo, Edith, dan Agnes serta pasukan minion dengan humor slapstick-nya mampu membuat cerita menjadi lebih hidup. Interaksi antara Gru dan anak-anak yang diadopsinya itu menjadi drama yang menyentuh. Gru yang selama ini hidup menyendiri kini harus membiasakan diri dengan kehadiran tiga gadis itu, yang mulai meng anggapnya sebagai ayah yang baik bagi mereka.

Di sisi lain, penonton juga diajak mengikuti perubahan karakter Gru yang menyebalkan dan tak peduli terha dap orang lain perlahan menjadi pribadi yang menyenangkan. Film yang ditonton dengan kacamata tiga dimensi ini menampilkan orang jahat tak selama nya jahat, ia juga bisa tersentuh hatinya. Anak-anak yang polos berbagi kasih tanpa pamrih, keceriaan anak-anak mampu mencairkan hati yang membeku.

Film ini mungkin tidak seemosional Toy Story 3, tapi setidaknya mengingatkan penonton akan hal-hal yang dianggap remeh yang justru amat berarti, seperti membacakan cerita dan mencium kening sebelum tidur. Penggunaan tek nologi 3D, walaupun tak seciamik How to Train Your Dragon, tetap memberikan nilai plus. Lihat saja adegan ketika Gru dan tiga anaknya bermain roller coaster atau saat dia menjelajahi angkasa.

Tapi, yang lebih penting, kemampuan Steve Carell yang mengisi suara Gru patut diacungi jempol. Kemampuannya mengubah suara menjadi beraksen Eropa Timur kian memperkuat karak ter Gru yang misterius dan dingin. Carell bisa mengajak penonton mengikuti perubahan karakter tokoh jahat yang ternyata berhati baik itu. Para pengisi suara lainnya, meski tak terlalu dominan, berhasil menghidupkan karakter yang dibawakan sehingga meskipun naskah tidak menawarkan sesuatu yang baru, film ini tetap menyuguhkan tontonan yang menghibur.

Nunuy Nurhayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum