BADAN Penyelidik Federal (FBI) memerlukan waktu 12 jam sebelum dapat menemukan kembali copy film Return of the Jedi yang tiba-tiba hilang dari sebuah bioskop di Columbia, Amerika Serikat. Penyalur Jedi, 20th Century Fox geregetan. Mereka sudah berusaha mengamankan film terlaris itu (rekor per hari US$ 6,2 juta) dari segala bentuk pembajakan. Tapi pihak lawan rupanya lebih unggul. Lucas film Ltd., produser dan pemegang hak ciptanya, jauh-jauh hari sudah meningkatkan pengamanan. Mereka tempatkan polisi di laboratorium. mereka segel kotak film, dan mereka gunakan kurir khusus untuk mengirimkan Jedi ke seluruh AS. Ini pun masih disertai pesan agar pihak bioskop melakukan tindak pengamanan yang pelu supaya "bencana" bisa dihindarkan. Sepanjang sejarah, tidak pernah industri film Hollywood merasa terancam seperti sekarang ini. Pada suatu hari, ketika sibuk-sibuknya mengisi suara untuk film Rocky III, produser Irwin Wrinkler menerima telepon dari seberang Atlantik. Kawannya di Paris mengabarkan ia sudah menyaksikan film itu lewat video dan mutunya baik. Wrinkler terheran-heran. Betapa tidak. Kawan itu bisa menonton Rocky III di Eropa. Sementara Wrinkler sibuk dengan proses pengisian suara bagi film yang sama di AS. David Wolpers punya cerita lain. Ketika ia baru saja menyelesaikan film This is Elvis, seorang petugas proyektor di Chicago merekam reel kedua dari film yang sama, sementara reel pertama diputar untuk penonton. Entah bagaimana hal itu bisa terjadi. Yang pasti para pembajak tidak pernah kehabisan akal. "Jika Anda kenal satu orang saja di studio, Anda pasti bisa mendapatkan film mana saja yang Anda inginkan," kata seorang petugas hubungan masyarakat Hollywood. Untuk tujuan itu dikabarkan seorang petugas proyektor bersedia menerima suap US$ 500 sebagai "pajak" meminjamkan film yang direkam gelap. Bisnis gelap, serupa ini sebenarnya sudah berlangsung lama dan secara besar-besaran. Dilaporkan, di sebuah gedung di luar Kota Chicago, FBI menemukan lima orang yang sibuk mengerjakan rekaman gelap di tengah-tengah puluhan rekaman film lainnya. Seorang pengedar bernama Rodney Wolfman, misalnya, biasa menawarkan kaset video hasil rekaman gelap semacam itu di sebuah kawasan di New York. Ketika tokonya digeledah di antaranya ditemukan 100 rekaman gelap film E.T dan Tootsie. Menyewakan kaset video di AS cuma menghasilkan rata-rata US$ 5 per kaset. Tapi laba yang diperoleh bisnis pembajakan jauh lebih besar. Tidak heran jika banyak orang terjun ke sana sekalipun sanksi hukumannya lima tahun penjara. Cobalah hitung. Satu kaset video kosong harganya US$ 8. Jika sudah diisi rekaman film yang laku keras harganya melonjak jadi US$ 300. Harga ini akan merosot jika kaset serupa membanjir di pasaran. Tapi itu pun 5 juta pemilik kaset rekorder dan 9.000 penyewa kaset di AS masih berani membeli seharga US$ 80. Bagaimana industrialis film Hollywood tidak kelabakan oleh ulah pembajak. Apa yang diperbuat para industrialis film melawan pembajakan? Yang dilakukan para produser Hollywood pertama-tama ialah membentuk Kantor Pengamanan Film -- yang sejak 1975 telah berhasil meringkus 300 pembajak. Karena film Hollywood terus jadi incaran pembajak, kantor ini kemudian membuka cabang di daratan Eropa. Kegiatan seberang lautan ini berpusat di London, kota yang sekarang lebih merupakan pasar internasional untuk film-film hasil bajakan. Di kota ini Mei berselang telah dihancurkan ratusan kaset gelap seharga US$ 1,5 juta. Pada bulan Mei juga pengadilan di London telah memenangkan Universal Pictures sebesar US$ 7 juta untuk sebuah perkara pembajakan video. Meskipun begitu, Peter Duffy, bekas komandan polisi Metropolitan London, masih harus bekerja keras. Diperkirakan tiap tahun para pembajak mengeduk untung US$ 325 juta. Membajak film ke video tidak sukar, karena teknik merekamnya tidak rumit. Yang diperlukan cuma tempat dan penyamaran yang aman. Di sebuah flat di London ditemukan 28 alat perekam video yang bekerja serentak di banyak tempat: meja dapur, kamar tidur, bahkan di atas lantai. Keuntungannya: 2.500 per hari. Godaan uang yang sedemikian besar tak ayal menjerumuskan usaha pembajakan film ke tangan organisasi kejahatan. Sehingga memberantasnya semakin tidak mudah. Usaha pembajakan itu, menurut Duffy, ibarat jerawat. Jika ditumpas di London, besok muncul di Wales atau Skotlandia. Untuk menumpas "jerawat" pembajakan tersebut, pensiunan polisi London itu bekerja sistematis. Para penyelidiknya kalau perlu menyamar dan bekerja 24 jam. Mereka beroperasi dari sebuah ruangan yang lengkap dengan file, tabel, dan komputer. "Kami tahu nama-nama toke besar itu," ucap Duffy. "Mereka dulu bergerak di bidang bisnis pornografi. Di saat laba menipis, mereka pindah ke video gelap. Saya sudah tahu siapa mereka sejak saya bertugas di Scotland Yard. Apa yang saya ingin ketahui kini ialah bagaimana, di mana, dan bilamana kegiatan mereka berlangsung." Dalam tiga minggu, Duffy berhasil menggerebek gedung berlantai lima yang sarat dengan peralatan rekaman segala jenis yang nilainya kira-kira % juta. Inilah pabrik pembajakan terbesar di London yang dalam waktu singkat akan diadili di Old Bailey. Hasil lain: ratusan kaset disita dari sebuah rumah dan dua toko. Seorang anak buahnya menemukan 400 kaset video hasil bajakan tersimpan dalam kotak-kotak di ruang bawah tanah. Kaset lain ditemukan dalam lemari pendingin, di antara sandwich di kantin, atau terselip di tumpukan resep dokter. "Juga kami temukan kaset gelap dalam tas orang yang sedang berkeliling di satu kompleks perumahan," ujar seorang anak buah Duffy. Scotland Yard memang boleh berusaha. Presiden Ronald Reagan boleh mengesahkan UU antipembajakan. Penyalur Jedi boleh menjanjikan hadiah US$ 7.000. Tapi bisnis pembajakan dikhawatirkan akan melaju terus. "Saat ini," tutur Duffy, "berapa banyak pun kaset yang kami sita, dan kami hancurkan, tapi semua itu tak ubahnya menuang air ke gurun pasir di tengah hari." Sia-sia? Tidak seluruhnya. Kualitas kaset bajakan acap kali buruk, hingga dikabarkan bisa membuat penontonnya jadi buta. Jika bahaya ini dihayati konsumen, maka usaha kaset rekaman gelap akan lumpuh dengan sendirinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini