Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Panggung Garuda Land Jakarta International Expo menjadi saksi kemeriahan kembalinya Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 ke Ibu Kota. Tahun ini, sederet disk jockey (DJ) kelas dunia pun meramaikan festival musik elektronik yang digelar untuk kesebelas kalinya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Calvin Harris merupakan salah satu DJ dan penyanyi yang dinanti-nantikan pengunjung DWP 2019. Semula, DJ asal Inggris itu dijadwalkan tampil sebagai penutup malam puncak festival, yang berlangsung pada 13-15 Desember 2019. Namun dia naik pentas lebih awal, Ahad, 15 Desember 2019, sekitar pukul 00.00.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Toh, perubahan jadwal itu tak mengurangi antusiasme penggemar Calvin Harris. Membawakan tembang pembuka berjudul Blame, dia disambut meriah penonton dari awal sampai akhir. Calvin Harris membawakan sederet lagu hit lain, seperti Summer, Promises, We Found Love, dan How Deep is Your Love.
Ini penampilan kedua Calvin Harris setelah manggung dalam perhelatan DWP 2012. Kali ini, aksinya didukung efek animasi pada layar, lampu laser warna-warni, asap, dan kembang api. Panggung pun dibuat spesial dan berbeda. Ia berdiri di atas panggung dengan bentuk menyerupai "H", huruf depan nama belakangnya.
Calvin Harris tak lupa menyapa para penonton. "Indonesia, bagaimana perasaanmu?" tanya DJ berusia 35 tahun itu dari atas panggung. Sapaannya disambut histeris penonton. Dia juga berterima kasih bisa menjadi bagian dari DWP pada malam yang ia sebut luar biasa itu.
Sesekali, Calvin Harris meminta penonton untuk menyanyi bersama. Penonton yang berada di bagian belakang bisa menyaksikan gayanya lewat layar besar yang disediakan penyelenggara. Selama pertunjukan, hampir semua penonton berjoget menikmati lagu yang dimainkan Calvin Harris.
Namun ada juga sebagian penonton yang berpendapat penampilan Calvin Harris malam itu tidak maksimal. Laras, asal Tangerang, misalnya. Ia baru pertama kali menonton DWP dan Calvin Harris secara langsung. Menurut dia, penampilan DJ tersebut bagus, tapi bukan puncak performanya. "Oke sih, tapi bukan yang terbaik," kata dia setelah menonton pada Ahad lalu. Meski begitu, laras mengaku tetap menikmati lagu-lagu yang dipersembahkan Calvin Harris malam itu.
DJ yang juga ditunggu para penggemar musik elektronik adalah Zedd. Ia tampil pada hari pertama, Jumat, 13 Desember 2019. Zedd mengejutkan ratusan penonton dengan aksinya mengibarkan bendera Merah Putih. Saat itu, sang DJ membawakan lagu berjudul Stay, yang merupakan hasil kolaborasinya bersama penyanyi Alessia Cara. Tiba-tiba Zedd naik meja dan mengibarkan Merah Putih berukuran cukup besar. Dia berteriak, "Ayo Jakarta, angkat tangan kalian ke udara." Penonton riuh menyambut.
Zed tampil menjelang tengah malam hingga pukul 02.00 dinihari di panggung utama, Garuda Land. Ia membawakan sederetan lagu hit berjudul The Middle, Clarity, Happy Now, Stay The Night, dan I Want You To Know. Di samping Zedd, Martin Garrix juga menjadi penutup malam pertama festival musik elektronik itu.
Djakarta Warehouse Project menjadi salah satu acara musik yang ditunggu anak-anak muda penggemar musik elektronik. Tahun lalu, festival musik elektronik itu sempat digelar di Bali. Seperti pada festival sebelumnya, penonton DWP 2019 tak hanya berasal dari Indonesia. Ada juga penonton dari berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Cina, dan Thailand. Kehadiran mereka tampak dari bendera yang dibentangkan selama acara. Datang dari negara yang berbeda, sesekali mereka berfoto bersama.
Musik yang disajikan pada DWP kali ini cukup beragam. "Memasuki edisi kesebelasnya, keragaman yang menjadi nilai utama DWP tetap dipertahankan," kata Sarah Deshita, Brand Manager Ismaya Live-penyelenggara DWP 2019. "Kami hadirkan musisi-musisi elektronik terbesar dari berbagai sub-genre."
Penyelenggara pun menyuguhkan tata panggung artistik dengan tema utama keberagaman. Panggung Garuda Land, misalnya, terinspirasi oleh semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" pada lambang negara Indonesia, Burung Garuda. Untuk menambah warna lokal, diselipkan juga tari Kinang Kilaras dari Betawi. Penikmat tarian itu tak hanya berasal dari Jakarta, tapi juga penonton dari mancanegara.
Kembalinya DWP ke Jakarta sempat menuai protes dan kecaman dari sekelompok orang. Hal itu sempat memicu kekhawatiran sebagian penonton yang telah merogoh kocek untuk menyaksikan musikus dan penyanyi pujaan mereka. "Kemarin sempat takut juga, sih. Tapi yakin aja," kata Echa, salah seorang penonton. MARVELA | DIAN YULIASTUTI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo