Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Frank Sinatra Kena SelesmaPenulis: Gay TalesePenerbit: Banana Publisher, Depok, Jawa Barat, Oktober 2005Tebal: 128 halaman
Selesma alias pilek yang mengganggu saluran pernapasan penyakit ringan biasa. Tapi tidak untuk Sinatra. Pilek menimbulkan cemas, depresi mendalam, panik, dan marah besar.
Waktu itu, sang bintang harus syuting acara televisi NBC, "Sinatra, A Man and His Music". Acara yang mengharuskannya menyanyi delapan belas lagu dengan suara dalam kondisi prima. Dan kini selesma merampas suara emasnya sekaligus kepercayaan dirinya.
Ya, Frank Sinatra punya segalanya: karier cemerlang, wanita-wanita cantik, keluarga, dan kawan-kawan yang mencintainya. Ia Il Padrone, sang bos besar. Tapi berada di puncak juga berarti menjadi sasaran saat badai datang. Frank Sinatra Kena Selesma bercerita tentang sepenggal problem hidup yang dialami bintang kondang ini.
Kisah memikat itu ditulis Gay Talese, penulis majalah Esquire, Amerika. Ketika diberi tugas menulis profil Sinatra, ia menemui sang bintang dalam kondisi tertekan, tak sehat, dan menolak diwawancarai. Tapi Talese tetap tinggal di Los Angeles untuk menjalankan tugas dari kantornya. Ia berharap Sinatra yang sebulan lagi berusia 50 tahun saat itu akan membaik dan mempertimbangkan ulang tawarannya.
Talese kemudian mulai bicara dengan orang-orang di sekitar Sinatra-teman, rekan kerja, keluarga, dan para pengawalnya. Ia juga mengamati Sinatra setiap momen. Hasilnya? Sebuah kisah memikat dan unik, serta paling mendapat sambutan ketika pertama kali diterbitkan pada April 1966.
Selain Frank Sinatra, buku ini juga berisi Ali Kini, kisah kehidupan mantan juara tinju dunia Muhammad Ali setelah terbekap penyakit Parkinson. Artikel ini ditulis Cal Fussman, pernah dimuat di majalah Esquire edisi Oktober 2003. Lalu, satu kisah lagi dalam buku ini Demam Anggrek. Kisah yang pernah dimuat di The New Yorker itu bercerita tentang kegilaan seorang pencinta anggrek. Dan tulisan Susan Orlean ini menjadi inspirasi film Adaptation yang memperoleh Oscar.
Ketiga kisah nyata memikat ini sama-sama ditulis dengan gaya jurnalisme sastra. Buku ini telah membuka mata bahwa kisah nyata tak kalah kaya, memikat, ganjil, dan ajaib ketimbang fiksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo