Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hangat dan membahagiakan. Shopie (Amanda Seyfried) ingin mewujudkan impian almarhum ibunya, Donna (Meryl Streep), membangun sebuah hotel yang hangat di bukit yang menghadap laut. Ia sempat hampir putus asa karena persiapan pembukaan kembali hotel ini porak-poranda akibat badai dan cuaca yang tak bersahabat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mamma Mia Here We Go Again kembali menggebrak setelah satu dasawarsa. Bukan tentang cerita Donna yang diperankan Meryl Streep, melainkan mengulik Donna muda yang diperankan Lily James. Kali ini diawali Shopie yang kembali sibuk menyiapkan pesta pembukaan kembali Hotel Bella Dona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun kesibukan itu tak terlalu lama diperlihatkan. Cerita kemudian beralih pada Donna muda (Lily James). Dari sinilah semua bermula, membuka kembali kisah Donna di masa lalu. Donna yang hangat dan ceria, yang lulus dari Universitas Oxford dan langsung mengentak dengan lagu When I Kissed the Teacher saat perayaan wisuda.
Donna adalah sosok yang tak pernah mendapat perhatian ibunya yang kondang dan sibuk dengan turnya. Donna mencari dunia dan kebahagiaannya sendiri tanpa harus menjadi cengeng. Ia memulai petualangan hidupnya, tanpa rencana, hanya mengikuti mimpinya. "Hidupku tak ada rencana, aku sedang mencari takdirku," ujar Donna kepada para pria yang ditemuinya.
Tapi dengan spontan dan energetik, perempuan muda ini mampu menghangatkan dan melelehkan hati tiga pria muda yang hidupnya mapan. Mereka adalah Harry (Hugh Skinner/Colin Firth), pemuda lugu yang ditemuinya di Paris dan menjadi pengusaha internasional. Bill (Josh Dylan/Stellan Skarsgard), yang suka ikut lomba perahu layar, yang kemudian mendapat penghargaan. Terakhir adalah Sam (Jeremy Irvine/ Pierce Brosnan), arsitek, yang mengecewakan namun mencintai Donna hingga akhir hayatnya. Merekalah tiga ayah bagi Sophie.
Penuh dengan lagu-lagu hit ABBA, sutradara Ol Parker menyuguhkan cerita Donna muda dan Sophie dalam adegan kilas balik dan reflektif. Ia menggambarkan hidup Donna dengan keberaniannya dan kisah Shopie yang ragu-ragu menjalankan bisnis hotel barunya. Kisah ibu-anak ini disajikan dalam alur maju-mundur dengan adegan yang mengundang senyum atau tawa di sana-sini karena slapstik dan adegan kocak lainnya.
Juga persahabatan trio Dynamo-Donna yang kuat dan tegar, Tanya yang suka minum anggur, dan Rosie yang kadang konyol, melankonis, dan mengira belahan hidupnya adalah kue. Kepada Tanya dan Rosie-lah Donna menumpahkan rasa sedih-senangnya. Mereka memperlihatkan persahabatan yang saling menguatkan dan menghibur.
Kisah ini tak hanya penuh dengan lagu-lagu hit yang membuat penonton ikut menyanyi kecil, tapi juga adegan yang menyentuh emosi. Juga tentang hubungan keluarga yang tak selamanya harmonis dan melukai. Tapi sang sutradara sekaligus penulis naskah tak membiarkan emosi itu menjadi suasana menyedihkan yang berkepanjangan, dan masalah selesai dengan elegan. Hanya beberapa saat, tapi sangat menyentuh.
Lily James dengan cemerlang memerankan Donna muda. Adapun Donna tua diperankan oleh Meryl Streep yang juga tampil cukup bagus pada film sebelumnya, Mamma Mia (2008).
Lagu-lagu hit ABBA, yang akrab di telinga penonton terutama dari era 1970-1980, disajikan sejalan dengan adegan yang muncul dalam film ini. Lihat saja ketika Donna muda terkhianati oleh Sam muda, padahal sudah kadung jatuh hati. Ia pun tak kuasa untuk menyanyi. Sahabatnya, Tanya, juga menyanyi sehingga mengalunlah lagu Mamma Mia, yang lirik awalnya: I’ve been cheated by you since you know when.
Dengar pula lagu I Have a Dream ketika Donna membuka pintu rumah bobrok yang ditinggalinya dan bermimpi bisa mempunyai hotel di tempat yang seperti surga di punggung bukit itu.
Sederet lagu lain juga menghangatkan sepanjang film, seperti Souper Trouper, Dancing Queen, Why Did It Have to be Me, Waterloo, Chiquitita, Knowing You Knowing Me, Andante Andante, dan tentu saja lagu Fernando yang dinyanyikan seorang diva, Cher, yang menyanyikan lagu ini dengan sempurna.
Menyempurnakan kisah Donna yang mengambil latar 1979-an, kostum yang didesain Michele Clapton pun dipermak dengan gaya 1970-an yang glamor dan girly. Kostum itu lengkap dengan sepatu bot metalik, logo bintang, denim dungarees, dan model cut bray flare bertumpuk. Hanya ada yang agak mengganjal, ketika kostum biru glamor itu dimunculkan lagi pada adegan berpuluh tahun silam dan ternyata masih pas di tubuh Tanya dan Rosie yang sudah menua. DIAN YULIASTUTI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo