RATUSAN koboi tiba-tiba saja memasuki sebuah gedung tua dan
dekil. Berbaju kotak-kotak merah atau biru, bercelana bue
jean belel, bersepatu runcing, berikat leher merah dan bertopi
laken atau topi tikar buatan Tasikmalaya. Lelaki dan perempuan.
Wajah mereka tegang. Akan terjadi baku tembak?
Tak seorang pun nampak berpistol. Di luar gedung bertembok
tinggi yang kaca ventilasinya sebagian pecah itu pun tak ada
kuda seekor jua. Atau sapi. Festival Musik Country se-Jawa-Bali
'81, 6-7 Maret kemarin di Gedung Olahraga di Jalan Saparua
Bandung itu, memang pertama kalinya diselenggarakan dengan
penampilan visual yang "khas" itu.
Lebih dari yang tampak pada festival lokal di Jakarta beberapa
waktu lalu. Lagi pula, acara kali ini terasa benar sah-nya
sebagai pernyataan kehadiran. Misalnya, di sinilah diketahui
bahwa di Bogor ternyata ada satu grup musik Country yang cukup
trampil -- bernama Evert & Co, beranggota 10 orang. Mereka
tampil di pentas -- yang dirias macam rumah minum dalam film
western -- secara kocak dan beroleh simpati banyak penonton.
Terutama karena mereka menampilkan cewek manis dalam dandanan
macam gadis-gadis bar sungguhan. Di malam babak penyisihan,
cewek itu diketawai gara-gara sibuk menaik-naikkan bagian bahu
roknya yang terus-terusan melorot. Namun para juri (Franky
Raden, Remy Sylado, dll.) akhirnya memberi penghargaan kepada
mereka karena "keserasian dalam berpakaian."
Koboi Jawa
Bahwa country ternyata -- secara resmi, sekarang -- menyebar,
bisa dikeahui dari jumlah peserta untuk tingkat umum tercatat
19 grup dari Bandung, 5 Jakarta, dan masing-masing 1 dari
Bogor, Garut dan Sukabumi. Peserta tingkat SLTA: masing-masing
1 dari Jakarta dan Garut serta 10 dari tuan rumah. Hanya entah
kenapa koboi-koboi Jawa (Tengah dan Timur) tak ikut serta --
halangan ada. Sedang satu grup dari Bali ternyata tak jadi
mentas.
Bandung ternyata memang paling giat. Untuk pemenang tingkat
umum. juara pertama sampai ketiga direbut kota itu -- plus satu
grup lagi yang masuk nominasi, bersama satu grup dari Jakarta.
Begitu pun untuk tingkat SLTA: juara I dan II dari Bandung, baru
juara III dari Jakarta.
Remy Sylado, orang musik yang tercatat memainkan dan mengarang
lagu jenis ini sekitar 1972 (boleh jadi ia pemula di sini)
menunjukkan kenyataan banyaknya remaja belasan tahun
memainkannya. "Itu saja sudah menarik, katanya. Yang lebih
menarik "sebagian besar dari mereka punya latar belakang musik
klasik. Memainkan biola itu 'kan tidak bisa main-main. Mereka
mesti sekolah."
Keramaian barusan, katanya lagi, membuktikan juga bahwa
anak-anak Indonesia makin keamerika-amerikaan. Kayaknya tinggal
cari kuda dan sapi saja, komplit deh. Mengharukan. Tapi asyik,"
tulis Remy di buku acara.
Yang Tidak Fisik
Apalagi memang terkesan, dari penampilan seluruh peserta,
kegandrungan koboi-koboian mereka nampak lebih besar -- bahkan
dibanding semangat country-nya yang tidak fisik.
Para juri misalnya mencatat, kecuali penerapan semangat yang
keliru, banyak peserta yang kurang memberi fungsi pada instrumen
semisal banjo, biola dan harmonika -- yang justru memberi ciri
khas pada musik jenis ini. Aransemen pun melejit memasuki blues
atau bahkan jazz. Karena itulah agaknya grup Elfa Music Studio
(EMS) yang tampil dengan pakaian koboi salon dan membawa kertas
partitur, masuk final pun tidak. Padahal kelihatannya mereka
begitu meyakinkan.
Lagu wajib yang banyak dimainkan adalah Tante Sun (Bimbo) dan
Tuti Sumitro (Remy Sylado). Lagu bebasnya antara lain Big Fat
Mama, Cotton Fields, O, Susannah, Rocky Racoon. Semuanya
merupakan balada yang mengungkapkan kekonyolan, sindiran dan
kesedihan secara kocak. Tapi rata-rata grup tak mampu
mengungkapkan semangat itu. Entah kalau sifatnya yang kompetitif
telah menyebabkan timbulnya ketegangan dan hilangnya
spontanitas.
Tapi kerepotan yang dipersiapkan 2 bulan dan -- menurut Eddy
Sukma, ketua panitianya -- menghabiskan biaya Rp 3,5 juta itu,
siapa tahu akan punya gema juga. Setidaknya, lebih mempopulerkan
usaha seperti yang sudah ditempuh lewat kaset rekaman (Franky &
Jane, kemudian Rita Ruby Hartland), atau lewat grup yang muncul
di sana-sini. Selama ini hanya berbagai sergihan dan kali ini
gumpalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini