Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengangkat tumor 40 kilo

Muriyah, penderita cystoma ovarii (pada indung telurnya tumbuh tumor yang memproduksi cairan dan mengakibatkan perutnya buncit), berhasil dioperasi. para dermawan banyak yang ikut menyumbang. (ksh)

14 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NYONYA Nuriyah, 26 tahun, terus-menerus menderita kembung. Ia heran mengapa penyakit itu tak kunjung lenyap. Lantas ibu dari tiga anak itu menyimpulkan kemungkinan perutnya mengandung lagi. Setelah setahun ditunggu-tunggu tak ada tanda-tanda mau melahirkan. Ia pun mulai cemas. "Jangan-jangan kau kena guna-guna," kata suaminya. Kemudian berangkatlah mereka menemui belasan dukun yang terdapat di daerah tempat tinggal mereka -- Desa Pegiringan, Kecamatan Bantar Bolang, Pemalang, Jawa Tengah. Karena tak berhasil, suami-istri itu mencoba pula ke Rumah Sakit Ketandan. Sepuluh hari dirawat di situ, keluarga buruh tani yang berpenghasilan Rp 250/hari itu memutuskan pulang saja, karena si perut tak kempes-kempes juga. Akhir Februari lalu, dua orang wartawan menemukan wanita yang sedang "mengandung" itu. Setelah koran Suara Merdeka, Semarang memberitakan penderitaan Nuriyah, ramailah orang terpanggil untuk menolongnya. Gubernur Soepardjo Rustam turun tangan dan menganjurkan Pemda Pemalang agar membantu meringankan beban wanita itu. Para dermawan menyumbangkan uang sekitar Rp 500.000, termasuk enam botol darah golongan O. Ketika Nuriyah digotong masuk ke ruangan perawatan gawat di RSU Kardinah, Tegal, perutnya yang mengembung ini diperkirakan dokter berbobot 40 kg. Ia tampak pucat dan tergolek lemah dengan kulit perut yang berisi cairan hampir menutupi lebar tempat tidur. Semula tim dokter mengira Nuriyah menderita penyakit lever (hati). Tetapi setelah darah dan kencingnya diperiksa ternyata bukan. "Dia menderita Cystoma Ovarii," kata ahli penyakit dalam dr. Harmaji kepada Aris Amiris dari TEMPO. Maksudnya pada indung telur wanita itu tumbuh gelembung berisi cairan yang mengakibatkan perutnya membuncit. Segumpal Tumor Sebenarnya dalam sekali operasi wanita itu diperkirakan sudah tertolong. Tapi untuk menjaga jangan sampai Nuriyah guncang, tim dokter mengempeskan perut itu lebih dulu dengan menyedot isi "kandungan". Selama seminggu berhasil disedot cairan 30 liter, mengandung mineral, protein dan semacam elektrolit. Setelah perut itu mengempes barulah dibedah untuk mengangkat indung telur wanita itu. Tim dokter terdiri dari ahli bedah dr. Zahruddin dibantu ahli kandungan dan kebidanan Haji Hardjo Djojodarmo, ahli penyakit dalam dr Harmaji dan enam asisten. Dalam menit indung telur sebelah kanan yang menjadi sarang penyakit itu berhasil diangkat tanggal 4 Maret. Organ penghasil telur itu ditemukan menggelembung berisi cairan tujuh liter dan segumpal tumor berbobot 1 kg. Menurut dr. Zahruddin pada indung telur Nuriyah tanpa disadari tumbuh tumor yang memproduksi cairan. Pada tahap pertama tak ada rasa sakit tetapi perut terus membesar dan terjadilah benjolan. Dalam kasus Nuriyah ini kemungkinan tumor yang menyerang tak termasuk ganas, sehingga penderita dapat bertahan. Lama kelamaan (Nuriyah menderita selama tiga tahun) cairan bening tak berhau itu mendesak bagian perut, hingga penderita merasa sesak. Beberapa organ tubuh, seperti paru-paru dan lever tergencet ke atas membikin penderita susah bernapas dan menelan makanan. "Kalau tak segera ditolong barangkali Nuriyah tak sanggup bertahan lebih lama lagi," sela dr. Harmaji. Untuk memantapkan diagnosa yang telah dibuat tim dokter di RSU Kardinah, indung telur Nuriyah yang kena tumor itu dikirim ke Jakarta. Untuk mengetahui ganas atau jinak-jinak saja. "Kalau tak ganas kemungkinan kambuh sangat sedikit," urai dr. Zahruddin. Sedangkan Nuriyah sendiri menurut rencana kalau bekas operasinya sudah sembuh, akan menjalani operasi sekali lagi untuk memoles kulit perutnya yang mekar. Tumbuhnya kista pada indung telur sebagaimana dikatakan dr. Zahruddin bukanlah penyakit yang baru. Ke rumah sakit yang didirikan tahun 1927 oleh adik kandung R.A. Kartini (Kardinah) saban tahun masuk 10 - 15 pasien. Tapi yang diangkat dari wanita desa bernama Nuriyah dengan bobot 40 kg, boleh dibilang prestasi buat dokter di rumahsakit kabupaten itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus