Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada sebuah bidang kertas yang tidak terlalu luas, Agnes Susanti mencoretkan sketsa dengan pensilnya. Dalam beberapa menit, terbentuk satu sosok: seorang gadis berambut panjang dengan satu ciri khas—mata yang besar di wajahnya yang mungil. Bagian-bagian tubuh gadis mungil pada gambar itu tidak proporsional, juga tidak realistis—dengan garis kontur yang nyata. Tapi justru di situlah letak ciri khasnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo