SUPIR-SUPIR bus di Jakarta mungkin tidak banyak yang tahu bahwa
salah seorang bekas rekannya mendapat kehormatan yang mahal
harganya di Flores Room Hotel Borobudur. Panitia sendiri
rupanya tidak bermaksud juga untuk mengingatkan, bahwa Matt
Monro sebelum tersohor karena lagunya yang bernama Portrait Of
My Love adalah supir bus biasa di London dengan gaji $ 45
seminggu. Untuk 3 kali pertunjukan di Hotel Borobudur ini --
dengan kontrak Å“ 1700 --Matt memang sudah sangat jauh dari dunia
supir. Wawasan geraknya sudah mencapai selembar tiket yang
berharga Rp 14 ribu plus makan malam) pada malam pertama dan Rp
6000 sampai Rp 2000 pada kedua pertunjukan malam berikutnya.
Hotel Borobudur -- 18 dan 19 Maret itu -- jangankan didatangi
oleh para supir, pencandu-pencandu musik pun hanya terbatas
batang hidungnya. Maklum juga. Selain publikasinya kurang, Matt
Monroe ini memang hanya populer pada tahun-tahun 60-an di bumi
yang sedang diserang dang-dut ini.
"Dia itu penyanyi rilek", ujar A. Riyanto dari Favorite Grup
yang tampak hadir pada malam kedua bersama isterinya. Benar
juga, menilik tongkrongan yang datang, malam pertunjukan memang
diharapkan agar menjadi santai dan damai. Hanya sayangnya, Matt
suah cukup lama juga menghilang sesudah melemparkan lagu-lagu
yang dikenal publik seperti Walk Away. Sehingga meskipun
dimaksudkan untuk ramah-ramahan, penonton seperti kehilangan
jalur. "Hanya mereka yang mempunyai koleksi lengkap dari
piringan hitam Matt, yang pasti akan bisa meresapi sentuhan
penampilan- nya", komentar Riyanto.
Yesterday
Dengan setelan jas berwarna hitam, Matt yang berusia 45 tahun
itu membuka acara dengan lagu Overture. Kemudian disambungnya
dengan You'd Better Love Me. Sesungguhnya suaranya masih seperti
dahulu juga. Walau pun peralatan tata suara tidak banyak
membantunya kali ini, sehingga ia terdengar seperti di bawah
mutunya yang kita bayangkan sebelumnya. Sampai kepada lagu yang
bernama Without A Song penonton tampaknya hanya bersopan-santun
saja untuk mendengarkan dengan tekun. Lagu-lagu yang tak dikenal
ini menyebabkan suasana jadi asing. Dengan segan-segan mereka
bertepuk tangan "Lagu apa ini?" tanya seorang mahasiswa
psikologi penggemar Matt, yang rupanya memuja bekas supir ini
lewat lagu Born Free dan Yesterday.
Untunglah Matt tidak sibuk sendirian. Ada usahanya juga untuk
mengajuk hati penontonnya yang agak kebingungan. Ia mulai
berceloteh hilir mudik di pentas yang jaraknya hanya 2 meter
dari tempat duduk yang berharga Rp 6.000. Ia mulai mengajak
penonton untuk ikut bersorak gembira dalam lagu Let Me Si A
Happy Song. Ini membangunkan suasana menjadi lebih hangat.
Lalu pada saat itulah Matt langsung melemparkan apa yang rupanya
sudah lama ditunggu-tunggu, sebuah lagu bernama Yesterday.
Barulah penonton keplok tangan dengan seru dan riang. Meskipun
seorang yang peka telinganya masih sempat bilang suara Matt
lewat piringan yang dianggapnya lebih mulus dari suara
langsungnya malam itu. Mungkin karena sistem suara dalam tudio
perekam lebih baik.
Di samping Matt, adalah seorang pemain piano bernama Anthonv
Stanson. Dia inilah yang memimpin 9 orang pembawa alat musik
tiup, 2 gitar dan sebuah drum -- yang dimainkan oleh musisi
yang dicomot dari sana-sini. Orang-orang cabutan ini
kelihatannya serius sekali mendampingi Stanson, ka rena menurut
Subroto -- yang memukul drum -- pemain piano ini amat awas.
"Selama empat jam, dalam dua hari itu kami berlatih, dia itu
amat cermat dan peka. Salah sedikit saja, nyeleweng dari
partitur, wah bisa gawat", ujarnya. Apalagi dalam kesempatan
menampilkan lagu rakyat Israel Hava Nagila -- tampak benar semua
anggota pengiring malam itu sangat berhati-hati menyelusuri
tuntunan partiturnya masing-masing. Maka lagu yang berbau Timur
Tengah ini sempat juga hadir dengan dinamis dan cukup bersih
Angka 13 telah dipakai patokan oleh Matt untuk menghadiri
berondongan lagunya. Di antaranya terselip beberapa bumbu-bumbu
yang rupanya memang sengaja diatur untuk mempersiapkan suasana.
Misalnya ada satu ketika Matt turun menghadiri seorang gadis dan
menawarkan corong suaranya. "Anda bisa menyanyi?" Tentu saja
yang bersangkutan jadi kemalu-maluan, lantas menyerahkan kembali
corong itu. Matt tak putus asa. Ia mencari yang lain. Lalu Matt
melemparkan sebuah lagu bernama My Kind Of Girl. Para wanita
yang hadir malam itu tentu saja berkesan juga dengan pembangun
suasana semacam ini. Pada kali yang lain, Matt berusaha juga
adil menghubungi penonton pria. Dia terbatuk-batuk -- pura-pura
tentu saja -- lalu meminta sebatang rokok dengan sopan dan
halus. Keramahan yang menyenangkan akan tetapi kalau penonton
tahu bahwa itu persis diulanginya pada pertunjukan berikutnya,
keramahan itu akan jadi hambar saja.
Matt yang konon di samping sukses sebagai penyanyi juga
mempunyai keajaiban pada tangannya -- karena bisa jadi dukun
yang menyembuhkan orang -- malam itu sayang sekali tidak
mendemonstrasikan keahliannya. Isterinyalah yang pertama kali
menemukan khasiat pada tangannya itu, tatkala wanita ini
menderita sakit pada bagian belakang tubuhnya. Matt sendiri
terkejut juga tapi sesudah itu ia mulai meyakinkan dirinya
sendiri dengan mengobati keponakannya, saudari iparnya dan
kawan-kawan wanitanya. "Seakan-akan ada semacam kekuatan
mengalir dari tangan kaku ke tubuh mereka", ujar supir yang
kemudian ternyata lebih suka jadi penyanyi dari pada dukun ini.
Mungkin karena menyanyi jauh lebih menguntungkan. Bisa menikmati
perhatian banyak orang, bergembira atau minum-minum. Seperti
halnya malam itu. Matt juga meneguk sebuah sloki "Hmmm, segar",
ujarnya, "Gin kah ini?" Dia mendekati seorang wanita bule vang
erbaju merah. "Gin kah ini?" Wanita itu cepat menjawab. "tidak
wiski!" sahut seorang yang lain. "Bukan", kata Matt. Lalu ada
yang lain mencoba menebak. "Itu vodka,vodka!" Lantas Matt
membenarkan serta langsung saja menyanyikan From Russia With
Love. Penonton tepuk tangan gemuruh. "Ya vodka, vodka dari
Rusia", kata mereka. Sementara itu Matt yang percaya huruf "M"
punya daya gaib sudah siap pula dengan lagu berikutnya yang
bernama Feeling -- lagu yang paling banyak digumamkan di kamar
mandi pada saat ini. Tentu saja bagi yang punya kamar mandi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini