Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ARABIA
Genre: Dokumenter
Sutradara: Greg MacGillivray
Skenario: Jack Stephens
Pemain: Reem Habeeb, Hamzah Jamjoom
PADANG pasir, unta, dan rumah-rumah yang terbuat dari batu karang dan lumpur. Itulah gambaran Arab Saudi 80 tahun silam. Kini Arab Saudi adalah sebuah negara modern dengan gedung pencakar langit di mana-mana. Riyadh, Jeddah, dan Mekah tiga kota besar di Arab Saudi berkembang menjadi kota yang padat.
Datanglah ke Teater Imax Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah, bersama putra-putri Anda. Mulai 9 Mei hingga November tahun ini, ditayangkan film tiga dimensi berjudul Arabia, karya Greg MacGillivray. Dan wusss… keluarga Anda bisa laksana terbang dengan karpet ajaib menyusuri seluruh penjuru Arab, mulai perkotaan, gurun pasir, hingga kawah gunung berapi Al-Wahbah di bagian barat Arab Saudi.
MacGillivray adalah sutradara yang telah menggarap lebih dari 30 film khusus tiga dimensi, termasuk Everest dan Grand Canyon Adventure. Ia mencoba memadukan unsur petualangan dan rekreasi ke masa lalu dalam balutan efek visual yang menarik.
Dalam film Arabia ini, ia mengambil sudut pandang dari petualangan Hamzah Jamjoom, pemuda 22 tahun asal Jeddah yang kuliah di jurusan film Chicago’s DePaul University, Amerika Serikat. Hamzah dikisahkan pulang kampung dan, berbekal kamera film, mencoba menyusuri kembali jejak-jejak perjalanan nenek moyangnya. Ia menyusuri jalur perniagaan yang pernah dilewati para pedagang berabad-abad silam.
Inilah film pertama tentang Semenanjung Arab yang penggarapannya dilakukan seluruhnya di Arab Saudi. Tak kurang dari dua tahun diperlukan MacGillivray untuk menjelajahi sekitar 20 tempat yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Tak hanya menyajikan sisi unik budaya Arab, film ini tampaknya berusaha mengurai kesalahpahaman yang terjadi setelah peristiwa serangan teroris 11 September 2001. Ia ingin menyajikan bahwa orang-orang Arab memiliki kehidupan normal dan tidak identik dengan teroris.
Arabia, yang dirilis di Amerika Serikat pada Februari 2010, hanya diputar di studio Imax dengan layar raksasa. Di Indonesia, film berdurasi sekitar 40 menit ini hanya diputar di Teater Imax Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Bersama Hamzah, penonton diajak menyelam ke dasar Laut Merah yang menawarkan keindahan barisan terumbu karang dan bangkai-bangkai kapal penyimpan harta karun. Juga penonton akan dibawa ke masa 2.000 tahun silam, ketika suku Nabatin berdagang wewangian. Dari situ, perjalanan menyusuri sejarah Arab bergulir hingga ke masa-masa ketika minyak mulai ditemukan.
Film yang melibatkan penulis dan jurnalis Robert Lacey ini juga bercerita tentang kehidupan sehari-hari penduduk Arab. Di layar raksasa itu kita, misalnya, melihat pembangunan sebuah universitas yang membolehkan laki-laki dan perempuan belajar di kelas yang sama. Satu kemajuan yang bahkan membuat Hamzah takjub.
Nunuy Nurhayati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo