Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Libur Idul Fitri di Galeri Seni

Sejumlah galeri seni menjadi destinasi wisata pada masa libur Lebaran. Menghadirkan aneka pameran, karya islami, hingga grafiti.

14 April 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung mengamati karya seni pada pameran bertajuk Bulan Terbit di Grey Art Gallery, Bandung, Jawa Barat, 15 Maret 2024. ANTARA/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sejumlah galeri seni di Bandung dan Yogyakarta menyambut pengunjung pada masa libur Lebaran.

  • Galeri seni menjadi alternatif lokasi wisata anak muda untuk mengisi libur Lebaran.

  • Jumlah pengunjung galeri seni bisa melonjak dua kali lipat selama masa libur Lebaran.

Tak mau kalah oleh tempat wisata dan restoran, galeri seni Grey Art Gallery ikut mempersiapkan diri pada momen spesial Ramadan dan Lebaran 2024. Galeri di Jalan Braga Nomor 47, Kota Bandung, Jawa Barat, itu menggelar pameran seni rupa bernapas islami dengan tajuk "Bulan Terbit". Pameran khusus ini dihelat selama satu bulan penuh sejak 15 Maret hingga 19 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebanyak 85 karya berbagai media dari 75 perupa ditata rapi di tiga lantai ruangan Grey Art Gallery saat Tempo berkunjung pada Kamis, 4 April lalu. Nama-nama perupa tersebut antara lain A.D. Pirous, Rudayat, Rosid, Agus Zimo, Andi Yudha Asfandiyar, Anton Susanto, dan Cipuk Setyawati. Ada juga Diyanto, Mola, Nia Gautama, Oco Santoso, Rendra Santana, dan Rudi St. Darma. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di antara puluhan karya itu, ada dua lukisan yang secara nominal memiliki harga tertinggi. Kedua lukisan tersebut merupakan karya A.D. Pirous yang masing-masing dihargai Rp 275 juta. Lukisan itu berjudul Ya Allah, Dikaulah yang Maha Tahu (2021) dan Pulanglah ke Syurgaku/Return to My Heaven (2014). Keduanya dibuat dengan media cat akrilik yang masing-masing dilukis di atas kanvas berukuran 145 x 115 sentimeter dan 135 x 120 cm.

Khusus untuk momen Lebaran, Grey Art Gallery tetap buka seperti biasa. Anggota tim pendukung seni Grey Art Gallery, Chamid Nur Dwaji, mengatakan keputusan membuka galeri seni saat Lebaran dilakukan sejak tahun lalu. Menurut Dwaji, kebijakan tersebut diambil Grey Art Gallery demi memberikan kesempatan kepada masyarakat Bandung dan sekitarnya untuk mengisi libur Lebaran. 

Dwaji mengaku tak ada persiapan khusus untuk galeri tetap buka selama masa libur Lebaran. "Hanya penataan jadwal masuk serta libur Lebaran bergantian," ujarnya. Adapun jam operasional Grey Art Gallery tetap seperti hari biasa, yakni buka pukul 10.00 WIB dan tutup pukul 20.00 WIB. Harga tiket masuknya pun tak berubah, yakni Rp 20-25 ribu per orang. 

Kurator pameran, Wildan F. Akbar, menyebutkan pameran "Bulan Terbit" merupakan sebuah ikhtiar menelaah perkembangan wacana visual seni rupa bernapas Islam di Tanah Air saat ini. Karya-karya seni rupa tersebut lebih mencerminkan keindahan, kearifan, dan kedalaman nilai-nilai Islam.

Karya seni yang disajikan pun beragam, dari lukisan, kaligrafi, hingga karya instalasi yang mayoritas menghadirkan pengalaman spiritual. Menurut Wildan, perkembangan seni rupa Islam dewasa ini mengalami transformasi unik dan layak dijadikan bahan diskusi.

Sebagai contoh, seni bernuansa Islam tidak harus bercerita tentang Islam. "Seni islami adalah ekspresi keindahan visual dari perspektif Islam tentang alam dan kehidupan."

Pengunjung melihat sejumlah karya seni di Orbital Dago, Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia

Sekitar 8 kilometer ke arah utara Grey Art Gallery, ada satu lagi galeri seni yang juga menerima pengunjung selama masa libur Lebaran. Galeri tersebut bernama Orbital yang berdiri di Jalan Rancakendal Nomor 7, Cigadung, Kota Bandung.

Kurator sekaligus pemilik Orbital, Rifky Effendy, mengatakan galerinya hanya libur tiga hari pada 8-10 April lalu. Dengan kata lain, Orbital buka lagi pada hari kedua Idul Fitri. Rifky mengatakan tak ada persiapan khusus untuk buka pada musim libur Lebaran tahun ini. "Pameran seperti biasa saja," katanya.

Kebetulan Orbital sedang menggelar pameran tunggal perupa Krishnamurti Suparka yang berlangsung sejak 7 Maret hingga 21 April mendatang. Pameran bertajuk "Ten Portraits (After Stein, After Warhol, After 150 Days)" ini memadukan berbagai media seni, termasuk tulisan. 

Suasana Museum Affandi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, 6 April 2024. TEMPO/Shinta Maharani

Sementara itu, Museum Affandi, yang berada di Jalan Laksda Adisucipto No. 167, Caturtunggal, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga menyambut pengunjung pada masa libur Lebaran 2024. Berbeda dengan Lebaran tahun lalu, kali ini pengelola Museum Affandi menempatkan barang-barang bersejarah milik Affandi, yakni koper, peti, dan sepatu, di galeri dua.

"Kami juga memperbarui keterangan pada lukisan sejak sepekan lalu," kata Kanina Sistha Sekar Tanjung, cicit Affandi, ketika ditemui Tempo di Museum Affandi, Sabtu, 6 April lalu.

Kanina menambahkan, sebagian besar pengunjung yang datang pada liburan kali ini diprediksi berasal dari Surabaya, Semarang, Bandung, dan Jakarta. Ia memperkirakan jumlah pengunjung melonjak hingga dua kali lipat dibanding pada hari biasa.

Museum Affandi buka pada momen libur Lebaran mulai Kamis, 11 April lalu. Adapun harga tiket masuk dipatok seperti hari biasa, yakni Rp 25-100 ribu, tergantung usia dan asal pengunjung, dari turis lokal hingga wisatawan mancanegara.

Pengelola juga menyediakan tiga pemandu secara gratis yang menemani pengunjung mengelilingi museum. Pemandu inilah yang membantu pengunjung memahami cerita setiap lukisan. "Mereka lebih antusias menyimak cerita karena seperti mendengarkan dongeng," ujar Kanina.

Suasana pameran seni di Galeri Tirtodipuran Link, 7 April 2024. TEMPO/Shinta Maharani

Masih di wilayah Provinsi DI Yogyakarta, ada Srisasanti Gallery atau Tirtodipuran Link yang buka pada momen libur Lebaran tahun ini. Galeri yang dilengkapi kafe di Jalan Tirtodipuran, Kota Yogyakarta, itu sedang memamerkan mural berwarna-warni cerah karya seniman grafiti asal Jakarta, Darbotz. Pameran tunggal bertajuk "Monstrous Mastery" ini digelar sejak 2 Maret lalu hingga 5 Mei mendatang.

Pameran tunggal ini juga memberikan ruang khusus kepada seniman grafiti asal Yogyakarta, yakni Tuyuloveme, Techoo, Sicovecas Lovehatelove, Muck, Rune, Dyeget, Thraser, Setsu, dan Nick23. Juru bicara Srisasanti Gallery, Vattaya Zahra, mengatakan tema mural kembali menjadi pilihan untuk suguhan libur Lebaran tahun ini. Sebab, pada Lebaran tahun lalu, Srisasanti Gallery juga menampilkan sejumlah karya mural.

Vattaya beralasan, karya mural dianggap lebih ramah dan menarik bagi kalangan muda yang menjadi pengunjung terbanyak di Srisasanti Gallery. Mural dipilih supaya karya-karya yang mereka pajang tak melulu lukisan dua dimensi. "Variasi supaya meriah dan pengunjung tak bosan," tutur Aya—sapaan akrab Vattaya. 

Vattaya menambahkan, jumlah pengunjung galeri selama libur Lebaran biasanya bisa bertambah hingga dua kali lipat dari hari biasa. Diperkirakan pada musim libur kali ini pengunjung Srisasanti Gallery bisa mencapai 250 orang saban hari. 

ANWAR SISWADI (BANDUNG) | SHINTA MAHARANI (YOGYAKARTA)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus