Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah cuitan dilayangkan Dave Mustaine sepekan sebelum kedatangannya ke Jakarta. Pentolan band trash metal Megadeth itu mencolek Presiden Joko Widodo dalam cuitannya-walau keliru menyebut Jokowi sebagai perdana menteri. "I’m hoping Indo PM Joko Widodo @jokowi will be back in time. I’d love to invite him to our show. He’s a metal fan, and I think that’s cool!" begitu kicauan Mustaine di Twitter.
Jokowi, yang memang dikenal sebagai metal head (sebutan bagi penggemar musik metal), tak memenuhi undangan tersebut. Namun ribuan metal head lain tentu tak melewatkan kedatangan salah satu dari The Big Four of Trash Metal itu. Dalam Festival Hammersonic 2017 di Eco Park Ancol, Jakarta Utara, Ahad pekan lalu, band asal Amerika Serikat itu menjadi penampil pamungkas yang memancing histeria komunitas metal Indonesia.
Megadeth tampil tepat 15 menit selepas pukul sebelas malam. Lengking distorsi panjang dari gitar Mustaine membuka pentas. Personel lain menyambut dan menggebraklah lagu lawas Hangar 18 dari album Rust in Peace (1990). Mustaine didampingi pemain bas yang bergabung sejak awal, David Ellefson, serta dua personel lebih anyar: gitaris asal Brasil, Kiko Loureiro, dan penabuh drum asal Belgia, Dirk Verbeuren. Ini adalah ketiga kalinya Megadeth mampir ke Indonesia. Terakhir mereka datang sepuluh tahun lalu.
Penantian satu dekade para droogie-istilah yang disematkan Mustaine bagi fan Megadeth-dibayar dengan nomor-nomor yang memuaskan kerinduan fan akan lagu lawas Megadeth sekaligus memenuhi rasa penasaran akan lagu dalam album terbaru mereka. Nomor jagoan seperti Wake Up Dead, Sweating Bullets, dan Symphony of Destruction digeber berurutan. Gitar rhythm Mustaine meraung tanpa jeda, begitu pula vokalnya.
Ribuan jari telunjuk dan kelingking penonton mengacung di udara. Lingkaran mosh pit pun otomatis terbentuk di tengah kerumunan. Namun Mustaine rupanya belum puas dengan respons para penonton. "Kalian baik-baik saja? Kenapa kalem banget?" kata Mustaine. Disindir begitu, semangat penonton langsung semakin berkobar. Pada lagu-lagu berikutnya, Living in State,Trust,She Wolf, dan Poisonous Illusion, aksi penonton kian menggila. Beberapa orang diangkat penonton lain ke udara dalam aksi body surfing.
Lalu lagu-lagu dari album Dystopia yang baru dirilis tahun lalu pun turut ditampilkan. Album ini boleh dibilang salah satu album tersukses sepanjang tiga dekade karier Megadeth. Title track album Dystopia diganjar dengan anugerah Grammy kategori penampilan metal terbaik. Ini Piala Grammy pertama Megadeth setelah 12 kali selalu mentok jadi nomine.
Bersama Metallica, Slayer, dan Anthrax, Megadeth merupakan The Big Four of Trash Metal-empat band pionir trash metal. Dave Mustaine, yang pernah menjadi personel Metallica, memutuskan membuat grup baru bersama tetangganya, David Ellefson. Misi mereka: menjadi band yang lebih garang dan berisik daripada Metallica. Pada 1985, album debut mereka, Killing Is My Business… and Business Is Good!, diluncurkan.
Berhasil mendatangkan Megadeth menjadi prestasi besar bagi Hammersonic sejak mulai digelar pada 2012. "Ini pertama kali band metal pemenang Grammy datang ke Hammersonic," kata Chief Operating Officer Hammersonic Wendi Putranto. Wendi menyebut Megadeth sebagai band termahal yang pernah didatangkan Hammersonic. Ia menolak menyebut angka pastinya, tapi memastikan bahwa biaya untuk mengundang Megadeth lima-delapan kali lebih mahal dibanding jajaran pengisi lainnya. Untungnya, Megadeth tak mengajukan permintaan macam-macam. "Mereka hanya request mesin kopi," ujar Wendi.
Moyang Kasih Dewimerdeka
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo