Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosok

Berita Tempo Plus

Kun dan Curhat dalam Lagu

Kunto Aji membuat lagu-lagu yang mengungkapkan isi hatinya. Lebih berbahagia setelah meluncurkan album tentang kesehatan mental.

10 Oktober 2020 | 00.00 WIB

Kunto Aji. Alexis Calvin
Perbesar
Kunto Aji. Alexis Calvin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Kunto Aji mempraktikkan mindfulness untuk menenangkan diri selama pandemi Covid-19.

  • Belajar tentang kesehatan mental setelah merasa tak kuat menghadapi masalah yang pelik.

  • Memiliki peternakan ayam bersama ayahnya.

PANDEMI Covid-19 membuat Kunto Aji dilanda stres. Ia khawatir lantaran banyak hal yang menjadi tidak pasti akibat serangan penyakit yang dipicu virus corona tersebut, misalnya soal pernyataan pejabat pengambil kebijakan yang kadang berbeda antara satu dan yang lain. “Yang dilakukan pemerintah itu kadang membuat saya bingung,” katanya, Rabu, 9 Oktober lalu.

Untungnya, Kun—begitu ia sering disapa—tahu cara mengatasi kecemasan tersebut. Ia antara lain meredamnya dengan bermeditasi atau berlatih mindfulness, yakni membawa perhatian penuh pada apa yang dilakukan saat ini. “Seperti sekarang, saya pun melakukan wawancara dengan mindfulness,” ujar pelantun lagu “Pilu Membiru” tersebut.

Kun, 33 tahun, tertarik pada masalah mental sejak 2016. Ia berpikir untuk membuat album kedua yang berisi proses pencarian ke dalam diri ketika itu. Kun terinspirasi dari kejadian saat ia terbaring di rumah sakit pada 2013. Ia ambruk selama tiga bulan gara-gara penyumbatan batu empedu akibat kolesterol yang menumpuk.

Selain tubuhnya terasa nyeri, uang yang dikumpulkannya bertahun-tahun untuk membuat album yang sesuai dengan keinginannya ludes. Kun belum mengeluarkan satu pun album selepas keluar dari ajang pencarian bakat Indonesian Idol pada 2008 saat itu. “Waktu itu saya benar-benar berada di titik nol. Saya merasa kalau mau diambil (nyawa), saya ikhlas,” ucapnya. Momen belajar melepas keinginan inilah yang menginspirasinya menulis lagu “Sulung”.

Perjalanan pencarian ke dalam diri tersebut makin dalam ketika ia diterpa masalah pelik pada 2017. Berbagai problem tersebut membuatnya diserang kecemasan. Waktu tidurnya jadi berantakan, produktivitasnya menurun, ia gugup setiap kali akan manggung, dan tubuhnya seperti orang yang sakit. “Dulu waktu saya sakit itu masalahnya melibatkan diri saya sendiri. Tapi kalau masalah yang sekarang ini melibatkan orang lain,” tuturnya.

Kun, yang merasa kelimpungan dengan berbagai persoalan yang ia hadapi, memutuskan meminta bantuan profesional. Psikolog yang didatanginya menyarankan dia tak memendam masalah. “Saya anak sulung, dari dulu diajari menjadi contoh bagi adik-adik saya, sehingga saya terbiasa memendam,” katanya.

Dari peristiwa tersebut, Kun jadi banyak belajar tentang kesehatan mental. Ia antara lain belajar tentang musik yang berfaedah untuk menenangkan pikiran, jiwa, dan raga, seperti singing bowl dari Tibet dan solfeggio frequencies yang menurut penelitian bisa mengeluarkan pikiran negatif. Dia juga berlatih menerima emosi yang selama ini ia sembunyikan, seperti sedih, marah, dan kecewa.

Kun pun menggali filsafat Yunani Kuno, Stoisisme. Salah satu ajaran filsafat tersebut adalah membedakan hal yang bisa dikendalikan oleh kita, seperti pikiran, perkataan, dan cara bersikap. Juga hal-hal yang berada di luar kendali, seperti opini orang lain, kesehatan, dan kekayaan. Stoisisme berpandangan bahwa perasaan seperti kecewa, galau, dan marah terjadi lantaran kita menggantungkan kebahagiaan pada sesuatu yang berada di luar kendali tersebut.

Perjalanan pencarian ke dalam diri itu ia tumpahkan ke sembilan lagu dalam album kedua, Mantra Mantra. Buat dia, lagu tersebut diciptakan sebagai penenang untuk diri sendiri. “Lagu itu sebenarnya curhatan saya, ha-ha-ha…,” ujarnya.

Setelah dikeluarkan satu per satu mulai September 2018, lagu dari album tersebut meledak dan menjadi perbincangan banyak orang. Mantra Mantra menyabet tiga piala Anugerah Musik Indonesia 2019 untuk kategori album terbaik, artis solo pria/wanita alternatif terbaik lewat single Topik Semalam, dan desain grafis album terbaik (karya Naufal Abshar).

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Nur Alfiyah

Nur Alfiyah

Bergabung dengan Tempo sejak Desember 2011. Kini menjadi redaktur untuk Desk Gaya Hidup dan Tokoh majalah Tempo. Lulusan terbaik Health and Nutrition Academy 2018 dan juara kompetisi jurnalistik Kementerian Kesehatan 2019. Alumnus Universitas Jenderal Soedirman.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus