Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Mengenal Takehiko Inoue, Pencipta Anime Slam Dunk yang Legendaris

Takehiko Inoue pembuat manga dan anime Slam Dunk memilih berhenti kuliah dan terus belajar menggambar sampai lihai

15 Desember 2022 | 14.32 WIB

Film remake dari anime lawas Slam Dunk akan tayang bulan Maret 2023
Perbesar
Film remake dari anime lawas Slam Dunk akan tayang bulan Maret 2023

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi pecinta anime seluruh dunia, pasti akan sepakat untuk menganggap bahwa ‘Slam Dunk’ merupakan salah satu anime terbaik. Kesuksesan anime ini tak lepas dari Takehiko Inoue selaku pencipta. Lantas, siapa itu Takehiko Inoue?

Dilansir dari laman The Collector, Takehiko Inoue adalah seorang yang sangat terkenal di industri manga dan anime karena memiliki beberapa karya dengan teknik menggambar dan penceritaan terbaik. Karya-karyanya memiliki suasana kehidupan nyata yang dapat berubah dari nostalgia menjadi meditatif. Ia juga sangat berjasa karena berhasil membawa kecintaannya pada bola basket ke dalam industri ini dan akhirnya berkontribusi lebih banyak lagi.

Baca : Aksi Slam Dunk Dibuat Ulang, Aksi Basket Lebih Realistis

Takehiko Inoue lahir di Kagoshima, Jepang pada 1967. Selama masa sekolah menengahnya, dia bermain bola basket yang menjadi olahraga favoritnya. Pada 2006, Sheuisha, sebuah perusahaan publikasi di Jepang, mewawancarainya untuk produksi manga ‘Slam Dunk’ dan kecintaannya pada bola basket. Pada wawancara itu, para pewawancara tersentuh dengan kehidupan sekolah menengahnya.

Ia mengatakan, “Saya sangat menikmati bermain bola basket selama sekolah menengah. Walaupun tim saya bermain tidak bagus, tetapi setiap anggota tim bisa menikmati kemajuan dalam diri. Dalam kehidupan sekolah menengah, tim basket saya terkadang menang, kalah, dan mengalami banyak hal untuk tumbuh. Hasil tim kami mungkin buruk, tetapi saya dapat belajar sesuatu darinya selama tiga tahun. Hal ini sangat penting bagi saya, jadi saya harus mengapresiasi bola basket,”

Menurut laman The Collector, terdapat tiga hal mutlak yang menentukan jalan kariernya sebagai seorang mangaka atau pembuat manga. Pertama, kecintaanya terhadap kucing yang tak tergoyahkan. Kedua, hasratnya untuk menggambar dan bercerita yang tidak kenal batas. Terakhir, ia mencintai bola basket seperti paru-paru menyukai oksigen. Jadi, alih-alih menyelesaikan gelar Sastra di Universitas Kumamoto, ia keluar untuk mendedikasikan waktunya sepenuhnya untuk membuat manga.

Selama kuliah, dia mengikuti kontes rookie Shonen Jump, dan dia memulai debutnya tak lama kemudian dengan manga ‘Kaede Purple’ (1988), yang membuatnya memenangkan Penghargaan Tezuka Osamu yang terkenal untuk mangaka baru terbaik, sebuah awal dari ‘Slam Dunk’ yang sangat dicintainya yang datang dua tahun kemudian.

Pengaruh yang memutuskannya untuk berkarier sebagai mangaka ia dapat semasa SMA karena membaca ‘Dokaben’ manga karya Shinji Mizushima. Faktanya, ‘Dokaben’ dirilis pada 1972 saat Inoue baru berusia lima tahun dan manga ini selesai pada 1981, saat Inoue berusia 14 tahun. Manga ini bercerita tentang bisbol, yang diasumsikan sebagai hati yang dicurahkan ke dalam pekerjaan dan hasrat untuk olahraga secara tim yang menginspirasinya untuk membuat ‘Slam Dunk’. 

MUHAMMAD SYAIFULLOH 

Baca : Hari Otaku Sedunia, Begini Awal Mula Perayaan Penggila Anime dan Manga   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus