Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Mengenang Didi Kempot, Legenda Campursari Indonesia

Jauh sebelum terkenal, Didi Kempot memulai karier sebagai musisi jalanan.

31 Desember 2023 | 20.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Meinggalnya penyanyi campursari Didi Kempot menciptakan duka mendalam di dunia musik Tanah Air. Penyanyi dengan julukan Godfather of Brokenheart meninggal pada usia 53 tahun di RS Kasih Ibu, Solo Jawa Tengah, 5 Mei 2020. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini di tahun 1966 merupakan hari kelahiran Didi Kempot, legenda campursari yang dikenal sebagai "The Godfather of Broken Heart" atau "King of Campursari".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Profil Didi Kempot

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot lahir di Solo, Jawa Tengah. Ia berasal dari keluarga seniman. Ayahnya, Ranto Edi Gudel pemain ketoprak di Jawa Tengah. Ibunya Umiyati Siti Nurjanah, penyanyi tradisional di Ngawi. Kakaknya, Mamiek Prakoso, pelawak yang tenar lewat grup Srimulat.

Didi memulai karier musiknya di dunia campursari, sebuah genre musik Jawa yang menggabungkan unsur-unsur tradisional dan modern. Namun, jauh sebelum terkenal, Didi Kempot memulai karier sebagai musisi jalanan. 

Nama Kempot yang tersemat di namanya memiliki hubungan dengan asal-usul perjalanan musiknya. Sebelum masuk ke dunia rekaman, ia sempat jadi penyanyi jalanan alias Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar.

Kepopuleran Didi Kempot

Didi Kempot populer sekitar tahun 2000-an dan kembali naik daun setelah kelompok pemuda penggemarnya yang menamakan diri sebagai Sobat Ambyar menggaungkan namanya sebagai The Father of Broken Heart. Beberapa lagu karyanya yang terkenal di antaranya Sewu Kutho, Stasiun Balapan, Ambyar, dan Tatu.

Namun, sebelum populer di Indonesia, Didi Kempot lebih dulu terkenal di Suriname dan Belanda. Lagu-lagunya sering diputar di radio dan TV Suriname, seperti Layang Kangen, Sewu Kutho, Stasiun Balapan dan Sri Minggat.

Didi juga menciptakan lagu-lagu yang terinspirasi dari Suriname, yaitu Kangen Nickerie (suatu distrik di Suriname), Joget Sikep (joget berangkulan yang terinspirasi budaya Belanda) dan lagu yang berjudul Kowe Isih Neng Kene untuk mengenang almarhum Tomy Radji, pengusaha Jawa Suriname yang mempopulerkan Didi di Suriname melalui stasiun radio dan televisi miliknya.

Kedekatan Didi dengan Suriname terjadi sejak awal kariernya. Saat itu dirinya rekaman lagu Cidro pada 1989. Lagu itu tidak populer di Indonesia tapi justru terkenal di Belanda dan Suriname. Bahkan, Didi Kempot dianugerahi The most popular singer in Suriname karena berkali-kali memenangi anugerah musik nasional di Suriname.

Didi Kempot Berpulang

Didi Kempot meninggal dunia pada 5 Mei 2020 di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah. Ia meninggal akibat serangan jantung di usia 53 tahun. Kepergiannya menjadi duka yang mendalam bagi penggemar musik Indonesia, khususnya yang menghargai karyanya dalam memperkenalkan dan mempopulerkan musik campursari.

KAKAK INDRA PURNAMA l NUNUY NURHAYATI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus