Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Mengunyah Favreau dan Cubanos dengan Nikmat

Film kuliner yang memperlihatkan betapa sineasnya adalah pencipta yang sangat mencintai makanan. Asyik, lucu, dan mengundang lapar.

3 November 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chef
Sutradara: Jon Favreau
Skenario: Jon Favreau
Pemain: Jon Favreau, Sofia Vergara, John Leguizamo, Scarlett Johansson, Dustin Hoffman, Oliver Platt

Jon Favreau adalah tambang emas. Tapi dia lelah menjadi sapi perah dan bosan mengotak-atik film gigantik Iron Man setiap musim panas. Rumus penceritaannya sudah klise dan kuno, meski film Iron Man telah menjadikannya salah satu sineas terkaya di Hollywood.

Maka Favreau ingin kembali menjadi sosok yang kita cintai, yang dekat dengan penonton sebagai aktor dalam serial Friends—ingat dia berperan sebagai kekasih Monica? Favreau ingin kembali ke jantung penciptaan sinema: membuat film dengan anggaran rendah yang asyik, hangat, menyenangkan, sekaligus bebas dari campur tangan eksekutif studio besar. Kembali ke masa kejayaan film Swingers yang menjadikan dia seorang sutradara indie yang dianggap unik dan berani.

Favreau memilih dirinya sendiri sebagai sebuah inspirasi yang lezat. Ia berperan sebagai Carl Casper, koki terkemuka sebuah restoran fine dining di Los Angeles yang mencintai kuliner sebagai bagian dari jiwa dan hidupnya. Makanan yang dimasak bukan hanya untuk pencari nafkah. Seluruh proses memilih makanan, menggunakan pisau khusus, merajang, meracik, hingga memasak makanan adalah upacara yang dinikmatinya sebagai proses berkesenian. Tapi apakah kehidupannya sebagai chef di restoran besar itu membahagiakannya?

Film dimulai dengan pagi yang ramai, penuh sayur, daging, rempah, bunyi ketak-ketuk irisan pisau di atas papan, dan Carl yang begitu bersemangat mencoba menu baru untuk menyambut kedatangan blogger kritikus kuliner Ramsey Michel (Oliver Platt), yang dianggap berpengaruh. Dari adegan awal, kita segera mengetahui Carl harus jumpalitan membagi waktu sebagai seorang duda cerai yang mempunyai anak lelaki, Percy (Emjay Anthony), yang rindu kehadirannya, dan berdebat dengan pemilik restoran, Riva (Dustin Hoffman), yang selalu saja campur tangan terhadap isi menu dan tidak menyukai perubahan apa pun.

Tokoh Riva seperti simbol para penguasa di studio eksekutif di Hollywood yang mendominasi keputusan tanpa peduli permintaan pengunjung. Sedangkan Carl adalah sineas yang idealistis, yang semula patuh mengikuti bos, dengan harapan suatu hari bisa mengikuti hasratnya untuk mencipta aneka masakan sesuai dengan dorongan hati dan lidahnya. Itu tak akan pernah terjadi selama si pemilik adalah Riva, yang tak percaya inovasi. Maka sekali lagi kepada Ramsey disajikan menu yang sama, dan tentu saja Ramsey ngoceh membantai masakan staf Carl.

Carl lantas melabrak Ramsey akibat kicauan Ramsey di media sosial. Hebohlah dunia penggemar makanan. Peristiwa labrakan Carl terhadap Ramsey ditonton begitu banyak orang dan menjadi bulan-bulanan masyarakat. Carl kemudian meninggalkan restoran besar selama-lamanya.

Film ini kemudian menjadi sebuah perjalanan seorang koki terkemuka mencari diri. Dia memutuskan membeli, merombak, dan membersihkan sebuah food truck, gerobak-mobil makanan, untuk berdagang makanan khas Kuba bernama cubanos. Carl menyusuri Amerika bersama anak tunggalnya dan rekannya, Martin (John Leguizamo). Mencari kebahagiaan dengan satuan usaha yang jauh lebih kecil dengan menu yang asyik, pedas, dan membakar lidah itu seperti gambaran sang sutradara/protagonis dalam film ini.

Setiap proses pembuatan cubanos—roti dampit berisi daging asap dan keju dengan olesan mustard atau terkadang sedikit saus yang pedas, tergantung permintaan—memperlihatkan visual yang berwarna dan menggiurkan. Setiap kali mereka akan mampir ke salah satu kota, Percy berkicau sekaligus mengunggah foto gerobak makanan mereka sehingga rombongan penggemar cubanos sudah menanti dengan air liur yang berleleran. Proses pembuatan roti dampit ini memperlihatkan bagaimana makanan, media sosial, dan kedekatan koki dengan para pemburu makanan menjadi satu kesatuan yang penting.

Membuat film atau novel kuliner, menurut saya, tidak hanya harus bermodal kemampuan teknis sinematik dan bercerita Satu unsur penting yang wajib dimiliki adalah passion terhadap makanan dan seni kuliner. Favreau jelas seorang sineas yang tidak hanya jago mengundang nama-nama besar di dalam film ini—Dustin Hoffman, Robert Downey Jr., Scarlett Johansson—tapi juga seorang pencipta yang sangat mencintai dan menikmati makanan, dari proses pembuatan hingga produk akhir. Faktor gairah ini akan selalu muncul pada layar film karena keberhasilannya menyatukan plot cerita dengan karakter dan makanan. Terlebih lagi, makanan yang disajikan sepanjang film, cubanos, menjadi salah satu "tokoh penting" yang lantas hendak kita cicipi setelah menyaksikan film ini.

Meski mengakui mengambil referensi Eat Drink Man Woman (Ang Lee) dan Big Night, jelas Favreau tidak berpretensi menyajikan film kuliner yang berat. Ini film keluarga yang ringan, yang akhirnya berhasil menyatukan keluarga karena kedahsyatan makanan.

Leila S. Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus