Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Meramahkan teknologi

Keramaian di gelanggang world expo 88 di brisbane, australia. temanya: "kehidupan santai dalam era teknologi". itu mempengaruhi para desainer anjungan untuk membentuk anjungan yang ramah dan semarak.

18 Juni 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LIMA puluh dua bendera kebangsaan berkibar, di antara umbul-umbul warna-warni. Ribuan orang pun datang~ ~berduyun, dari pelbagai negeri, untuk menyaksikan~ ~warna-warni kehidupan santai di akhir abad ini. Aneka seni, sport, kedai makan, dan obyek pariwisata digelar. Keramaian di gelanggang World Expo 88, di Brisbane, Australia Timur, ini tampaknya tengah menapaki puncak kesemarakannya. Pameran internasional 6 bulan yang akan berakhir Oktober mendatang itu dibuka sendiri oleh ratu negara-negara Persemakmuran, Ratu Elizabeth. Berbeda dengan expo yang lewat (1986 di Kanada, 1985 di Jepang, misalnya) Australia menyuguhkan tema "Kehidupan Santai Dalam Era Teknologi". Maka, keramaian itu bukanlah arena festival teknologi. Itu tentu mempengaruhi para desainer anjungan. Mereka seolah sepakat, membuat suasana pesta: cahaya warna-warni yang menghias, bentuk anjungan yang ramah. Lihatlah anjungan Indonesia. Bagian depan anjungan itu berkopiahkan rumah-rumahan berarsitektur Toraja, yang anggun tapi ramah. Begitu melangkah ke dalam, suasana akrab memeluk kita: seorang Bali sedang sibuk mengukir, sementara sejumlah kerajinan dipamerkan - dari batik tulis sampai kerajinan rotan. Di seberangnya ada stupa Candi Borobudur, miniatur beberapa bangunan adat, serta kain tenun Sumba. Bahkan negeri pemilik teknologi tinggi, Amerika dan Jepang, seperti menahan diri. Anjungan Amerika, misalnya, lebih banyak memajang alat-alat sport. yang diterangi dengan tata cahaya yang sungguh ceria. Dan robot-robot Jepang kali ini adalah robot barongsai yang pintar menari, dan robot penerima tamu yang pintar beramahtamah dengan arigato, atau excuse me. Yang juga baru adalah diundangnya sejumlah pematung dari berbagai negara, yang diminta mengisi expo seluas 44 hektar ini. Maka, makin semaraklah suasana, karena sebagian besar pematung menyuguhkan patung lingkungan, misalnya anak-anak memanjat kelapa. Putut Tri Husodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus