GOLDEN RENDEZVOUS
Cerita: Alistair MacLean
Sutradara: Ashley Lazarus
BAGI mereka yang telah menonton film The Guns Of Navarone yang
diangkat dari novel Alistair MacLean, tentulah sifat tegang
Golden Rendevous ini tidak mengejutkan lagi. Dan ketegangan
serta misteri yang meliputi film dari awal hingga akhir menjadi
lebih kental oleh kehadiran Richard Harris di tengah-tengah
tontonan tersebut. Aktor kelahiran Inggeris ini telah
membuktikan kemampuannya unuk tampil dalam sejumlah film dengan
cerita tegang dan keras. Salah satu contohnya adalah Juggernaut.
Tidak secara kebetulan film Juggernaut disebut-sebut dalam
resensi ini. Antara kedua film yang dibintangi oleh Richard
Harris itu memang terdapat sejumlah persamaan. Kedua cerita
bermain pada kapal yang sedang berlayar di laut lepas.
Kapal-kapal itu semuanya berada dalam ancaman bom yang dipasang
oleh kelompok penjahat yang mengharapkan harta. Pada kedua
cerita Richard Harris berperanan penting dalam menggagalkan
usaha penjahat-penJahat tersebut.
Kegiatan Menduga
Meskipun tidak saya ketahui mana dari kedua film itu yang lebih
dahulu dibuat, saya toh tidak punya alasan cukup untuk menilai
salah satu meniru yang lain. Lagi pula, lepas dari persamaan
pola dasar cerita, keduanya mempunyai sejumlah variasi yang
berlainan dan membuat masing-masing tontonan itu unik.
Puji-pujian harus dibatasi. Ini tentu bukan hal yang istimewa
sebab kita memang berhadapan dengan sebuah film yang menarik
terutama lantaran ketrampilan Alistair MacLean.
Ceritanya sebenarnya amat sederhana. Kapal Caribbean Star dalam
suatu pelayaran berhasil dikuasai oleh kelompok bandit pimpinan
Carreras (John Vernon). Sebelum secara terbuka bandit-bandit itu
menguasai kapal, sejumlah awak kapal terlebih dahulu telah
seara misterius mati atau menghilang. Tentu saja kapten kapal
memerintahkan penyelidikan. Kegiatan penyelidikan yang dipimpin
oleh perwira senior John Carter (Richard Harris) adalah bagian
mengasyikkan dalam film ini. Di salon kapal berkumpul sejumlah
orang yang menghabiskan waktunya untuk berjudi di kasino atau
cuma minum di bar. Tingkah yang beragam rupa itulah yang jadi
sasaran kecurigaan Carter.
Kegiatan menduga dan mencurigai itu tidak juga lantas berakhir
ketika kapal telah dikuasai oleh sejumlah orang bersenjata
otomatis. Carter yakin sekali bahwa Carreras cuma orang bayaran.
Tapi siapa dan di mana orang yang membayarnya? Ketika pertanyaan
ini masih juga tetap pertanyaan, muncul pula suatu sumber
ketegangan baru. Sebuah bom atom terdapat di palka kapal. Tapi
bom itu belum diaktifkan.
Juga sebuah penemuan Carter di kapal: seorang ahli nuklir
Angkatan Laut Amerika ternyata berada dalam sebuah kamar yang
dijaga ketat. Orang itu, Taubman (Robert Beatty), oleh
Washington diumumkan sebagai telah diculik. Bisa melihat
hubungan bom dan ahli terculik itu?
Dalam keadaan luka dan terkurung dalam rumah sakit kapal,
Carter belum juga bisa mengerti untuk apa semuanya itu
direncanakan oleh orang yang menyewa Carreras. Kapal Carribean
Star toh tidak membawa barang yang begitu berharga. Tapi jawaban
terhadap sejumlah teka-teki itu datang juga akhirnya ketika
sebuah kapal muncul di tengah-tengah laut yang sepi itu. Inilah
kapal yang membawa emas yang bernilai bermilyar-milyar dolar.
Jadi Carribean Star bukan sasaran utama? Itu kemudian jelas.
Tapi siapa di balik kegiatan kriminil yang terencana rapi ini?
Sabar.
Bom Atom
Pertanyaan terakhir inilah yang terus disimpan oleh MacLean
hingga menjelang lampu dinyalakan dalam gedung bioskop setelah
jagoan kita berhasil menggagalkan usaha bandit-bandit itu.
Tembak menembak atau jotos menjotos adalah bagian dominan dari
tontonan ini. Sudah tentu Richard Harris bermain dengan baik,
terutama dalam adegan-adegan keras itu. Saking hebatnya
penampilan Harris itu, para penonton bisa merasa ada sesuatu
yang berlebihan di sana. Coba pikir bagaimana Harris ini seorang
diri bisa menghadapi kelompok bandit bersenjata lengkap itu? Dan
menang pula.
Ah, ya, tapi dalam menikmati film-film jenis beginian,
pertanyaan-pertanyaan seperti itu sebaiknya memang disimpan
saja. Ini film memang cuma ingin memperlihatkan kehebatan
seorang penjalin cerita yang bisa menyimpan misteri selama
beberapa jam. Tentu ada pula maksud untuk memamerkan seorang
jagoan macam yang diperankan oleh Richard Harris itu. Diukur
dari niatnya itu, maka Ashley Lazarus, sang sutradara, telah
berhasil membuat sebuah tontonan yang mengikat dari awal hingga
akhir.
Tapi siapa di balik rencana jahat yang rapi itu? Hati-hati saja
memperhatikan orang-orang yang selalu berada di sekitar kasino
terapung itu. Orang itu ada di sana. Ini pun suatu yang bisa
menimbulkan pertanyaan. Kalau sudah bisa mengorganisir sebuah
perampokan bom atom, pembajakan kapal serta sejumlah pembunuhan
misterius, mengapa pula tokoh ini harus ikut-ikut berada dalam
kapal yang berlayar dengan sejumlah risiko itu?
Ah, sebaiknya pertanyaan ini juga dilupakan saja. Terlalu banyak
bertanya ketika menyaksikan film jenis Golden Rendevous ini
akibatnya cuma satu: kenikmatan menonton akan berkurang. Anda
tidak menginginkan akibat itu, bukan?
Saim Said
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini