Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Keterbatasan tirai

Teater loh mementaskan "tirai" di tim. disutradarai julie taymor. pertunjukan diawali dengan adegan getir dan magis. dikoordinasi dengan baik. (ter)

26 Agustus 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIRAI Sutradara: Julie Taymor Produksi: Teater Loh JULIE Taymor yang pernah muncul di TIM dengan eksperimen wayang, kembali dengan garapan baru. Dikerjakan di pantai Peti Tenget, dekat Kuta, Bali, selama 8 bulan. Ia dibantu Fred Maire, beberapa pemuda Jawa dan sejumlah orang Bali -- di antaranya I Made Pasak Tempo. Pementasan berlangsung di Teater Arena -- 14 dan 15 Agustus. Hampir meneruskan apa yang dikerjakannya dahulu, Julie kembali memasang 3 buah layar dan tampaknya masih akan mementaskan wayang sambil menggabungkannya dengan unsur teater tradisionil Jepang. Tetapi kemudian, setelah bayangan pohon tampak di layar, kain tersingkap. Dan dengan misterius keluarlah sejumlah orang mengenakan pakaian serba putih. Ini lain. Puisi Julie membuka pertunjukannya dengan keindahan yang getir dan magis. Kita melihat orang-orang itu bergerak, seperti bangkai yang meneruskan sebuah upacara yang tidak mungkin berhenti. Keadaan yang sunyi, gerakan yang sederhana, kostum yang sangat sugestif, membantu adegan menjadi sangat intens. Seperti sebuah puisi, seperti sebuah makna yang samar-samar, orang-orang itu berada di panggung seakan-akan mempersiapkan sesuatu yang dahsyat. Para penonton terhenyak dan menunggu adegan buka yang berhasil ini. Tetapi serentak topeng dibuka, mulut para pemain dibuka, cerita dibikin jelas, segala misteri itu ambyar. Pertunjukan melorot -- menjadi teater yang cerewet dengan telaah sosial, mempertentangkan antara "tradisi dan modernisasi." Batang ceritanya sendiri sama dengan dongeng Andersen tentang seorang raja yang ditipu oleh tukang tenun. Raja menyangka sedang memakai pakaian kebesaran, sementara tukang tenun tersebut ternyata penipu biasa. Ia hanya memakaikan sesuatu yang tidak ada ke tubuh raja. Di dalam pementasan ini, setelah rakyat bersorak-sorak pura-pura ikut gembira melihat raja mereka memakai pakaian bohongan, salah seorang kemudian berseru dengan jujur: bahwa raja mereka sebenarnya telanjang. Julie Taymor bersama Fred Maire memainkan peranan sepasang turis. Mereka bagai ujung lembing pikiran yang mencoba menggosok-gosokkan diri ke kulit jiwa orang-orang tradisionil. Tetapi mereka tidak pernah benar-benar bisa masuk. Mereka tetap orang luar yang hanya melihat sebagai penonton. Sebagaimana juga dulu, Julie rupanya tak dapat melepaskan diri untuk mendekati segala yang tradisionil secara rasionil. Ia selalu mengaitkannya dengan unsur-unsur sosial. Padahal ia menggarap bentuk, teater yang cenderung ke seni rupa, yang sebetulnya lebih memungkinkan pendekatan yang lebih intuitif. Teater Loh yang dipimpin Julie lebih merupakan sebuah peristiwa. Di sini penari kakap seperti Made Tempo memperoleh kesempatan untuk berekspresi dengan cara yang tidak tradisionil. Sebuah pengalaman yang tentu akan berharga dan memberi perbendarahaan untuk perkembangannya kemudian sebagai penari tradisionil. Pertemuan itu sendiri jauh lebih penting dari pertunjukannya. Kecuali kalau Julie sempat meneruskan jiwa dari adegan pertama, karena pada saat itulah terjadi pertemuan paling kuat -- antara semangat teater modern Julie dan Bali. Kadang ada dialog bahasa Inggeris, bahasa Indonesia dengan aksen Bali, gamelan Bali yang seperti Jawa, puisi bahasa Indonesia dengan lagu puja dari Bali dan sebagainya. Di panggung agaknya segala sesuatu dapat sambung menyambung dengan baik asal ada koordinasi. Ini digarap Julie. Tapi ternyata kordinasi saja tidak cukup. Ia kehilangan misteri. Putu Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus