Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Orang yang paling cepat kaya

Mike tyson, 22, yang beristrikan robin givens, 23, mencetak rp 31 milyar dalam tempo 91 detik, di trump plaza, new jersey. merencanakan mundur dari ring tinju tanpa meninggalkan hobi pelihara merpati.

9 Juli 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MIKE Tyson, Anda tahu, bukan orang yang suka pepatah ini: sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit. Ia sangat cinta pada peribahasa yang lain, yakni: hemat pangkal milyuner. Itu sebabnya, Selasa pekan lalu, di Trump Plaza, New Jersey, Amerika Serikat, dengan waktu yang sangat hemat (91 detik), ia cetak sekitar Rp 31 milyar. Atau sama dengan memenangkan hadiah pertama undian harapan tiap minggu, selama empat bulan berturut-turut. Dan ia baru 22 tahun, Kamis pekan lalu. Dan ia baru lima bulan menyunting bintang televisi Robin Givens, yang setahun lebih tua dari dia. Sejoli merpati itu bersarang di "negeri" seluas 60 ribu m2, seharga 4 juta dolar AS. Di tanah itu rumah tua dirombak dengan uang sejuta dolar, di sana-sini dilapis lempengan emas. Di daerah mahal Kenilwood, sarang itu terletak, bertetangga dengan para milyuner seperti penerbit terkenal nan kaya Malcolm Forbes, dan bekas first lady AS, Jackie Onassis. Tentu, rumah seluas lebih dari 8 kali lapangan bola itu isinya tak cuma Mike dan Robin. Di situ pun ada Porche-924S hitam, BMW-318i, Bentley yang hampir berharga Rp 300 juta, Mercedes convertible, dan, dulu, ada juga Rolls Royce. Mengapa dulu? Tersebut kisah, Tyson menubruk pohon, gara-gara habis bertengkar dengan Robin. Lalu, dengan kalem itu Rolls Royce begitu saja diberikan kepada polisi yang hendak menilangnya. Di antara kesibukan berlatih tinju dan meningkatkan daya tahan tubuh. Di antara canda ria dengan Robin diiringi musik atau dihiasi busa sabun, Mike masih seperti dulu sewaktu sekolah: meluangkan waktu buat merpati-merpatinya. Lalu, apa lagi, apa lagi yang ia butuhkan? Anehkah bila Rabu pekan lalu sang juara berkoar mau pensiun? Atau ini sekadar tepuk dada bahwa ia tak lagi punya saingan, setidaknya dalam waktu satu-dua tahun ini? Pertanyaan terakhir itu mungkin saja keliru. Tyson, yang pernah menggelandang di masa anak-anak, dan kini dijuluki si manusia besi belum tertundukkan, jauh di hatinya sangat sadar, semua itu tidak abadi. "Sebenarnya, gelar kejuaraan itu bukan milikku," kata Tyson di majalah Life. "Aku cuma meminjamnya untuk sementara."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus