Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Pelarangan Teater Wawancara dengan Mulyono oleh Rektor ISBI Bandung Mulai Tuai Kecaman

Penastri menyatakan pelarangan pementasan teater Wawancara dengan Mulyono merupakan pembatasan berekspresi yang dilakukan Rektorat ISBI Bandung.

17 Februari 2025 | 16.20 WIB

Gambar baliho Teater Payung Hitam yang dicopot di kampus ISBI Bandung. Foto: Dok.Payung Hitam.
Perbesar
Gambar baliho Teater Payung Hitam yang dicopot di kampus ISBI Bandung. Foto: Dok.Payung Hitam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bandung - Perkumpulan Nasional Teater Indonesia (Penastri) mengecam keras larangan pementasan teater berjudul Wawancara dengan Mulyono di kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung pada 15 dan 16 Februari 2025. Pelarangan itu dilakukan dengan cara menggembok ruang Studio Teater ISBI Bandung yang akan dijadikan lokasi pertunjukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Kejadian ini merupakan rangkaian dari pencopotan baliho acara sebelumnya yang mencerminkan bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berekspresi dan berkesenian,” kata Wakil Sekretaris Umum Penastri Sahlan Mujtaba alias Bahuy yang membacakan pernyataan sikap Penastri di ISBI Bandung, Ahad malam 16 Februari 2025.

Penastri: Pelarangan Pertunjukan Teater adalah Pembatasan Berekspresi

Menurutnya, Penastri yang beranggotakan sekitar 250 orang dan kelompok teater di Indonesia, berkomitmen untuk menjunjung tinggi kebebasan berekspresi demi membangun eskosistem yang adil, demokratis, dan mendukung ide-ide baru. “Dengan ini kami menyatakan sikap, pertama mengutuk keras segala bentuk pembatasan dan pelarangan terhadap pertunjukan teater yang tidak berdasar dan mengancam kebebasan berekspresi,” ujar Sahlan yang ikut aktif di kelompok Mainteater dan Jalan Teater.

Seni termasuk teater menurut Penastri, adalah ruang kritik dan refleksi sosial yang dijamin dalam konstitusi, dan seharusnya mendapat perlindungan bukan represi. Penastri juga menuntut transparansi dan pertanggung jawaban dari pihak-pihak yang terlibat dalam penggembokan lokasi pementasan dan pencopotan baliho acara. “Kejadian ini menunjukkan indikasi upaya sistematis untuk membungkam ekspresi seni dan perlu diusut secara tuntas,” katanya.

Penastri mendesak ISBI Bandung sebagai institusi pendidikan seni untuk menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan tidak tunduk pada tekanan yang mengancam kebebasan akademik dan artistik. Tindakan pelarangan atau pembatasan tanpa alasan yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai yang seharusnya dijaga oleh institusi pendidikan seni dan budaya. 

Penastri juga mendorong solidaritas dari seluruh komunitas seni, akademisi, aktivis, dan masyarakat luas untuk menolak segala bentuk represi terhadap seniman. “Keberpihakan pada kebebasan berekspresi adalah langkah krusial dalam menjaga iklim demokrasi yang sehat,” ujar Sahlan. Penastri berdiri bersama Teater Payung Hitam dan semua pelaku seni yang mengalami tindakan pembungkaman. 

Kronologi Pelarangan oleh Rektor ISBI Bandung

Teater Payung Hitam pimpinan Rachman Sabur yang juga pemain dan sutradara, serta pensiunan dosen teater ISBI Bandung, ingin mementaskan lakon terbarunya berjudul Wawancara dengan Mulyono. Rachman akan berduet dengan aktor Tony Supartono alias Tony Broer yang juga dosen teater berstatus aparat sipil negara (ASN) di ISBI Bandung. 

Surat pengajuan izin pemakaian tempat di Studio Teater ISBI Bandung dikirim 9 Januari 2025 namun ditolak kampus. Selain itu kampus juga mencopot baliho acara beurkuran 3 x 4 meter yang dipasang dua kali di depan Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung sampai penggembokan ruangan sehingga pertunjukan batal digekar pada Sabtu dan Ahad malam, 15 -16 Februari 2025.

Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati mengungkapkan prinsip dasar dari pelarangan kegiatan pertunjukan drama berjudul Wawancara dengan Mulyono itu. Mulyono merupakan nama kecil dari mantan Presiden Joko Widodo. ISBI menegaskan komitmennya dalam menjaga lingkungan akademik yang kondusif dan harmonis dengan melarang keras segala bentuk kegiatan yang mengandung unsur suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), termasuk kepentingan berbau politik praktis yang melibatkan dosen dan purnabakti. 

“Kebijakan ini diambil guna memastikan bahwa kampus tetap menjadi ruang ilmiah yang bebas dari konflik kepentingan dan provokasi berbasis identitas dan politik tertentu,” katanya lewat keterangan tertulis, Ahad malam 16 Februari 2025.

Menurutnya kampus memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan serta mencegah berkembangnya narasi yang dapat memecah belah persatuan. Pihaknya tidak akan mentoleransi adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan perpecahan berbasis SARA dan politik, baik yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, pegawai administrasi, maupun purnabakti. “Kampus adalah tempat bagi ilmu pengetahuan, bukan untuk penyebaran isu-isu kontraproduktif yang dapat mengganggu keharmonisan,” ujar Retno. 

Dia mengajak seluruh sivitas akademika untuk terus menjunjung tinggi semangat kebhinekaan dan menghindari segala bentuk provokasi yang dapat merusak persatuan. Kampus ISBI Bandung harus tetap menjadi tempat bagi dialog yang sehat, kritis, dan tetap dalam koridor etika akademik. 

Anwar Siswadi (Kontributor)

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus