Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serial monolog Di Tepi Sejarah musim ketiga yang dilaksanakan di Teater Salihara dimulai dengan pementasan bertajuk Suamiku Oto dan Bel Pintu, mengangkat kisah sejarah dari perspektif istri Oto Iskandar Dinata, RA. Soekirah. Pertunjukan ini digelar oleh Titimangsa dan KawanKawan Media bekerjasama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tantangan Maudy Koesnaedi Tampil di Suamiku Oto dan Bel Pintu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aktris Maudy Koesnaedi mengisi peran RA. Soekirah. “Ini adalah pertunjukan monolog yang sangat menantang karena disutradarai langsung oleh cicit dari tokohnya, yang sudah mengenal betul kehidupan sang tokoh," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya berusaha menyampaikan seorisinal mungkin. Pertunjukan ini merupakan pertunjukan monolog kesekian yang saya lakoni, tapi kali ini terasa berbeda, karena konsepnya yang terasa baru bagi saya, setiap segmen yang berubah dalam menghadirkan suasana perjalanan RA. Soekirah dalam mendampingi Oto Iskandar Dinata,” kata Maudy.
Tantangan lain yang dihadapinya adalah keragaman penggunaan bahasa Jawa dan Sunda, disertai dialek sehingga dibutuhkan konsentrasi agar perpindahan pelafalan bisa tetap mengalir.
Maudy Koesnaedi saat mementaskan serial monolog Di Tepi Sejarah berjudul Suamiku Oto dan Bel Pintu di Teater Salihara Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. Dok. Titimangsa/KawanKawan Media
Pemilihan Maudy Koesnaedi sebagai RA. Soekirah, Istri Oto Iskandar Dinata
Diskusi Happy Salma, produser pentas dan Ahda Imran, penulis skenario, sepakat mengambil sudut pandang RA. Soekirah yang dimainkan Maudy Koesnaedi. Karakter perempuan seperti beliau mengalami ketidakpastian ketika orang tercintanya menghilang, sekaligus menjadi sumber kekuatan istri-istri untuk menjalani hidup yang berarti.
Nia Dinata, sutradara dan penulis naskah pertunjukan, menyatakan, “Menghadirkan kisah Oto Iskandar Dinata melalui sudut pandang istrinya, RA. Soekirah, relevan karena sosok yang saya kenal sejak kecil adalah beliau yang kerap bercerita tentang suaminya, Oto."
Nia sudah mengenali sosok Ibu Soekirah secara personal. Baginya, Ibu Soekirah adalah sosok yang tegar, disiplin, dan berwibawa. Ekspresi dan mentalnya tidak menunjukan bahwa ia sebetulnya mungkin saja sedang mengalami trauma kehilangan sebagai seorang istri yang hidup dalam ketidak pastian bersama 11 anaknya.
Maudy Koesnaedi saat mementaskan serial monolog Di Tepi Sejarah berjudul Suamiku Oto dan Bel Pintu di Teater Salihara Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. Dok. Titimangsa/KawanKawan Media
“Sulit memotret orang yang tidak pernah emosional, dan ini berkait dengan konsep penyutradaraan, tapi saya mengaitkan ke pengalaman pribadi saya, yang juga seorang Ibu dan Istri, sehingga rasanya tetap perlu menghadirkan emosi-emosi itu, karena saya meyakini, dalam kesendirian Ibu Soekirah, ia pasti punya amarah, rasa sedih, kecewa, walaupun dia memilih untuk tidak menampilkannya di hadapan orang lain.” ujar Nia Dinata.
Sumber Informasi untuk Naskah Suamiku Oto dan Bel Pintu
Sebagai penulis naskah, Ahda Imran memaparkan, “Penulisan naskah monolog ini mendasar pada pembacaan sejumlah referensi ihwal Oto Iskandar Dinata, terutama buku Nina Lubis Si Jalak Harupat atau Iip D. Yahya “Oto Iskandar Dinata The Untold Story”.
Sebagai cicit Oto Iskandar Dinata, sutradara Nia Dinata leluasa mendapatkan banyak informasi dari sejumlah anggota keluarga besar Oto Iskandar Dinata. Dari Nia Dinata banyak diperoleh informasi penting utamanya ihwal RA. Soekirah dan berbagai peristiwa yang dilaluinya.
Suamiku Oto dan Bel Pintu merupakan produksi Titimangsa ke-69 yang sukses digelar dengan penonton umum di Teater Salihara Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023 pukul 20.00 WIB.
GABRIELLA KEZIAFANYA BINOWO