Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua puluh tahun lalu, pada 10 April 1993, Krishna Radhitya, yang masih duduk di bangku SMA, berada di antara puluhan ribu pemuda yang memadati Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Anak-anak muda itu datang untuk menonton Metallica, yang berada di puncak popularitas setelah mengeluarkan The Black Album (1991). Mereka tidak hanya datang dari Jakarta, tapi juga dari Medan, Surabaya, dan Bali. Banyak yang datang tanpa tiket, massa menyemut hingga di luar stadion. Saat band metal Indonesia, Rotor, mulai menggedor sound system berkekuatan 400 ribu watt, kerusuhan di luar stadion mulai terjadi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo