Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Captain America: The Winter Soldier
Sutradara: Joe Russo, Anthony Russo
Skenario: Christopher Markus, Stephen Mcfeely
Pemain: Chris Evans, Samuel L. Jackson, Scarlett Johansson, Robert Redford, Sebastian Stan, Anthony Mackie
Produksi: Marvel Studios dan Walt Disney
Captain America mungkin bisa disebut tokoh hero Amerika Serikat yang paling nasionalis. Kostum yang digunakannya bergambar bendera Amerika. Ia diciptakan untuk membantu Amerika dalam Perang Dunia II. Semula ia adalah pemuda lemah bernama Steve Rogers yang kemudian disuntik serum eksperimental.
Dan film terbaru Marvel Studios, Captain America: The Winter Soldier, yang dirilis pada April 2014, belum-belum sudah berhasil meraup penghasilan US$ 476 juta di seluruh dunia. Film yang digarap dua bersaudara, Joe dan Anthony Russo, itu digadang-gadang sebagai film layar lebar dengan keuntungan terbesar tahun ini.
Captain America: The Winter Soldier merupakan sekuel dari film Captain America: The First Avenger (2011) dan The Avengers (2012). Dikisahkan bahwa Steve Rogers alias sang Captain America (Chris Evans)-lelaki berkekuatan super hasil eksperimen semasa Perang Dunia II-setelah berpuluh-puluh tahun dibekukan pasca-kecelakaan yang menimpanya, dibangunkan kembali.
Ia menetap di Washington, DC, dan bergabung dengan SHIELD, organisasi intelijen yang dipimpin Nick Fury (Samuel L. Jackson). Di awal film diceritakan bagaimana Kapten Amerika kagok dengan masa kini. Rogers mencatat apa saja yang perlu dia ketahui, dari serial I Love Lucy, Tembok Berlin, disko, sampai siapa Steve Jobs. Dia pun buru-buru mencatat ketika rekannya, Sam Wilson (Anthony Mackie), menyebut soundtrack Troubleman yang dibawakan Marvin Gaye.
Secara garis besar, film ini berkisah tentang konflik yang terjadi dalam tubuh SHIELD. Nick Fury si pemimpin terbunuh. Rogers diburu banyak pihak. Termasuk oleh pembunuh misterius bernama Winter Soldier (Sebastian Stan). Rogers dianggap menyembunyikan sesuatu yang berhubungan dengan proyek Insight yang tengah dijalankan Alexander Pierce (Robert Redford), rekan Fury.
Dibanding The First Avenger, yang lebih banyak mengupas masa lalu Captain America, film ini penuh adegan laga. Dramaturgi film berbiaya US$ 170 juta ini penuh intrik, lebih gelap, dan serius. Semua disajikan dalam tempo cepat, dengan alur yang jelas, sehingga gampang dimengerti, termasuk oleh mereka yang belum menonton film-film Captain America sebelumnya.
Christopher Markus dan Stephen McFeely, sebagai penulis naskah, dengan cerdas mengolah ritme cerita sehingga tidak membosankan. Mereka menyajikan sebuah cerita yang membuat penonton tak gampang menebak siapa tokoh jahat yang sesungguhnya. Chris Evans, yang berperan sebagai Captain America untuk ketiga kalinya, juga tampil lebih luwes dibanding di film-film sebelumnya.
Yang menarik, Joe dan Anthony Russo memberi porsi cukup besar untuk adegan perkelahian tangan kosong satu lawan satu. Sang Captain America pun terlibat duel satu lawan satu. Kabarnya dua bersaudara ini terinspirasi film laga Indonesia garapan Gareth Evans, The Raid. Betul atau tidak, adegan perkelahian film ini memang menegangkan.
Durasi yang lumayan panjang, yakni 136 menit, tampaknya memberi keleluasaan bagi duo Russo mengolah kisah yang diambil dari komik Captain America karangan Joe Simon dan Jack Kirby pada 1941 ini. Bagi para penggemar film superhero, Captain America: The Winter Soldier memang sayang untuk dilewatkan. Dan jangan buru-buru meninggalkan kursi sampai kredit titel benar-benar usai. Ada kejutan yang disiapkan oleh Anthony dan Joe Russo.
Nunuy Nurhayati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo