Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Petualangan Rasa Dan Perasaan

Film besutan Edwin memanjakan mata dengan suguhan aneka sajian kuliner dengan sangat dekat dan menggugah selera.

6 Oktober 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petualangan Rasa Dan Perasaan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Niat"kulineran" Aruna (Dian Sastrowardoyo) bersama Bono (Nicholas Saputra), sahabat kentalnya yang merupakan chef profesional, tak juga kesampaian. Resep nasi goreng Mbok Sawal, pengasuh Aruna saat kecil, meneror pikiran dan lidah perempuan lajang 35 tahun yang ahli wabah itu. Akhirnya tugas menginvestigasi penyakit flu burung malah mewujudkan rencana mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sayangnya, rencana itu sedikit terganggu oleh kehadiran Fahrish (Oka Antara), kolega lamanya di kantor, yang pernah ditaksirnya. Pria yang berprofesi sebagai dokter hewan itu ditugasi oleh kantornya untuk mendampingi investigasi Aruna. Sedangkan Bono mengajak serta Nadezhda (Hannah Al Rashid), seorang kritikus makanan, yang diam-diam disukai Bono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sinilah petualangan rasa dan perasaan mulai mengalir dengan cukup lezat, selezat rawon Surabaya yang disorot dengan sangat menggoda. Dari biji kluwak-bumbu utama rawon-yang pecah dihantam ulek berpadu dengan aneka rempah hingga potongan-potongan daging dalam kuah rawon yang hitam panas dan saat dituang di mangkuk."Kuahnya tidak terlalu kental dan tidak terlalu manis," ujar Bono sambil menyendokkan sepotong daging ke mulutnya.

Dari Surabaya, empat orang ini menjelajah ke Pamekasan, Pontianak, dan Singkawang. Bertualang rasa mencoba campor lorjuk, bakmi kepiting, pengkang, choi pan, dan aneka makanan Nusantara. Mereka bertiga mengarungi makanan menjadi sebuah pengalaman rasa di lidah dan hati. Hal itu berbeda dengan Farish, lelaki yang gampang menolong, tapi kaku, yang memandang makanan hanya sebagai pengganjal perut lapar tanpa sensasi petualangan rasa.

Perjalanan yang saling menyimpan rasa di hati ini dihangatkan oleh konflik yang mulai terjalin. Aruna mulai mencium sesuatu yang tak beres di lapangan dalam investigasinya, tapi tak didukung Farish. Urusan pekerjaan yang mulai sejalan berkelindan dengan rasa cemburu yang menyelinap di hati Aruna dan benturan ego di antara mereka.

Urusan hati juga tetap dituangkan oleh Edwin dalam makanan lewat rujak soto yang mewakili perasaan Aruna."Rujaknya kalah... mengapa disatukan jika masing-masing lebih baik?" ujar Aruna, yang menelantarkan rujak sotonya begitu saja.

Edwin berhasil mengadaptasi novel karya Laksmi Pamuntjak berjudul sama itu dengan baik. Ia menyuguhkan belasan masakan Nusantara dari empat kota yang menjadi lokasi. Inilah tantangan bagi sutradara terbaik FFI 2017 itu dalam memilih makanan khas yang ditampilkan dari novel tersebut. Ia berani mengambil pilihan makanan dan kota yang akan dihadirkan, termasuk mengeksekusi makanan yang bahkan tak ada di novel. Soal wabah flu burung yang menjadi cantolan disangkutkan dengan korupsi yang tak terlalu dieksplorasi.

Dalam film ini, penonton tak lagi melihat Nicholas Saputra dan Dian Sastro sebagai sepasang kekasih di film Apa dengan Cinta?, melainkan sebagai sahabat kental yang saling peduli. Nicholas tampil lebih alami dan kocak dengan celetukan-celetukan yang memancing tawa penonton sepanjang film. Nicholas bukan lagi Rangga atau Elang yang dingin, ketus, dan misterius, melainkan sebagai chef Bono yang hangat dengan senyum lebar dan sikap santai.

Edwin piawai menyuguhkan drama dewasa dengan kerumitan persoalan masing-masing. Masalah cinta yang kompleks, soal perselingkuhan, serta seks yang dibicarakan secara dewasa, natural, tidak berlebihan, dan tidak menghakimi. Misalnya, urusan kondom dan pembalut-obrolan antara Nad dan Aruna-atau dengan nyamannya Nad berkisah tentang perselingkuhannya. Sebuah kisah yang segar dan menghibur tanpa menggurui.

Sutradara Postcard from the Zoo ini juga menyelipkan adegan surealis dalam mimpi-mimpi Aruna. Yang mungkin agak mengganggu adalah ketika dihadirkan sebuah toilet bersih, rapi, dengan sabun dan tisu di sebuah perhentian di kelokan antah berantah dengan pemandangan laut yang indah. Kondisi ini terasa terlalu dilebih-lebihkan. Adegan adu argumen yang terlalu didramatisasi di tengah-tengah pawai liong juga kurang asyik. DIAN YULIASTUTI


Aruna dan Lidahnya

Sutradara:
Edwin

Penulis Naskah:
Titien Wattimena dari novel Laksmi Pamuntjak

Pemain: Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Hannah Al Rashid, Oka Antara, Ayu Azhari, Desta Mahendra

Genre:
Drama, komedi

Produksi:
Palari Films

Durasi:
1 jam 46 menit

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus