Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Abdul Wachid B.S.
Jangan Sakit, Solla
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jangan sakit, Solla
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Telah kumohonkan Tuhan
"Pindahkan pohon sakit cucu
Ke pohon jati diriku"
Saat sakit, daun-daun mengering
Seperti dosa berguguran
Ke haribaan bumi
Sebagai rumah ulat-ulat bulu
Kelak mereka terbang kupu-kupu
Mengangkut rasa
Cinta kepada istri
Tidak mau berbagi
Cinta kepada anak
Merelakan semua yang enak
Tetapi, cinta kepada cucu
Rela berkejaran dengan kupu-kupu
Meninggi, seperti hikmah
Nenek-moyang yang terbang
Mengagumi masjid biru
Di Turki Usmani
Sehatlah selalu, Solla
Sakitnya seorang cucu
Mendemamkan jiwa
Tengadahkan tangan Fatihah
Memi'rajkan rasa sakit sampai
Ke puncak pohon silsilah
Tempat semua kebaikan
Dan segala keindahan
Menghunjam sekaligus
Melesatkan doa-doa
Shalatullaah salamullaah
Bertahtalah wahai jiwa
Di bawah rahmat
Pohon syafaat
Pohon-pohon jati diri
Shallu 'ala Nabi
Yogyakarta, 30 Maret 2024
Pengakuan
Aku tak punya metafora
Mengungkapkan nyala cinta
Engkau minyak ataukah aku sumbunya
Yang pasti kegelapan berubah cahaya
Aku tak punya metafora
Menyatakan jiwa cinta
Engkau tuan ataukah aku pelayan
Yang pasti kita tuan sekaligus pelayan
Yogyakarta, 8 Maret 2024
Abdul Wachid B.S., lahir pada 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Guru besar bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Islam Negeri (UIN) Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto ini menulis puisi dan esai yang disiarkan di berbagai media. Melalui buku Sastra Pencerahan, Abdul menerima penghargaan Majelis Sastrawan Asia Tenggara (Mastera) sebagai karya tulis terbaik kategori pemikiran sastra pada 7 Oktober 2021
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo