Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika Hawa berjalan-jalan
Ia melihat hewan-hewan itu sudah diberi nama—
Seperti burung bulbul, elang bahu merah,
Kepiting uca, rusa bera—
Aku penasaran jika saja ia ingin mereka
Untuk kembali berbicara, lalu melihat
Ke dalam matanya yang mulia
Lalu berbisik Namai aku, namai aku.
Leluhur
Aku terlahir dari bebatuan, bertulang batuan rijang,
batuan obsidian, batu lava. Aku terlahir dari
pepohonan—
pohon kastanya, pohon dafnah, pohon toyon, pohon akasia, pohon redwood, pohon cedar,
ribuan pohon ek
yang membungkuk bersama lumut dan janggut orang tua.
Aku terlahir di sofa hijau di Jalan Carriger
di antara
kebun anggur dan padang rumput kuda.
Luput pada pandangan pertamaku, terangnya batu-bata
yang mengganjalku sedari semula. Aku
khilaf
Akan wajah saudaraku, ibuku, ayahku.
Mungkin aku akan ingat dedaunan yang masuk melalui jendela mobil
Jendela,
melewati jendela kamar, melewati jendela
kelar,
cara mereka bernaung dan membuat pola tanah,
semua
kekuatan itu berasal dari akar. Bisakah membayangkan bahwa kau harus selamat
tanpa harus berlari? Aku terlahir dari pola
dedaunan,
yang entah berasal dari mana.
Ada Limón adalah penyair perempuan Amerika Serikat yang lahir pada 28 Maret 1978. Ia mendapat beberapa penghargaan, seperti Autumn House Poetry Prize (2005), Pearl Poetry Prize (2006), dan National Book Critics Circle Award for Poetry (2018). Puisi di atas diterjemahkan dari buku The Carrying (2018) oleh Eka Ugi Sutikno, pegiat Kubah Budaya dan Madah Doa.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo