Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Puisi Agung Wicaksana

Agung Wicaksana adalah mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

21 Februari 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi: Tempo/imam Yunni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Di Halaman Belakang Medayu Agung

  • Di Sepanjang Kya-Kya

Agung Wicaksana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Halaman Belakang Medayu Agung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

         __ mengingat Hiem Hwie & Pram

 

Telah digelar kain menyelimuti meja

yang biasa menahan beban pikiran

Tanpa debam membikin luka

sebab harapan bersetia menjaga

 

Bercakap-cakaplah, bergurau tentang

lelucon yang sempat kita sudahi

Sambil menenggak kopi yang digiling diperas

oleh keperkasaan para kuli

 

Kau tahu, cita-cita kita terus berkecipak

Bergerilya di kepala yang hafal betul

harus menoleh ke mana

Tangan yang siaga membela

meski hanya sehasta fitnah mengada

 

Jika tertindih utang, juga dijarah semua pakaian

Ambil apa yang berlebih padaku

Tawanlah perkariban ini

di arus waktu yang tak tentu, semaumu

 

Walau masih kerap kita jumpai

Menggigil bocah di bawah jembatan,

punya mimpi mengenangkan jejak di bulan

Kapan pun perempuan-perempuan

dapat terbujur lecur telanjang

di ceruk kelam para bujang yang

mencicipi saja belum, apalagi melahap pengetahuan

 

Bukannya mereka tak suka membaca

atau jengah mendengar ceramah,

Tapi seperti kelahiran, nyatanya,

Tak semua punya kesempatan

 

Maka demikian kuwartakan

melalui catatan yang kelak beringsut

Memori yang membubuhkan kusut di tiap sudut

bahwa barangkali tak ada yang berubah:

 

Hari ini seakan berkabar dengan hari lalu

Dari hari lalu yang riuh haru itu,

telah merencanakan kedatangannya

 

Bertanyalah, seturut gebalau dalam pikiran:

“apakah           Mengukur kedalaman tanah

  dan                Menelaah keluasan air

  merupakan     Keingkaran pada tumpah darah?”

Sebelum bergemeletak urat dan tulang, jawablah.

 

Januari, 2021

 

 

Di Sepanjang Kya-Kya

 

Tak ada pot-pot porselen di sepanjang Kya-Kya

Tong minyak menampung air hujan

Mungkinkah luapannya menghanyutkan lobak serta tiram

 

Atap-atap berdempetan seperti perisai perang

Aku membayangkan kebijaksanaan

Seperti akar layu dalam laci lapuk toko ramuan

 

Tukang kincau sudah sering berkeluh

Lantaran khasiat dari semenanjung jauh

Kalah mujarab dari yang ditanam dekat parak

 

Berkunjunglah, pakai terusan yang redup gemerlap

Hanya ringkih bambu dibebat sulur dan lumut

Apa yang kau saksikan selain kesangsian:

 

Mereka bawa banyak goni, diisi perhiasan dan kain mahal

Meninggalkan ruko selagi lentera-lentera kusam

Menari-nari dalam kelentang angin menghajar pinggan

 

Maka telah berhasil mereka meniadakanmu

Menimbun penjaja baikut, bakcang, seafood

Seperti prajurit terakota mengangankan kepalanya yang hilang

 

Bagaimana kau menggambarkan seorang karib

Sementara penarik potehi tak lagi mengusung pelantang

Seperti apa merasakan menang-kalah dalam bersembunyi

 

jika gudang-gudang itu hanya menyimpan cuit walet membikin sarang

Pada dinding yang terus menambah celah

Pada pengasong merugi berkulak soda dan kopi

 

Maka ada hari akhirnya kita mengenang tempat ini

Sebagai luka lecet jatuh dari sepeda

Hingga tak perlu lagi menambahkan roda

 

Sehangat apa kepulangan pada kunjungan yang tak pasti

Mengapa saat hendak kembali dalam diri

Justru banyak hal telah berganti

 

Januari, 2021


Agung Wicaksana lahir di Surabaya pada 15 September 2000. Buku puisi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ini bertajuk Fanatorium (2017).

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus