Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Puisi Diafan: Pengertian, Contoh dan Perbedaannya dengan Puisi Prismatis

Puisi diafan adalah puisi yang mudah dipahami dan kerap disebut sebagai puisi polos. Berikut pengertian dan contohnya.

5 Desember 2024 | 11.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peserta membacakan puisi dalam lomba yang diadakan Relawan Cakra Satya 08 (CS 08) di Kediaman Prabowo, Kertanegara 4, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024. Relawan Cakra Satya 08 (CS 08) menggelar lomba pembacaan puisi sekaligus deklarasi dukungan kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka agar bisa menang sekali putaran. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA - Puisi adalah sebuah karya sastra yang populer di berbagai kalangan masyarakat. Puisi ini terdiri dari berbagai jenis, yang salah satunya dikelompokkan berdasarkan cara menafsirkan makna puisinya. Menurut kategori itu, terdapat tiga jenis puisi, yakni puisi diafan, puisi prismatis, dan puisi gelap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, puisi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang puitis, serta terdiri atas larik dan bait. Puisi adalah hasil ungkapan pikiran dan perasaan penyair secara imajinasi, berbeda, dan lebih kontemplatif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun puisi diafan kerap kali disebut sebagai puisi yang polos. Apa maksudnya? Berikut rangkuman informasi selengkapnya mengenai puisi diafan, mulai dari pengertian, ciri, hingga contohnya.

Pengertian Puisi Diafan

Menurut Waluyo (2003), puisi diafan atau yang disebut juga sebagai puisi polos adalah puisi yang kurang menggunakan pengimajian, kata konkret, dan bahasa figuratif, sehingga bahasa yang digunakan hampir mirip dengan bahasa sehari-hari.

Suharianto (1981) mendefinisikan puisi transparan atau puisi diafan sebagai pusi yang kata-katanya sangat terbuka, tidak mengandung pelambang-pelambang atau kiasan-kiasan. Sedangkan Badrun (1989) menyatakan bahwa puisi diafan adalah puisi yang mudah dipahami, tidak ada kata-kata atau lambang yang sukar dipahami.

Berdasarkan buku Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII, diafan berarti jernih atau bening. Jadi, puisi diafan berarti puisi yang isi dan maknanya mudah dipahami karena kejernihan bahasanya.

Ciri utama dari puisi diafan adalah kalimatnya mudah dipahami, kurang pengimajinasian atau kiasan, memiliki makna terang-benderang atau jernih, bahasa yang dipakai adalah bahasa sehari-hari, dan biasanya diperuntukkan untuk anak-anak..

Perbedaan dengan Puisi Prismatis dan Puisi Gelap

Puisi prismatis mempunyai makna cukup sulit dipahami. Jadi, puisi prismatis merupakan puisi yang memiliki banyak makna yang dapat ditelusuri oleh pembaca dan penyair mampu menyelaraskan kemampuan tersebut serta memiliki macam-macam makna yang bahasanya bersifat multy interpretable.

Ciri utama dari puisi prismatis adalah kalimat-kalimatnya mengandung majas dan perlu ditafsirkan agar dapat dipahami pesan-pesan yang ada di dalamnya. Hampir sama dengan puisi prismatis, puisi gelap merupakan puisi yang sulit ditafsirkan dan memiliki banyak majas, lambang,dan kiasan.

Contoh Puisi Diafan

Berikut contoh puisi diafan mengutip dari buku Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII.

Pada Sebuah Kedai Kopi

Karya: Maya Lestari Gf.

Jam di dinding menunjukkan pukul sebelas siang
Ketika engkau datang dengan kantong belanjaan
Bermerek toko sepatu terkenal 

Kau meminta maaf karena sudah datang terlambat
Katamu kau punya urusan penting yang tidak bisa ditunda.
Aku melihat merek di kantong belanjaanmu
Dan tahu, bahwa membeli sepatu lebih penting dari pada aku 

Aku duduk di kedai kopi ini sejak pukul sembilan
Sejak semalam berpikir tentang kau dan aku
Aku teman sejak masa kecilmu
Kau teman sepermainanku
Dulu kita sering bermain bersama
Sepanjang hari mengerjakan apa saja
Tapi sekarang semua berbeda
Kau mulai berubah
Lebih suka membicarakan hal-hal yang dulu tidak pernah ada
Seperti, seberapa mahal harga pakaianmu
Seberapa mahal merek jam tanganmu
Seberapa murah harga sandal jepitku 

Aku tidak tahu,
Apakah aku masih sahabatmu
Tapi yang jelas,
Di kedai kopi ini aku tahu,
Pertemuan kita tidak lebih penting dari sepatumu.

Aku, Si Sungai

Karya: Ralli Dibyaguna

Aku adalah sungai
Yang mengalir dari gunung ke lautan luas
Airku yang jernih
Berasal dari mata air nun jauh di gunung

Di sepanjang perjalanan
Ku ditemani oleh ikan-ikan
Oleh beragam hewan
Yang melepaskan dahaga dengan airku
Airku yang jernih dan segar

Namun
Sesampai di kota
Manusia memberiku sampah
Air Jernihku menjadi cokelat, kotor dan bau
Airku yang jernih tercemar sudah
Teman-temanku, ikan-ikan turut menderita
Semua karena ulah manusia
Adakah yang patut kuperbuat?
Adakah yang dapat kau perbuat kawan?
Agar airku jernih dan segar kembali
Tolonglah aku

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus