Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Didik Wahyudi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BILA PUISI INI ADALAH SEEKOR BURUNG
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
: Octavio Paz, Batu Matahari
Ia memiliki banyak sekali
Ranting dan dahan
Tempatnya hinggap
Dan menyuarakan kehidupannya
Ia melayang di atas
Rimbunan hutan
Yang hijau
Yang terhalangi kabut masa lalu
Ia melayang rendah pula
Di sepanjang sungai
Yang membawa
Cerita-cerita hulu
Dan membentuk dirinya
Bersama bunyinya sendiri
Dan matahari yang berjatuhan
Ia melayang di situ
Dengan tenang
Ia turun ke rerumputan
Mematuki kerikil waktu
Bila puisi ini adalah
Seekor burung
Ia mempunyai perjalanan
Panjang menuju puncak
Bukit
Pohon-pohon masa lalu
Dan baju sungai yang segar
Kulit terang matahari
Tersimpan rapi dalam helai-helai
Bulunya yang lembut
Dan membawanya lebih lekat
Ke pandangan para pemburu
Yang haus menyalinnya
Ke atas kertas, atau panggung,
atau kanvas.
(2022)
MAGNET
Meski agak terlambat
Tiba juga aku di pantai ini
Seseorang telah mengisahkannya
Dengan indah dan aku telah
datang lalu membenarkannya
Aku menemukan yang ia temukan
Menciumi angin yang mengemas
Seluruh bau lautan
Ikan-ikan dalam keranjang,
Asap api unggun para pelancong,
pohon-pohon nyiur,
Bangkai seluruh
Isi lautan jadi perangkap
Yang mendekap hari-hari merah
di hadapanku
Selalu, selalu ada seseorang,
Sesuatu yang membuatmu
Melakukan atau tidak
Melakukan sesuatu
Dan beberapa orang
boleh jadi pernah jatuh hati
kepada puisi karena seseorang
telah menulis sebuah puisi
Tak pernah mati: Aku.
(2022)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo