Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muhammad Daffa
Penafsir Anomali
: Fajar dan Bayu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
barisan nabi
melempar iman
pada jurang samawi,
adakah kau dengar
sisa pekiknya,
atau gema dari kegelapan bahasa?
kita dimana, tanyamu, doa-doa dikuburkan
dengan Tuhan sebagai batu nisannya.
ayat sebatas kabut mengepung,
sementara puisi ini
tetap memilih yang percuma,
gelas-gelas berjejer dengan tamsil qiyamul lail,
para auliya tak henti memuji-muja keramahan surga.
surga, katamu, buah bibir penzikir di balik tabir.
tak perlu sirr sepenuh diam,
bila surga mulai membuka telinga,
mendengar sekhusyuk-khusyuknya.
nyalakan lagi
sisa sufi dalam diri,
yang lama terkubur anomali pagi.
pagi, apakah datang
dengan mihrab berkoar-koar sujud penghabisan?
Fajar timbul di antara shalawat sajadah,
tapi Bayu dihantam bingung
ketika firman menjelma dinding maha beku.
dinding itu memblokade setiap keyakinan,
ketika Al-Lail tak lagi mahir berdalil.
datangkan sunyi-Mu, biar bebas
iman yang kebas dari jeratan benalu.
datangkan cahaya
atau apa pun dari kedamaian firdaus,
biar tertebus pula segenap haus
maret 2024
Yogarta Awawa Prabaning Arka
Menulis Biografi
aku telah jadi teks biografi
sejak masuk dalam riwayat hidupmu.
kau menulisku dengan peristiwa
yang menciptakan perjuangan
di tengah kekosongan pahlawan.
teks yang kau tulis
membuka rute sejarah
yang tak bermuara pada kudeta
atau air mata wanita.
sejarah yang membuatku berani
bangkit dari kuburan narasi
dari dongeng yang menciptakan
ketundukan perempuan.
aku di dalam teksmu
mendaki gunung tafsir.
kerikil-kerikil egoku
berjatuhan dari lembah
membuatku tak bisa
mencapai puncak ke-aku-an
yang diselumuti lautan awan.
di sini, aku tidak sama lagi
bayanganku menjadi guci
yang menyimpan abu kremasi waktu.
Palmerah, 2024
Muhammad Daffa, alumnus Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga. Buku puisinya berjudul Talkin (2017) dan Suara Tanah Asal (2018). Naskah kumpulan karyanya Catatan dari Pekarangan Acak menjadi juara ketiga Sayembara Manuskrip Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan 2023.
Yogarta Awawa Prabaning Arka bermukim di Palmerah, Jakarta. Cerpen dan puisinya disiarkan di berbagai antologi, seperti Narasi Baru (2018), Semesta Jiwa (2020), serta Sebuah Usaha Memeluk Kedamaian (2021).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo