Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Willy Ana
Koyak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kau tak mencari mataku yang kristal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika tirai langit mulai koyak oleh uapan tanah yang luka
Kau juga tak memeluk peraduanku yang patah
ketika baut-bautnya lepas dari rongga biliknya
Padahal kau selalu menjadi angsa yang memberi riak
pada kolam ku yang bening
Menggiring petang sambil sesekali menghitung denyut
pada kesal yang menyelinap.
Kau juga acapkali menuang petuah pada ratapku yang tak berujung
Hingga isakku tak lagi tersedu
Namun hingga siang pun mulai rebah
Tak kulihat ekormu yang biru
Bahkan malam layu seperti lidahmu yang gagu
Kau bersembunyi di antara riak dan tenang
agar surya tak menembusnya
Haruskah aku menghapus siluet wajahmu
pada bayang petang meski tak kulihat sekatnya
Lembar demi lembar telah ku eja
Namun tak kutemukan kalimat yang yatim untuk kudustakan.
Aku tak lagi menjadi kelinci yang rebah di tubuhmu.
Sebab wangi citrusmu tak lagi membiusku.
Depok, Oktober 2023
Alexander Robert Nainggolan
Silsilah di Mata Merah Penyair Anwar
di mata merahmu, kata-kata berkerumun
akhirnya kau tempuh juga jejak itu
mengunjungi leluhur
meskipun tak pernah kautanyakan berapa lama lagi umur
yang pernah tertinggal di badan
bukankah segala rahasia telah datang hilir mudik
di muara enigma
pada rumah gadang
tiang-tiang kayu yang tertopang
tempat engkau engkau mengiris kata
menempanya bersama silau cahaya
di lorong parit dalam
ada remah-remah ingatan
membentang seperti rimbun pohon di kegelapan
kampung halaman semacam tirai berwarna kelabu
acap ingin disibak serupa menyemai semak
engkau bersikeras menguak
menanak luka dan duka
menebas batas silsilah
jalan-jalan kampung
lingkaran silsilah
betapa engkau rekam dalam runcing diksi
di kedap suaramu
hingga 1000 tahun lagi
namun kita mesti berangkat
menginggalkan pelabuhan lama
semuanya sudah tanak
ada yang berkerak
di sekujur tubuhmu
ah, betapa kata-kata itu kerap mengganggu
jadi sembilu di dada
membekas hingga di akhir kata
di paru-parumu dan remas sejarah yang jadi candu
di mata merahmu, ada rimbun pohon
mengunyah masalalu
ingin disibak selalu
hingga engkau lungkrah di sabana
merebut sunyi yang telah luruh
di ujung daun
engkau terus mengiris kata
di tubir mata merahmu
2023
Willy Ana lahir di Bengkulu, 29 September 1981. Puisinya disiarkan di berbagai media cetak dan online. Buku puisinya antara lain Tabot Aku Bengkulu (2016) dan Petuah Kampung (2017). Ia adalah inisiator sekaligus Ketua Festival Sastra Bengkulu.
Alexander Robert Nainggolan (Alex R. Nainggolan) lahir di Jakarta, 16 Januari 1982. Karyanya berupa puisi, cerpen, esai, dan tinjauan buku yang dipublikasikan di media cetak serta online. Buku puisinya antara lain Silsilah Kata (2016) dan Dua Pekan Kesunyian (2023).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo