Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Septina, Tatyana, dan Panyuwunan

Sejumlah penyanyi menyanyikan sajak Romo Kuntara Wiryamartana, “Panyuwunan”. Seperti doa untuk mengusir kegelisahan di masa pandemi Covid-19.

17 Juli 2021 | 00.00 WIB

Septiana Rosalina Layan. Dok. Pribadi
material-symbols:fullscreenPerbesar
Septiana Rosalina Layan. Dok. Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Sajak Romo Kuntara yang dinyanyikan.

  • Sajak ini seperti doa mengusir kegelisahan.

  • Septina dan Tatyana dua di antara sejumlah orang yang memberi tafsir baru.

DAYA gugah lagu “Panyuwunan” sampai ke Jayapura. Septina Rosalina Layan, pengajar di Jurusan Musik Institut Seni dan Budaya Indonesia Tanah Papua, mengaku langsung merasa ingin ikut bernyanyi begitu mendengar sajak Romo Kuntara Wiryamartana yang dilantunkan Dimawan Krisnowo Adji. Kesan pertamanya: ia merasa lagu tersebut menyerupai sebuah lamentasi.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Seno Joko Suyono

Seno Joko Suyono

Menulis artikel kebudayaan dan seni di majalah Tempo. Pernah kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Pada 2011 mendirikan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) dan menjadi kuratornya sampai sekarang. Pengarang novel Tak Ada Santo di Sirkus (2010) dan Kuil di Dasar Laut (2014) serta penulis buku Tubuh yang Rasis (2002) yang menelaah pemikiran Michel Foucault terhadap pembentukan diri kelas menengah Eropa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus